Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Author
Title: Laporan PKL di PERKEBUNAN TELUK MANIS PT.WARISAN TELMA
Author: Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS )
Rating 5 of 5 Des:
PENDAHULUAN 1.    Latar Belakang Mahasiswa sebagai calon sarjana akan berperan dalam pembangunan, sebahagian waktunya banyak digunaka...
PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang
Mahasiswa sebagai calon sarjana akan berperan dalam pembangunan, sebahagian waktunya banyak digunakan untuk belajar di ruang kuliah, laboratorium dan perpustakaan. Output dari dunia perguruan tinggi, berupa sarjana yang sebahagian besar akan di gunakan oleh dunia usaha atau menggeluti dunia usaha.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada dasarnya adalah merupakan : a) perwujudan dari program “link and math” yakni pendekatan dunia pendidikan dengan dunia kerja, b) pendekatan interdisipliner dan komprehensif ilmu pertanian, c) lintas program studi, d) memperluas wawasan ilmu pertanian dan kepragmatisan serta, e) merangsang aktivitas mahasiswa dalam proses pengumpulan informasi, analisis situasi, identifikasi, perumusan dan pemecahan masalah, perencanaan serta evaluasi program kerja.
Adanya kesengajaan antara dunia usaha dengan perguruan tinggi, perlu di jembatani melalui kegiatan yang dilakukan oleh dunia pendidikan maupun dunia usaha. Upaya yang dikenal dengan “link and math” ini harus dimulai dan diprakarsai oleh perguruan tinggi sebagai dunia akademis. Untuk mengakomodir hal ini adalah melaui kegiatan PKL yang dilakukan mahasiswa untuk mengenal permasalahan di dunia usaha.
Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa, dimana pelaksanaanya di lakukan di luar kampus dalam bentuk pengalaman praktis dan latihan kerja yang terkait dengan bidang pertanian UISU. Praktek Kerja Lapangan adalah bagian integral dari proses pendidikan yang mempunyai ciri khusus. Karenanya sistem penyelenggaraanya memerlukan landasan yang akan memberikan gambaran serta pengertian yang utuh tentang apa, bagaimana serta untuk apa.

2.   Tujuan PKL
a.    Memberi pengalaman belajar dan pengalaman kerja untuk pembangunan pertanian/perkebunan umumnya dan pengolahan pada khususnya.
b.   Meningkatkan wawasan dan kepribadian mahasiswa, sehingga calon sarjana lebih siap dan matang memasuki lapangan kerja.
c.    Mendekatkan perguruan tinggi dengan dunia usaha.

3.   Sasaran Mahasiswa
a.    Mahasiswa dapat memperdalam tentang kemanfaatan ilmu dan teknologi pertanian di lapangan.
b.   Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap kesulitan yang di hadapi di lapangan.
c.    Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan pengetahuan keterampilan ilmu dan teknologi pertanian di lapangan.
d.   Mahasiswa terlatih sebagain penelaah, pengidentifikasian, perumusan dan pemecahan masalah, penyusunan dan evalusi pekerjaan.
Terbentuknya calon-calon pekerja yang lebih mengenal kondisi di lapangan.



GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN TELUK MANIS PT.WARISAN TELMA

1.     Sejarah Kebun Teluk manis
            Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini mengambil lokasi di PT. Warisan Telma Perkebunan Teluk Manis milik Divinia lily. Perkebunan Teluk Manis berasal dari perkebunan milik Tuan Angel kam warga negara Belgia pada tahun 1947 dengan komoditi tanaman adalah Karet. Dalam perkembangan perkebunan ini beberapa mengalami perubahan kepemilikan serta pergantian nama, yaitu pada tahun 1960 berganti nama menjadi CV. Warisan  yang dimiliki oleh Burhannuddin. Pada tahun 1980 CV. Warisan berganti nama menjadi PT. Warisan Telma. Pada tahun 1993 di lakukan perubahan komoditi dari tanaman Karet menjadi tanaman Kelapa sawit. Pada tahun 1999 PT. Warisan Telma di beli oleh Divinia lily.
            Perkebunan ini berada di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara ± 187 km dari kota Medan, dan berbatasan sebelah utara, selatan dan barat dengan PT. Padasa Enam Utama, sebelah timur berbatasan dengan Desa Silomlom, tepatnya 02052’46” LU dan 99042’01” LS, 34 m di atas permukaan laut (dpl). Jenis tanah podsolik.
            PT. Warisan Telma memiliki luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 500 ha, dengan komoditi tanaman Kelapa Sawit seluas 486,59 ha. Bahan tanaman kelapa sawit yang di budidayakan PT. Warisan Telma merupakan bahan tanaman unggul yang berasal dari persilangan dura x pesifera dari Balihas.
            Struktur organisasi dan manajemen PT. Warisan Telma memiliki garis komando dan garis koordinasi, hal ini yang menjadi susunan struktur organisasi dan manajemen perusahaan dapat terkendalikan dengan baik.
            Jumlah tenaga kerja di PT. Warisan Telma adalah 70 orang. Sistem gaji/upah di PT. Warisan Telma yaitu sesuai dengan Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan (BKS PPS) dan besarnya sesuai dengan Upah Minimum Karyawan (UMK) yang di berikan sebulan sekali.
2.     Luas Kebun Teluk Manisa
Kebun Teluk Manis yang terletak dekat dengan desa Silom lom, Kecamatan simpang Empat, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Secara keseluruhan memiliki luas lahan sekitar 486,59 ha dengan rincian penggunaan lahan sebagai berikut :
Secara umum jenis tanah yang terdapat pada Kebun Teluk Manis Adalah typic paleudult yaitu tanah yang mengandung Karbon (C) tergolong sedang di lapisan atas dan tergolong rendah dilapisan bawah. Kandungan Nitrogen (N) agak rendah pada seluruh lapisan, begitu juga Fosfor (P) tergolong rendah, pH tanahnya masam, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa tergolong rendah di seluruh lapisan.
Secara keseluruhan lahan di Kebun Teluk Manis memiliki Topografi bergelombang dengan kemiringan sekitar 8%. yang berada pada ketinggian 30 m dpl, dan berjarak sekitar ± 15 km dari pinggir pantai.
Untuk melihat secara lebih jelas bentuk dan luas lahan yang dimiliki Kebun Kebun Teluk Manis, dapat kita lihat gambar peta di bawah ini.
Gambar 1. Peta Kebun Teluk Manis

