Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Author
Title: MENGAPA MASYARAKAT TIDAK MELAKUKAN PEMUPUKAN PADA LAHAN HUTAN TROPIS
Author: Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS )
Rating 5 of 5 Des:
PENDAHULUAN Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung dapat me...
PENDAHULUAN
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman.
1.               Tanaman perlu diberikan pemupukan, jika :
  1. Tanah miskin hara
  2. Pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan dan ditemukan gejala kekurangan unsur hara.
  3. Pertumbuhan tanaman perlu dipercepat untuk mengurangi resiko akibat persaingan dengan gulma.
  4. Ingin meningkatkan hasil produksi dan hasil panen
2.               Jenis pupuk yang biasanya digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur hara primer (N, P, K). Namun mungkin saja tanaman juga kekurangan unsur hara lain. Oleh karena ada 3 cara untuk mengetahui tanaman kekurangan unsur hara (deficiency) apa saja, yaitu :
  1. Mengamati gejala-gejala yang muncul dalam pertumbuhan tanaman, apakah normal atau tidak.
  2. Analisis tanah di laboratorium dengan mengambil sample tanah di lapangan
  3. Analisis jaringan tanaman di laboratorium dengan mengambil sample daun tanaman.
3.               Pemupukan dilakukan menjelang atau awal musim hujan. Kalau diperlukan pupuk tambahan pada tahun yang sama, maka dilakukan menjelang akhir musim hujan. Sebelum pemupukan dilakukan, sebaiknya pH tanah diketahui. Jika pH tanah asam, maka perlu diberi kapur kaptan (CaCO3) agar pH tanah naik sehingga pemupukan memberikan respon yang baik pertumbuhan tanaman.
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Banyak rahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen penyusunnya sebagai kesatuan yang utuh.  Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. 
Secara de facto tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite.  Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini.  Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini Kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan keunikan tersendiri. Aktivitas biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut sekitar 80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hutan tropika basah merupakan ekosistem yang rapuh (fragile ecosystem), karena setiap komponen tidak bisa berdiri sendiri. Disamping itu dijumpai pula fenomena lain yaitu adanya ragam yang tinggi antar lokasi atau kelompok hutan baik vegetasinya maupun tempat tumbuhnya (Marsono, 1991)
Siklus Hara/Biogeokimia
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.  Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air.
 energy dan zat-zat kimia yang merupakan suatu proses integrasi fungsional, yang keduanya merupakan suatu pasangan karena energy disimpan dlam ikatan kimia. Aliran ini terjadi diantara tingkat tropic serta komponen-komponen biotik dan abiotik mengabungkan ekosistem de dalam suatu unit fungsional. Ketika energy dilepaskan melalui proses pernapasan, maka senyawa-senyawa yang terlibat mengalami degradasi, dan unsur-unsur kimiawinya dilepaskan  kehabitat, yang dapat digunakan kembali. Aliran kimiawi ini disebut juga siklus mineral atau siklus biogeokimia yang merupakan Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) yang ada dialam. . (Irawan Djamal. Z.,2007)
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga .
Siklus biogeokimia atau siklus organic – anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
Pengetahuan mengenai perjalanan semua senyawa organik yang terdapat dalam geosfer, mulai asal usulnya dari bakteri, terikatnya senyawa organik ke dalam batuan sedimenter dan tersimpan dalam periode geologi tertentu, sampai kembali ke permukaan bumi, yang kesemuanya itu melibatkan berbagai proses transformasi biokimia dan geokimia
Di alam diketahui ada + 100 unsur kimia, tetapi hanya 30 – 40 unsur yang sangat diperlukan makhluk hidup. Unsur-unsur kimia, termasuk unsur utama dari protoplasma, cenderung untuk bersikulasi dalam biosfer dengan pola tertentu dari lingkungannya ke organisme & kembali lagi ke lingkungan  dikenal dengan SIKLUS BIOGEOKIMIA dan Pergerakan unsur-unsur dan senyawa-senyawa anorganik yang penting untuk menunjang kehidupan dikenal dengan SIKLUS HARA (Irawan Djamal. Z.,2007)
Masing-masing siklus tersebut terdiri atas 2 kompartemen atau 2 pool, yaitu :
1.  Reservoir pool : besar, lambat bergerak, umumnya bukan komponen ekologi
2.  Exchange/Cycling pool : kecil, tapi lebih aktif bertukar dengan cepat antara organisme dengan lingkungannya.
Dari sudut biosfer secara keseluruhan, siklus biogeokimia terdiri atas :
a)     Tipe gas dimana reservoir adalah di atmosfer atau hidrosfer (lautan).