3.Luas lahan yang ditanami
Pada Kebun Teluk Manis lahan yang di tanami terdiri dari 22 blog dengan luas lahan keseluruhan 486.59 ha. Pada perkebunan ini tahun tanam terdiri atas beberapa kelompok yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Tahun Tanam Kelapa Sawit di Kebun Teluk Manis
Nomor
Tahun Penanaman
blog
1
Tahun Tanam 1995
3 – 9 – 10 – 12
2
Tahun Tanam 2000
1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 9 – 15 – 16 – 17 – 18 – 19 – 20 – 21 – 22
3
Tahun Tanam 2001
7 – 8 – 12 – 13 – 14
4
Tahun Tanam 2005
12 – 13  - 14 - 15
5
Tahun Tanam 2010
9 – 10 – 11 – 12
6
Tahun Tanam 2014
10 – 11
7
Tahun Tanam 2015
8 – 20 – 19
Sumber : Kantor Kebun Teluk Manis
Dengan tabel diatas dapat kita lihat bahwa pada Kebun Teluk Manis tanaman kelapa sawit  sudah menjadi tanaman menghasilkan (TM). Setiap unit pada Kebun Teluk Manis memiliki luas lahan yang berbeda-beda dan pada setiap unit memiliki tahun tanam  yang berbeda-beda pula.
  1. Pemakaian lahan untuk keperluan lain
 Pada Kebun Teluk Manis tidak semua lahan yang ada dibuat menjadi lahan tanaman utama, ada sebagian lahan yang di pakai untuk keperluan lain sekitar 38,76 ha. Luas lahan untuk keperluan lain tersebut meliputi :
Tabel 3. Penggunaan Lahan Kebun Teluk Manis
No
Penggunaan Lahan
Luas Lahan (Ha)
1
Sebagai Lahan Pembibitan
1
2
Lahan perumahan karyawan dan manager
4
3
Lahan kantor, gudang  pupuk, bengkel pengukur curah hujan , pengumpulan buah akhir , lapangan sepak bola
5

Jumlah
10
Sumber : Kantor Kebun Teluk Manis



Varietas/Klon yang ditanam pada Kebun Teluk Manis
 Bahan tanaman yang digunakan pada Kebun Teluk Manis untuk tanaman kelapa sawit saat sekarang ini adalah D x P marihat di produksi sendiri oleh  Pusat Penelitian Kelapa Sawit  Marihat Medan.
 
Gambar 2. Bibit hasil Klon D x P

 



5.     Kondisi Lingkungan
       Kebun Teluk Manis terletak samping desa silom - lom, , Kecamatan simpang emapt, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Perkebunan ini berjarak sekitar ± 25 Km dari Kota Kisaran. Dan memiliki kondisi lingkungan sebagai berikut :

a.Topografi
Areal Kebun Teluk Manis terletak pada titik koordinat N : 820 52’ 46’’ dan E : 0990 42’ 01’ . Dalam garis besarnya topografi pada areal perkebunan ini adalah Bergelombang dengan kemiringan 8% yang berada pada ketinggian 30 m dpl, yang berjarak sekitar ± 15 km dari pinggir pantai. 
b.        Temperatur udara
Suhu pada areal Kebun Percobaan Bukit Sentang berkisar antara 28° - 30°c. Dengan curah hujan rata –rata setahun 2600 mm dari 153 hari hujan . Bulan kering (<150 mm/ bulan ) pada bulan April sampai dengan Juni.
c. Jenis tanah
         Secara umum jenis tanah yang terdapat pada Kebun Kebun Teluk Manis Adalah Typic Paleudult yang mengandung Karbon (C) tergolong sedang di lapisan atas dan tergolong rendah dilapisan bawah. Kandungan Nitrogen (N) agak rendah pada seluruh lapisan, begitu juga Fosfor (P) tergolong rendah, pH tanahnya masam, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa tergolong rendah di seluruh lapisan. Kelas kesesuaian aktual pada tanah ini adalah S3 (agak sesuai), tetapi dengan perbaikan faktor pembatas tersebut kesesuaian lahan dapat ditingkatkan menjadi S2 (sesuai).














METODOLOGI KERJA LAPANGAN
  1. Persiapan Proses Pembibitan Sampai TBM.
1.     Pembibitan.
Tanaman yang baik di lapangan didapatkan dari adanya teknik pembibitan yang baik. Di samping jenis tanah faktor utama yang paling menentukan produksi per hektar adalah kualitas bibit yaitu jenis dan pertumbuhannya.
Umur tanaman kelapa sawit mulai tanam sampai peremajaan kembali dapat mencapai 25 tahun, dengan demikian jenis dan kualitas bibit menjadi perhatian utama. Sesudah beberapa tahun tumbuh di lapangan, rehabilitasi faktor jenis dan kualitas tanaman tidak mungkin dapat dilaksanakan, namun faktor-faktor lain masi dapat di perbaiki pada tahun-tahun berikutnya.oleh karena itu pertimbangan harga bibit yang tinggi untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik tidak perlu terlalu dipermasalahkan.

Didalam pengolahan pembibitan kelapa sawit untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik ada 3 (tiga) faktor utama yang menjadi perhatian yaitu:
1.     Pemilihan jenis kecambah/bibit (potensi produksi).
2.     Pemeliharaan.
3.     Seleksi.
Instruksi Kerja (IK) pembibitan PT. Warisan Telma
1.1 Pre Nursery
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Buat bedengan dengan perincian :
3.     Arah bedengan timut-barat.
4.     Panjang bedengan di sesuaikan dengan kondisi lapangan, tidak lebih 20 meter.
5.     Lebar bedengan 1.2 meter dengan jarak antar bedengan 0,6 – 1.0 meter.
6.     Naungan untuk pre nursery tidak mutlak, tergantung kondisi penyinaran yang di terima.
7.     Siapkan tanah top soil dan pasir cabuk yang teah di ayak ( ayakan 1 cm ) dengan perbandingan 2 : 1.
8.     Tambahkan pupuk Rockphosfate ( RP) sebanyak 5 kg untuk 1 m3 tanah isian.
9.     Isikan tanah campuran kedalam babybag dan padatkan dengan cara hentakan 2 kali.
10.  Susu babybag dengan rapat dan rapi, 10 babybag setiap barisnya dan lakukan penyiraman setiap hari  sampai penanaman kecambah.
11.  Seleksi kecambah abnormal sebelum di tanam yang di tentukan oleh Asistan dan mandor pembibitan dengan kriteria :
12.  Belum jelas radicula ( berwarna putih ) dan/atau plumula (berwarna kuning).
13.  Radicula  atau plumula yang busuk.
14.  Radicula atau  plumula  yang searah.
15.  Adanya pertumbuhan jamur.
16.  Bentuk yang tidak normal atau rusak.
17.  Tanam kecambah yang telah di seleksi ke dalam babybag yang terlebih dahulu di lubang tanam dengan cara di tugal.
18.  Tekan tanah sekitar tanah dengan jari telunjuk dan jempol.
19.  Buat papan label pembibitandengan ukuran 25 X 15 cm dengan tinggi tiang 35 cm yang berisikan tanggal penanaman , jenis bibit dan jumlah bibit.
20.  Di siram setiap hari, pagi dan sore.
21.  Dipupuk sesuai dengan rekomendsi yang telah di tettapkan sampai  berumur 3 bulan, kemudian bibit siap di pidahkan ke main nursery.
22.  Lakukan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan jenis dan tingkat serangannya.
23.  Lakukan pengendalian gulma secara manual, bersamaan dengan penambahan tanah babybag untuk menguatkan pertumbuhan bibit yang miring.
24.  Seleksi bibi di pre nursery  sebelum pindah ke pembibitan lanjutan agar bibit yang pertubuhannya tidak baik tudak di pindah tanamkan.
25.  Bibit hasil seleksi harus di musnakan dengan cara di cincang atau di kubur.

1.2 Main Nursery

1.     Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) saaat bekerja
2.     Siapkan tanah topsoil yang bebas dari batuan dan akar-akaran, yang baik adalah tanah lempung berliat yang mempunyai sifat drainase yang baik.
3.     Isikan tanah kedalam large bag sampai ketinggian 1 cm dari bibir katong dan padatkan dengan cara hentakan 2 kali.
4.     Susun polybag di lapangan dengan rapi, lakukan penyiraman setiap hari sampai pemindahan bibit dari pre nursery.
5.     Lubang tanah dalam polybag dengan menggunakan alat pelubang dan letakkan tanahnya pada polybag sebelahnya.
6.     Berikan pupuk dasar sesuai rekomendasi pemupukan (CRV)
7.     Tanam bibit yang telah di seleksi kedalam polybag terlebih dahulu di lubang.
8.     Padatkan tanah sekitar bibit dengan cara menekan dengan jari tangan.
9.     Buat papan lebel pembibitan dengan ukuran 30 X 20 cm dengan tinggi tiang 50 cm yang berisikan tanggal penanaman, tanggal pindah tanam, jenis bibit dan jumlah bibit.
10.  Di siram setiap 2 (dua) hari sekali sampai kapasitas lapang, pagi dan sore kecuali curah hujan > 80 mm.
11.  Lakuakan pemupukan sesuai rekomendasi yang telah di tetapkan sampai berumur 9 bulan, bibit sudah siap untuk di pindahkan ke lapangan.
12.  Lakukan pengamatan hama dan penyakit setiap hari, bila ada seramgan lakukan pengendalian hama dan penyakit sesuai dengan jeis dan tingkat seragamnya.
13.  Lakuakan pengendalian secara manual, bersamaan dengan penambahan tanah polybag untuk mengatkan pertumbuhan akar bibit yang telah tumbuh akibat penyirama.
14.  Sleksi bibit yang mempunyai bentuk tidak normal dan rusak di main nursery setelah 3 (tiga) bulan pindah tanam sampai pada saat bibit akan di kirim kelapangan seperti: bibit mati, daun tidak pecah, bibit kerdil, bibit rata atas, bibit tegak, bercak daun culvularia, bibit internod lebar, bibit internod pendek, anak daun sempit, bibt raksasa, khimera.
15.  Bibit hasil sleksi harus dimusnahkan dengan cara dicincang atau dikubur.
16.  Buat administrasi pembibitan dan daftar stok bibit.


2.     Pola Tanam

       Pola tanam biasanya di bentuk segitiga sama sisi (jarak tanam) harus dibuat seoptimal mungkin, sehingga setiap tanaman mendapat ruang lingkungan yang memadai dan seragam untuk mendapatkan produksi per ha yang maxsimal selama satu siklus hidup. Jarak tanam tergantung dari jenis tanah dan bibit. Umumnya utuk tanah mineral, populasi tanaman mineral populasi tanaman yang optimal 136 – 143 pokok /ha sedangkan tanah untuk gambut 160 pokok/ha dengan pemilihan jenis bibit yang memiliki diameter batang yang relatif lebih kecil dan pelepah yang lebih pendek. Semakin subur tanah maka semakin rendah populasi per ha.
Populasi tanaman menurut jarak tanam di sajikan pada tabel di bawah ini :

Jarak tanam
(segitiga sama sisia)
Lebar gawang
(interow)
Pola tanam
Populasi
per/ha
Anjuran pada tipe/jenis tanah & bahan tanaman
9.5

9.4

9.2

9.0


8.8

8.6
8.2

8.1

8.0

7.8


7.6

7.4
9.5x9.5x9.5

9.4x9.4x9.4

9.2x9.2x9.2

9.0x9.0x9.0


8.8x8.8x8.8

8.6x8.6x8.6
127-128

130-131

135-136

142-143


149-150

155-156
D X P marihat, lonsum
D X P marihat, lonsum
D X P marihat, lonsum
D X P soffindo/Rispa

Tanah gambut

Tanah gambut







  1. Pemancangan
Pemancangan dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda guna pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan. Selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, teras/tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah.
Jarak tanam tergantung dari jenis/tipe tanah dan jenis bibit. Rekomendasi beberapa institusi penghasil benih mengenai pola tanam umumnya 136 pokok/ha (9,2 m x 9,2 m x 9,2 m) untuk tanah mineral dan 150 pokok/ha (8,8 m x 8,8 m x 8,8 m) untuk tanah gambut.
Bahan dan alat yang diperlukan untuk melakukan pemancangan berupa kompas, kayu pancang (pancang induk dan anak pancang ), parang, meteran, tali rami/sling besi untuk jarak antar tanaman dan jarak antar baris tanaman. Setiap tim pancang terdiri atas 5 orang, yaitu 1 orang tukang teropong, 2 orang tukang pancang, dan 2 orang tukang tarik tali, berikut proses dalam pemancangan sesuai dengan prosedur:
Instruksi Kerja (IK) pemancangan PT. Warisan Telma
3.1 Pemancangan di lahan datar
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Tentukan batas areal blog dan titik awal yang akan di lakukan pemancangan.
3.     Siapkan pancang anak dengan panjang 1m dan dengan pancang keoala dengan dengan panjang 2,5 m dari bambu atau kayu.
4.     Buat pancang ukuran sebanyak 2 buah dengan ukuran jark tanam yang di tetapkan
5.     Pada titik awal bekerja pasang patok kepala yang di cat bagian atas nya atau di beri tanda untuk memulai pamancangan.
6.     Pancang kepala di patok dengan arah utara – selatan.
7.     Tarik poros arah timur barat dengan tali untuk pancang anakan.
8.     Lakukan pematokan pancang tiap jarak tanam yang di tentukan dengan dasar pancang kepala.
9.     Bila ada areal bergelombang, dapat di buat dengan tapak kuda lalu dapat di letakan pacang anakan.