misal : siklus carbon (CO2) & siklus nitrogen (N)
b)     Tipe sedimen dimana reservoir adalah kerak bumi
misal : siklus fosfor
Menurut K Hairiah et all bahwa sistem hutan alami memiliki siklus hara tertutup, dalam arti unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetasi hutan diambil dari tanah, dan sebagian besar unsur hara tersebut dikembalikan lagi ke dalam tanah melalui daun, ranting atau cabang yang gugur. Dalam sistem tersebut, jumlah kehilangan hara melalui pencucian dan erosi sangatlah kecil, sebagian besar cadangan hara tersimpan dalam vegetasi di atas tanah. Ketika hutan alami dibuka menjadi lahan pertanian, baik melalui kegiatan tebang bakar ataupun penggunaan alat-alat berat, sebagian besar cadangan hara pada lahan tersebut menjadi hilang. Seiring dengan itu, sifat-sifat tanah yang lain juga berubah. Siklus hara yang semula tertutup menjadi  terbuka, mencerminkan semakin meningkatnya ketidakseimbangan antara unsur hara yang diambil dengan yang dikembalikan ke dalam tanah.
Sebagai contoh, tanah menjadi putih dan keras setelah 3-5 tahun hutan dibuka untuk lahan pertanian, dan akhirnya hanya untuk ubikayu. Hal ini terjadi karena sebagian besar biomasa hasil tanaman semusim diangkut ke luar petak, sebagai hasil panen dan sisa panen digunakan untuk pakan ternak.  Dengan demikian kandungan bahan organik tanah yang berfungsi sebagai penyangga hara dan air semakin rendah.
Hutan yang mempunyai berbagai macam fungsi dan tipe pada dasarnya tidak terlepas pada jumlah dan kondisi jenis pohon yang ada didalamnya. Tingkat kuantitas dan kualitas jenis pohon yang mendominasi ini tidak terlepas dari kemampuan suatu jenis untuk dapat tumbuh, sehingga konsep pertumbuhan menjadi penting. Pertumbuhan pohon menurut Fakuara (1990), adalah bertambahnya masa sel (nutrien dan air) yang tidak dapat kembali lagi (tidak susut). Tingkat pertumbuhan suatu jenis (Delvian, 2006).
Unsur hara yang terkandung pada tanah hutan tropis masih kaya unsur hara  makro dan mikro dan banyak nya bahan organik yang terdapat dari daun atau makhluk hidup yang sudah terdempoosisi dan mikroorganisme yang baik banyak terkandung dalam tanah yang terkandung dapa tanah hutan.
Tanah hutan yang baik adalah tanah yang memiliki solum yang dalam, subur, dan kaya akan unsur hara yang diperlukan serta sesuai bagi perkembangan pohon/tegakan hutan. Ketersediaan bahan organik dan unsur hara tersebut harus berlangsung secara terus menerus untuk mendukung pertumbuhan tegakan yang ada di atasnya, kerena itu kehadiran, keterlibatan dan peranan berbagai organisme tanah, khususnya mikroorganisme menjadi sangat penting dan menentukan.
Mikroorganisme yang ditemukan pada pada tanah-tanah hutan tidak jauh berbeda dengan mikroorganisme yang ada pada tanah-tanah lainnya, baik dari segi keragaman, jumlah, maupun aktifitasnya. Eksistensi dari mikroorganisme tanah tersebut dapat bersifat positif dan juga dapat bersifat negatif. Daerah yang paling disukai oleh organisme tanah adalah antara serasah dan lapisan atas permukaan tanah (top soil).

Sehingga tanah yang baru di buka mendaji lahan perkebunan tidak perlu dilakukan pemupukan dapa fase siklus tanam pertama dikarenakan masih tersedia nya unsur hara makro dan mikro masih tersedia di dalam tanah.

About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top