3.2 Pada areal lahan berbukit
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Tentukan batas areal blog dan titik awal yang akan di lakukan pemancangan.
3.     Siapkan pancang anak dengan panjang 1m dan dengan pancang keoala dengan dengan panjang 2,5 m dari bambu atau kayu.
4.     Buat pancang ukuran sebanyak 2 buah dengan ukuran jark tanam yang di tetapkan
5.     Pada titik awal bekerja pasang patok kepala yang di cat bagian atas nya atau di beri tanda untuk memulai pamancangan.
6.     Tentukan aajarak antar kontur sesuai dengan proyesi jarak agar antar barisan pada pemancangan areal datar, jarak poko pada kontur di usahakan sama dengan jarak pokok pada areal datar.
7.     Buat pancang pertama di kontur pertama, pancang kedua di kontur yang samadengan jarak antar dua pokok dalam barisan pada areal datar.
8.     Pancang ketiga dan seterusnya di  buat dengan cara yang sama.
9.     Pancang pada kontur ke dua di buat dibuat dengan cara membuat segitiga proyeksi yang menghubungkan dua pokok di kontur pertama denag satu pokok di kontur ke dua.
10.  Seperti cara di atas di lakukan pemancangan untuk semua kontur dan seterunya yang di kerjakan hingga kontur terakhir.
  1. Lubang Tanam
Pembuatan lubang penanaman di tanah mineral dilakukan dengan mencangkul sampai kedalaman yang dikehendaki. Sebagai pertanda posisi lubang digunakan anak pancang yang ditancapkan persis di tengah-tengah lubang tanam. Ukuran lubang penanaman bibit kelapa sawit yang ideal adalah 60 x 60 x 60 cm.
Sementara itu, untuk posisi lubang pada kedua macam terasan, pembuatan lubang berjarak 1 meter dari dinding teras. Tanah hasil galian lubang bagian atas atau top soil dikumpulkan di sebelah kanan anak pancang. Sedangkan tanah galian lubang bagian bawah atau sub soil ditempatkan di sebelah kiri anak pancang.
Instruksi Kerja (IK) lubang tanam kelapa sawit  PT. Warisan Telma
4.1 Secara Manual
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Lubang tanam di bentuk dengan lubang trapesium dengan ukuran panjang dan lebar atas 60 cm.
3.     Panjang dan lebar bawah 40 cm dalam 50 cm.
4.     Lubang tanam di buat di sebelah titik tanam tanpa mencabut pancang.
5.     Tanah hasil galian di pisahkan bagian atas (top soil) di letakkan sebelah selatan dan tanah bagian bawah (subsoil) di letakkan di sebelah utara lubang.
6.     Jika terdapat tunggul kayu lubang tanam digeser kearah utara atau selatan titik pancang.
7.     Akar ang di jumpai pada saat menggali lubang agar di kumpulkan di jalur rumpukan.
4.2 Secara Mekanis
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Lubang tanaman di buat dengan menggunakan excavator.
3.     Panjang dan lebar atas 100 cm, panjang dan lebar bawah 100 cm dengan kedalam 60 cm.
4.     Lubang tanam di buat di sebelah titik tanam tanpa mencabut pancang,
5.     Tanah hasil galian di pisahkan, bagian ats top soil di letakkan di sebelah brat dan tanah bagian bawah sub soil di letakkan di bagian timur.
6.     Akar atau tunggal kayu yang di jumpai pada saat menggali agar di tumpukkan di jalur tumpukan.



  1. Pempukan Lubang Tanam.
Pemupukan lubang tanam dapat dilakukan dengan pemberian Rock phospat saja atau kombinasi pupuk RP dengan TSP. Pelaksanaan pemupukan dapat dilakukan sebagai berikut :

1.     Instruksi Kerja (IK)pemupukan  lubang tanam kelapa sawit  PT. Warisan Telma
2.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
3.     Tuangkan pupuk ke dalam ember/kantong.
4.     Taburkan pupuk rockphospat (CIRP) satu minggu sebelum tanam dengan dosis 500 grm/ lubang tanam, dengan rincian 2/3 di tabur di dalam lobang tanam dan 1/3 nya di tabur dan di campur top siol.
5.     Hitung jumlah karung dan ikat karung pupuk persepuluh lembar dalam satu ikatan.
6.     Seluruh bekas karung kemasan pupuk di kemblikan ke gudang penyimpanan.
7.     Setelah selesai kegiatan pemupukan lobang tanaman kelapa sawit di anjurkan untuk mencuci tangan.
  1. Pengangkutan Bibit Ke Lapangan.
Pengangkutan bibit harus dapat menjamin bibit tidak rusak dan tidak layu karena terkena panas atau angin kencang. Proses pengangkutan bibit dari lokasi pembibitan main nursery ke lokasi penanaman dapat berjalan efisien melalui pembagian tugas. Pekerjaan berikut ini seharusnya dibebankan kepada tenaga kerja yang terpisah
1.     Instruksi Kerja (IK) Pengangkutan bibit kelapa sawit  PT. Warisan Telma
2.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
3.     Pada saat pemutaran bibit / bongkar bibit sekalian lakukan seleksi bbit agar bibit yang rusak/ abnormal tidak di kirim ke lapangan.
4.     Arahkan armada pengangkut bibit ke arah lokasi bibit bibit yang di angkut.
5.     Tidak di benarkan memegang pucuk bibit pada saat menaikkan atau menurunkan bibit karen dapat karna dapat mengakibatkan bibit rusak atau patah.
6.     Naikkan bibit satu persatu dan di susun rapi di dalam trukdengan kondisi bibit berdiri dan tidak boleh tertimpa.
7.     Bibit yang di angkut harus sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam nota pemakaian barang.
8.     Setelah sampai tujuan serahkan nota pemakaian barang ke kantor afdeling.
9.     Turunkan bibit pada areal penanaman atau tempat yangtelah di tentukan secara hati-hati agar bibit tidak rusak.
10.  Setelah bibit di turunkan, nota pemakaian bibit harus di tanda tangani oleh penerima bibit di lapangan (Asistan).
11.  Susun rapi dengan posisi berdiri, bibit yang telah di turunkan dari truk agar tidak rusak sebelum di tanam.


  1. Penanaman Kelapa sawit.
Penanaman kelapa sawit ke lapangan merupakan kegiatan yang harus di lakukan dengan proses/prosedur  yang baik, dengan tujuan agar tanaman yang di pindahkan ke lapangan tidak mengalami stress, dimana akar pada tanaman kelapa sawit yang terputus pada saat pemutara di pembibitan tidak di tangani dengan baik, berikut proses dalam penanaman kelapa sawit di lapangan :
Instruksi Kerja (IK) Penanaman tanaman kelapa sawit di lapangan PT. Warisan Telma
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Langsir bibit satu persatu dari titikdistribusi bibit ke lubang yang telah tersedia.
3.     Bibit harus di angkat dalam keadaan berdiri dan bagian bawah di topang dengan bahu.
4.     Saat meletakkan bibit di sisi lubang harus hati-hati, jamgan di banting.
5.     Sayat bagian bawah polybag secara melingar denga pisau.
6.     Tarik keatas dasar polybag yang di sayat, masukkan bibit ke dalam lubang tanam.
7.     Timbun tanah lubang dengan tanah top soil dengan merata, lalu di lanjutkan dengan menambah tanah sub soil sampai di permukaan dan tidak di benarkan menginjak tanah permukan tanah timbunan dengan kaki saat pemadatan.
8.     Pastikan bibit benar benar tegak lurus,  dan tanah timbunan tidak memiliki rongga.
9.     Plastik polybag bekas bibit yang di tanam di gantung.
10.  Ratakan sisa tanah di sekeliling tanam sekaligus membuat piringan pokok dengan diameter minimum 2 m.
  1. Penanaman Kacang-Kacangan.
Lahan yang sudah di tnmai kelapa sawit selama 3-4 tahun akan terbuka sebelum tajuk kelapa swit menutupinya. Tanah ini arus di tutupi dengan baik agar tidak tererosi, mengurang penguapan air dan tidak di seumuti dengn gulma pesaing.  Untuk ini penutup tanah harus di pilih dengan penutup tanah yang baiksift fisik dan kimia tanah akan di tingkatkan, kelembapan tanah baik karna dapat menyimpan air, menekan gulam pesaing dan memberikan bahan organik, untuk ini maka jenis kacangan (leguminosa) menjalar yang di anjurkan.
Kriteria yang di gunakan dalam memilihnya antara lain :
·       Bukan pesaing tanaman pokok.
·       Mudah di perbanyak, petumbuhannya cepat dan tidak banyak mengandung hama dan penyakit yang berbahaya bagi tanaman pokok ( bukan host).
·       Memberikan bahan organik yang tinggi.
·       Memiliki kemampuan menekan gulma.
Instruksi Kerja (IK) Penanaman kacangan   PT. Warisan Telma
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Penanaman kacangan pada areal tanaman baru atau tanaman ulang untuk daerah rendah dan psan surut tidak di lakukan penanaman kacangan.
3.     Lakukan penanaman kacangan tunggal jenis mucuna sp atau campuran dari dua atau tiga jeniskacangan seperti colapogonium mucunoides (cm) centrocame pubescen (cp) dan puerari javanika (pj).
4.     Pembibitan kacangan mucuna  dapat di lakukan dari bibit atau stek.
5.     Campur ketiga jenis kacangan tersebut dengan perbandingan cm : cp : pj = 2:1:2.
6.     Tambahkan pupuk rockphospate (Rp) .
7.     Buat lahan dengan sistem discontiniu (larikan terputus) panjang larikan 1 m lebar 10 cm dalam 2.5 cm, jarak antar larikan 0.5 mdan jarak antar larikan 1 m.
8.     Tanam biji kacangan yang telah tercampur pupuk roksphosfate (Rp) dalam larikan.
9.     Kacangan yang telah di campur pupuk rockphosfate di tanam pada hari itu juga.
10.  Penanaman di lakukan secara manual dengan penaburan kacangan dalam larikan harus merata tidak menumpuk.
11.  Bila menggunakan stek , tanam 4 bibit stek kacangan dalam satu gawangan antar pokok 2 baris .
12.  Penanaman di lakukan dengan menggunakan cangkul.
13.  Lakukan penyiraman bibit setelah tanam,



  1. Kastrasi.
Kastrasi adalahkegiatan yang di lakukan pada tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan, dimana daam kegiatan terebutbadanya pembuangan bunga jantan dan bunga betna pada tanaman kelapa sawit yang berumur 12 – 26 bulan , guna kastrasi pada tanaman kelapa sawit ialah untuk membentuk batang kelapa sawit yang baik dan akan menghasilkan buah yang bagus juga, dimana pada tanaman yang belum menghasilkan di rangsang untuk pertumbuhan batang saja.
Instruksi Kerja (IK) Penanaman kacangan   PT. Warisan Telma
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Pekerjaan kastrasi di lakukan sesuai dengan  yang di rencanakan.
3.     Siapkan alat yaitu dodos, gancu, dan karung,
4.     Pemotngan yang di lakukan adalah sesuia sasaran yaitu bunga jantan dan bunga betina.
5.     Di larang memotong pelepah kelapa sawit belum menghasilkan.
6.     Setiap bunga jantan atau bunga betina yang di dodos kemudian di kumpulkan pada karung yang d siapkan.
7.     Pembuangan bunga jantan dan bunga betina di tempat kan pada areal yang kosong guna mengantisipasi pertumbuhan benih kelapa sawit.
8.     Setelah selesai melakukan pekerjaan lakukan pengamanan pada alat kerja.


  1. Perawatan Piringan
Piringn pokok atau bokoran harus di bebaskan dari gulma agar pupuk yang ditempatkan tiak di serap gulma, sekaligus dengan penggarukan piringan ini maka lebar dan radiusnya di perbesar menurut perkembangan tahuk. Penggarukan di laukan dengan menggunakan gagang yang bertangkai panjang, ke dalam dan keluar, supaya tidak terjadi cekungan pada piringan rotasi 1 – 1.5 bulan sekali. Agar di jaga supaya pelepah daun tidak terpotong pada waktu penggarukan.
Instruksi Kerja (IK) Perawatan piringan PT. Warisan Telma
10.1 Perawatan  manual
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja
2.     Bersihkan gulma dari sampahyang ada di sekitar pokok dengan parang babat atau cangkul garuk dengan diameter.
1,2 -1,5 m untuk tanaman baru.
1,5 – 3 m untuk tanaman belum menghasilakan.
>- 3 m untuk tanaman menghasilkan.
3.     Untuk gulma atau anak kayu dan anakan sawit pada piringan dilakukan dengan cara mendongkel sampai ke akarnya.
4.     Bila menggunakan cangkul tarik tanah dari arah luar pinggiran ke arah pangkal pohon.
5.     Pada areal berbukit pekerjaan ini di lakukan dengan di mulai dari bawah menuju puncak bukit.
10.2 Perawatan Kimia.
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja
2.     Periksa alat semprot yang akan di pakai.
3.     Alat pompa harus siap di pakai, jangan mempergubakab alat yang rusak yang akan mengganggu pekerjaan yang tidak efisien.
4.     Penggunakan alat pompaherbisida sesuai dengan jenis gulma sesuai dengan ketentuan.
5.     Pencampuran racun di lakukan oleh petugas penyemprotan di gudang atau tempat yang telah di tentukan.
6.     Areal yang di semprot sesui dengan perincian yang di sesuikan
1,5 – 3 m untuk tanaman belum menghasilakan.
>- 3 m untuk tanaman menghasilkan.
7.     Pada areal berbukit di akukan dari bawah lalu menuju ke atas.
8.     Bersihkan alat selesai pelaksanaan pekerjaan pada tempat yang telah di tentukan dan hindari aliran parit atau sungai.
9.     Selesai meleksanakan pekerjaan cuci tangan dengan menggunakan sabun.
10.  Simpan alat semprot dan kelengkapannya pada tempatnya.
11.    Pemupukan.
Pemupukan pada tanamanTm merupakan hal pentigdi tinjau dri dari kegunaanya atau biaya yan di pakai. Tehnik aplikasi , dosis , jenis pupuk dan lain lain tergantung beberapa hal seperti :
·       Jenis tanah (podsolik, alluvial, andosol dan lain lain)
·       Umur tanaman
·       Tingkat produksi yang di capai
·       Realisasi pemupukan sebelumnya
·       Jenis pupuk yang di pakai
·       Tenaga kerja yang tesedia
·       Keadaan penutup tanah
·       Analisi kadar tanah pada daun
·       Dan lain- lain
Seperti tanaman lainnya, maka kelapa sawit membutuhkan zat hara makro N,P,K, Mg dan Ca serta unsur lainnya seperti Bo, Cl, S, Zn.dan Cu dan lain lain. Hra ini di ambil tanaman dalam bentuk yang sudah teredia, persediaan dalam tanah tidak selalu cukup dan perlu di tambahkandalam bentuk pupuk. Di PT WARUSA TELMA pupuk yang di gunakan adala pupuk majemuk dengan merek dagang Haikybio. Tata cara dalam pemupukan adalah sebagai berikut :
Instruksi Kerja (IK) Perawatan piringan PT. Warisan Telma
1.     Gunakan Alat Pelimdung Diri (APD) saat bekerja.
2.     Menetukan lokasi untuk diadakannya kegiatan pemupukan.
3.     Membuat nota pengambilan barang di kantor gudang,
4.     Pengankutan pupuk ke dalam truk pengangkutan untuk melakukan pelangsiran atau pengeceran di setiap jalan pada areal blog yang suda di tentukan.
5.     Pupul di jatuhkan dalam posisi berdiri.
6.     Mandor memastikan jumlah pupuk yang di turunkan lalu setiap pupuk yang di tau di lapangan untuk selalu di awasi.
7.     Penaburan pupuk harus la merata di piringan pohon klapa sawit.
8.     Setelah egiatan selesai maka seluruh karung pupuk bekas di kumpulkan untu sebagai bukti ke pada kepala gudang dengan pupuk yang sudah di gunaka.
9.     Cuci tangan dan sabun setelah kegiatan berlangsung.
  1. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan.
Dalam pemeliharaan tanaman menghasilkan merupakan kegiatan untuk memotifasi pertumbuhan tanaman dengan baik, dengan tujuan agar tanaman dapat berproduksi dengan baik dan seoptimal mungkin. Agar tanaman menghasilkan produksi dengan baik, maka tamanan harus dipelihara dengan baik, dan tahapan pemeliharaan pada Tanaman Menghasilkan (TM) adalah sebagai berikut :
1.     Penyemprotan / Penyiangan gulma.
      Upaya pengendalian gulma telah dilaksanakan dengan menanami tanaman penutup tanah diantara tanaman kelapa sawit (gawangan) dengan tanaman kacang penutup tanah dan membuat piringan disekeliling tiap individu tanaman. Bila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka berbagai macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu (menyaingi) pertumbuhan tanaman pokok, menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor dan lembab. Pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya saingan terhadap tanaman pokok, memudahkan pelaksanaan pemeliharaan, dan mencegah berkembangnya hama dan penyakit tertentu.
            Secara garis besar jenis – jenis gulma yang dijumpai pada perkebunan kelapa sawit dapat digolongkan menjadi :
1.     Gulma berbahaya, yaitu gulma yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman pokok, misalanya lalang (Imperata cylindrica), sembung rambat (Mikania cordata dan M. Micrantha), lempuyangan (Panicum repens), teki (Cyperus rotundus), serta beberapa tumbuhan berkayu diantaranya. putihani/krinyuh (Eupathorium odoratum syn. Chromolaena odorata), harendong (Melastoma malabtrichum), dan tembelekan (Lantana camara)
2.     Gulma lunak, yaitu gulma yang keberadaannya dalam budi daya tanaman kelapa sawit dapat ditoleransi, sebab jenis gulma ini dapat menahan erosi tanah, kendati demikian pertumbuhannya harus dikendalikan. Yang termasuk gulma lunak misalnya babadotan/wedusan (Ageratum conyzoides), rumput kipahit  (Paspalum conjugatum), pakis (Nephrolepis biserata), dan sebagainya.
                  Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut :
1.     Pengendalian gulma secara manual, yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan peralatan dan upaya pengendalian secara konvensional, misalnya dibabad, dibongkar dengan cangkul, digarpu dan sebagainya.
2.     Pengendalian gulma secara kimia, yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun sistemik.
3.     Pengendalian Secara kultur teknis,yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan tanaman penutup tanah jenis kacangan.
Teknik penyiangan yang dilakukan di Kebun Percobaan Bukit Sentang adalah secara Manual. Di dalam melakukan penyiangan, kegiatan yang dilakukan adalah untuk memberantas pertumbuhan gulma yang ada. Penyiangan secara manual dilakukan bila gulma dapat berupa anak kayu (di dongkel), lalang (di cabut), dan gulma jenis rumputan dapat menggunakan garuk ataupun di cabut.
2.  Pemupukan
Pemupukan pada tanaman menghasilkan sebanyak dua kali dalam setahun. Dasar pemupukan diperoleh setelah dilakukan analisis daun, dimana daun yang efisien untuk dianalisis adalah pelepah daun.                                                         Pemupukan yang baik dilaksanakan pada waktu musim hujan kecil yaitu sekitar ( > 60 mm ), karena pupuk akan lebih cepat larut sehingga dapat diserap oleh tanaman, dan bila pada musim hujan besar dan musim kemarau sebaiknya pemupukan ditunda.                                                                              Didalam pemupukan dosis yang dipergunakan pada tanaman menghasilkan ini dapat berbeda tergantung dari pada tingkat kesuburan tanah dan umur tanaman, dan juga tergantung dari hasil analisis daun. Pada Kebun Percobaan Bukit sentang, dosis pemupukan dilakukan sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang merupakan hasil dari analisis. Biasanya dosis pupuk yang digunakan antara 2 kg-6 kg per tahun dengan pengaflikasian sebanyak 2-3 kali selama satu tahun. Pupuk yang digunakan oleh Kebun Percobaan Bukit Sentang untuk Tanaman Menghasilkan (TM) adalah Pupuk Majemuk NPK dan Dolomit.
3. Peruningan / Pemangkasan Pelepah
Kelapa sawit menghasilkan 18-30 pelepah setiap tahunnya, 8-22 pelepah terdapat buah dan sisanya tidak menghasilkan buah. Produktivitas yang tinggi akan tercapai jika penunasan dilakukan dengan cara yang benar, tetapi jika tidak dilakukan justru akan menurunkan produksi. Jumlah pelepah yang optimum untuk menjaga keseimbangan kedua aspek di atas adalah 48 - 56 pelepah (untuk tanaman muda) dan 40 - 48 pelepah (tanaman tua). Dengan demikian pemakaian kapak untuk panen di tanaman muda tidak dibenarkan dan harus digunakan dodos. Akan tetapi pada tanaman teruna dan tua (umur > 8 tahun), tidak dapat dihindarkan penggunaan egrek untuk panen sehingga terpaksa dilakukan pemotongan pelepah-pelepah produktif.
Tidak ada pruning/penunasan selama masa belum menghasilkan (TBM) sampai 6 bulan menjelang panen pertama, dan biasanya 24 bulan setelah tanam, pekerja tidak boleh memotong atau membuang pelepah pada masa ini. Pelaksanaan pruning bisa dilakukan apabila adanya pelepah yang mati dan tidak produktif, serta adanya janjang dan buah busuk, dan ini disebut pruning sanitasi, gunanya adalah untuk memudahkan pemanen sehingga pekerjaannya tidak terganggu.
Berdasarkan percobaan-percobaan yang telah dilakukan di beberapa tempat, diketahui bahwa semakin banyak pelepah kelapa sawit pada tanaman maka akan semakin tinggi buah yang akan dihasilkan oleh tanaman tersebut. Hal ini disebabkan karena semakin banyak daun maka proses fotosintesis akan semakin besar terjadi. Tujuan penunasan yaitu:
a.      mempermudah pekerjaan panen.
b.     menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah.
c.      memperlancar proses penyerbukan alami.
d.     mempermudah pengamatan buah matang pada saat pekerjaan panen.
e.      melakukan sanitasi (kebersihan) tanaman, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama dan penyakit.
f.      pada tanaman muda (tunas pasir) mempermudah pemupukan, pembersihan piringan, dan pengutipan brondolan.
Teknik penunasan merupakan faktor yang harus diperhatikan, karena bila dilakukan dengan cara yang kurang tepat seperti daun terpotong terlalu banyak akan merangsang pertumbuhan bunga jantan sehingga dapat menurunkan produces. Umumnya pelepah dipotong rapat ke batang dan bekas potongan berbentuk tapak kuda dengan sudut 30 derajat terhadap garis horizontal, dengan tujuan menghindari tersangkutnya brondolan. Berdasarkan alasan diatas, akan sangat menguntungkan apabila pembuangan pelepah kelapa sawit dilakukan seminimal mungkin selama masa produksi.
Pembuangan pelepah yang berlebihan akan menyebabkan bertambahnya jumlah bunga jantan dan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah dan berat tandan buah yang dihasilkan.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit.
3.1. Pengendalian Hama.
Hama merupakan organisme yang merugikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk itu perlu diadakan pengontrolan agar populasi hama dapat ditekan dibawah ambang ekonomis. Tetapi Kebun Percobaan Bukit Sentang tidak ada hama yang menyerang tanaman sampai batas ambang ekonomi. Kebun Percobaan Bukit Sentang mengadakan beberapa cara pengendalian, diantaranya dengan menanam varietas yang resisten, sanitasi kebun, juga dengan pengamatan dini (Early Warning System) dengan tahap pekerjaan seperti deteksi, sensus, pengamatan  dan perlakuan jika diperlukan. Oleh sebab itu di Kebun Percobaan Bukit Sentang tidak dilakukan pengendalian hama secara rutin.
Tetapi walaupun demikian selalu dilakukan pemantauan terhadap hama yang menyerang tanaman kelapa sawit.
3.2. Pengendalian Penyakit
Pada Tanaman Menghasilkan (TM) di Kebun Percobaan Bukit Sentang jenis penyakit yang paling banyak menyerang tanaman kelapa sawit yaitu : Ganoderma sp. Yang sampai pada saat ini Ganoderma adalah penyakit yang paling susah untuk ditanggulangi.
Ganoderma atau penyakit busuk pangkal batang merupakan penyakit yang sulit dikendalikan dan ditanggualngi. Pada areal Kebun Percobaan Bukit Sentang tidak banyak tanaman kelapa sawit yang terkena ganoderma. Gejala serangannya mempunyai cirri-ciri daun berwarna hijau pucat, pucuk tidak membuka, daun tua layu, patah dan pelepahnya menggantung pada batang. Apabila dipotong pangkalnya akan berwarna hitam dan batang membusuk dengan warna coklat. Hal inilah yang dapat mengakibatkan tanaman menjadi tumbang. Penyakit ini dapat menular pada bagian akar tanaman sehat dan penyakit ini dapat menular melalui media tanah. biasanya tanaman kelapa sawit yang terkena ganoderma ini pada tanaman yang dekat dengan laut atau berada pada ketinggian yang rendah dipermukaan laut, penyebab lainya dapat pula disimpulkan dengan kelembapan yang tinggi.
Kebun Percobaan Bukit Sentang  pengendalian penyakit ini dengan cara membumbun tanaman yang terserang Ganoderma.sp.
Pembumbunan bertujuan agar Ganoderma tidak menular pada tanaman lainya. Tinggi pembumbunan pada Tanaman Menghasilkan (TM) diusahakan menutupi secara utuh Ganoderma yang tumbuh dipangkal akar Tanaman Menghasilkan (TM).
4.       Panen
Panen adalah kegiatan yang paling penting dikebun dan hilangnya disiplin mengakibatkan hilangnya pendapatan yang jauh melebihi biaya. Panen juga merupakan serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai dengan kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip berondolan serta menyusun tandan di TPH berikut pruning dan pelepah diletakkan pada tempat yang semestinya.
4.1  Kriteria Buah Masak
      Kegiatan pemanenan dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 2,5-3 tahun setelah tanam. Adapun Kriteria panen di Kebun Percobaan Bukit Sentang  ditentukan dari berondolan yang jatuh pada daerah piringan sebanyak lima berondolan.
4.2 Golongan Buah
      Buah tanaman kelapa sawit dibedakan atas beberapa kelompok antara lain sebagai berikut :
  1. Immature (mentah / 0 berondolan)
Buah yang dipanen tidak memiliki berondolan yang jatuh atau berondolan tidak ada yang lepas dari berondolan artinya buah masih mentah.
  1. Un Ripe (setengah matang / mentah / < 10 berondolan)
Berondolan pada janjangan sudah jatuh <10 artinya buah masih setengah matang.
  1. Under Ripe (setengah matang / 10 – 24 berondolan)
Berondolan pada janjangan sudah jatuh 10 -24 , tetapi buah belum dikatakan normal.
  1. Normal (matang / berondolan >25 berondolan)
Berondolan pada janjangan sudah jatuh >25 atau lebih. Buah ini sudah normal dengan tingkat rendemen yang tinggi.
  1. Over Ripe (busuk / > 50%)
Berondolan pada janjangan sudah terlepas > 50% dan janjangan sudah mulai membusuk.
Berikut ini adalah gambar buah kelapa sawit atau Tandan Buah Segar (TBS) :
Gambar 9. Buah mentah dan Buah masak

5.  Cara Panen
      Cara panen menentukan produktivitas kelapa sawit. Pemilihan cara panen, pengawasan, koordinasi, panen akan berpengaruh terhadap pengolahan selanjutnya dan tidak mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Jika cara panen salah dikhawatirkan akan menggangu produksi selanjutnya.
Dalam kegiatan pemanenan di Kebun Percobaan Bukit Sentang, sistem yang digunakan ialah sistem ancak giring tetap artinya, menggiring tenaga kerja dalam pemanenan agar pekerja dapat bekerja lebih efektif dan efesien serta membantu ancak lain jika telah selesai ancak yang dipanen.
Keunggulan dari sistem ancak adalah :
a.   Panen dilakukan lebih mudah dan bersih.
b.   Pengawasan lebih mudah dan lebih ketat serta kualitas panen lebih baik.
c.   Kerjasama antara pemanen lebih baik, buah matang dapat terpanen semua dan pemotongan buah mentah cenderung tidak ada.
d.   Kesalahan dan pelangaran terhadap ketentuan panen segera dimonitor dan dapat juga diperbaiki langsung dalam pemanenan, tinggi tanaman dan umur tanaman menentukan grup pemanen dan target pemanen adapun grup pemanen dan target pemanenan berdasarkan ketinggian tanaman.
Sistem sangga yang diterapkan di Kebun Percobaan Bukit Sentang adalah sistem sanggah buah artinya, untuk ketinggian pohon kurang dari tiga meter pelepah disisakan dibawah tandan, dua sanggah tambah satu pengapit. Kemudian pelepah yang dibuang dipotong menjadi tiga bagian, pangkal pelepah diarahkan ke gawangan mati sedangkan ujung pelepah diletakkan kearah gawangan hidup. Tujuannya agar memudahkan dalam pemanenan.
6.  Alat Panen
      Dalam pemanenan kelapa sawit diperlukan alat-alat khusus. Alat-alat panen yang sangat menentukan pemanenan. Penggunaan alat panen yang tepat dapat meningkatkan produktivitas baik dari tenaga kerja, mutu panen dan biaya panen.Adapun alat panen yang digunakan pada tanaman kelapa sawit adalah :
a.      Pada Egrek, digunakan untuk memotong pelepah dan tandan kelapa sawit pada tanaman yang sudah menghasilkan.
b.      Chisel (dodos), digunakan untuk memotong pelepah dan tandan kelapa sawit yang berumur kurang dari  lima tahun  (tinggi  pohon  kurang dari 2,5 m).
c.      Gala Fiber, digunakan untuk menyatukan egrek dan mengambil buah untuk tanaman yang sudah menghasilkan.
d.      Batu gosok, digunaka untuk menggosok atau mengasah mata egrek agar tajam, sehingga memudahkan pemanen dalam pemotongan tandan dan pelepah.
e.      Angkong (beko/kereta sorong), alat yang digunakan untuk mengangkut tandan buah dan berondolan ke TPH (Tempat pengumpulan Hasil), TPH berukuran 4 x 6 meter.
f.      Gancu, untuk menarik tandan dari jepitan Frond dan mengangkat buah ke angkong.
g.     Ember dan Goni,digunakan untuk tempat berondolan kelapa sawit.
h.     Kampak , digunakan untuk memotong tandan.
7.  Organisasi Panen
      Di dalam pemanenan dilakukan pengorganisasian pemanen agar proses panen berjalan denga lancar, tertata dan kehilangan hasil dapat ditekan seminimal mungkin adapun yang termasuk organisasi panen adalah :
a.      Panen dilakukan dengan pusingan tujuh hari, kerapatan panen dan kebutuhan tenaga panen harus dihitung oleh mandor satu hari sebelumnya.
b.     Sistem pemanenan yang digunakan adalah ancak giring.
c.      Pada prinsipnya buah yang dipanen harus secepatnya diangkut ke pabrik.
d.     Mandor panen melakukan sortasi terhadap buah hasil pemanenan, misalnya buah masak atau tidak. Pemanen harus menuliskan nomor panen pada tangkai tandan buah.
8.   Pelaksanaan Panen
Dalam pelaksanaan panen maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen.
b.       Pelepah dibawah tandan yang matang dipotong mepet (tanaman dewasa dan tua) agar berondolan tidak sangkut dipangkal pelepah.
c.       Pelepah dipotong menjadi tiga bagian dan disusun pada gawangan untuk memudahkan harvester saat panen dan memudahkan lintasan angkong dari pagar panen ke TPH.
d.       Stalk dipotong semepet mungkin (cangkem kodok) tujuannya untuk mengurangi persentase rendemen yang meresap akibat stalk tersebut.
e.       Pelaksanaan panen dengan menggunakan ancak giring tetap artinya menggiring pekerja dalam pemanenan, agar pekerja lebih efektif dan efesien.

9.  Kerapatan Panen
Kerapatan panen adalah jumlah pohon yang dapat dipanen (Tandan Matang Panen) dari suatu ancak tertentu. Angka Kerapatan Panen ( AKP ) dipakai untuk meramalkan produksi, mengatur kebutuhan tenaga kerja panen, dan menyediakan sarana transport.
9.1.  Kapasitas Panen
Kapasitas panen sering disebut basis borong. Basis borong adalah batas minimum produksi yang dicapai oleh pemanen pada setiap hari kerja tanpa di bremi. Basis borong di Kebun Percobaan Bukit Sentang yaitu 50 Janjangan atau setara 1.000 kg/tenaga kerja/hari.
Apabila pemanen dapat melebihi target (1.000kg/hk) maka dihitung bremi. Cara perhitungan bremi adalah setiap 1kg x Rp.120_00.
9.2   Ancak Panen
Ancak panen adalah luasan yang menjadi tanggung jawab pemanen. Kebun Percobaan Bukit Sentang menggunakan sistem ancak giring tetap. Setiap pemanen mengerjakan ancak seluas  2,5 ha atau sekitar 8 baris pada setiap Unit. Panen dilakukan dengan menggunakan dodos untuk tanaman berumur 3-5 tahun dan untuk tanaman selanjutnya digunakan egrek.

10.  Rotasi Panen
Rotasi panen adalah selang waktu antara panen satu dengan panen berikutnya pada suatu areal atau ancak panen. Rotasi panen tergantung pada kerapatan panen (produksi), kapasitas panen dan keadaan pabrik, namun yang ideal dan digunakan di Kebun Percobaan Bukit Sentang  ialah 7 hari . Rotasi panen di unit biasanya diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik yakni : 6/7 yaitu 6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (biasanya hanya dilakukan pada musim puncak), dan  5/7 yaitu 5 hari memanen dengan rotasi 7 hari. Namun  di Kebun Percobaan Bukit Sentang  dilakukan suatu kebijakkan untuk mengoptimalkan tenaga kerja. hari kerja dilakukan 7/7 apabila ancak tidak terselesaikan tepat waktu maka dilakukan panen mingguan.





                                                                                                                                                                                             












DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2000. Buku Sejarah Kebun Percobaan Bukit Sentang. Staff Pusat        Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

Anonimus, 2013. http://www.iopri.org/tentang-ppks/sejarah.html. Diakses Pada Tanggal 10 Juli 2013, Pukul 02.14 Wib.

Anonimus, 2013. http://www.iopri.org/tentang-ppks/profil.html. Diakses Pada     Tanggal 10 Juli 2013, Pukul 02.18 Wib.

Anonimus, 2013. http://www.iopri.org/varietas.html. Diakses Pada Tanggal 10 Juli             2013, Pukul 03.05 Wib.

Anonimus, 2013. http://www.iopri.org/bibit-siap-tanam.html. Diakses Pada Tanggal       10 Juli 2013, Pukul 03.15 Wib.

Ir. Irdamadji, 2001. Buku Pintar Mandor (BPM) Seri Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Lembaga Negara Perpustakaan LPP, Yogyakarta.


About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top