Potensi dan pengelolaan lahan gambut untuk tanaman pangan

<i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">a.</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt;">    </span><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Potensi lahan gambut untuk tanaman pangan semusim</span></i><br /> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sesuai dengan arahan Departemen Pertanian (BB Litbang SDLP, 2008), lahan gambut yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan disarankan pada gambut dangkal (< 100 cm). Dasar pertimbangannya adalah gambut dangkal memiliki tingkat kesuburan relatif lebih tinggi dan memiliki risiko lingkungan lebih rendah dibandingkan gambut dalam. Lahan gambut dengan kedalaman 1,4 - 2 m tergolong sesuai marjinal (kelas kesesuaian S3) untuk berbagai jenis tanaman pangan. Faktor pembatas utama adalah kondisi media perakaran dan unsur hara yang tidak mendukung pertumbuhan tanaman. Tanaman pangan yang mampu beradaptasi antara lain padi, jagung, kedelai, ubikayu, kacang panjang dan berbagai jenis sayuran lainnya.</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">                                                                                 </span></i><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: -14.15pt;"> <i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">b.</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt;">    </span><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Pengelolaan air</span></i><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Budidaya tanaman pangan di lahan gambut harus menerapkan teknologi pengelolaan air, yang disesuaikan dengan karakteristik gambut dan jenis tanaman. Pembuatan saluran drainase mikro sedalam 10 - 50 cm diperlukan untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman pangan pada lahan gambut. Tanaman padi sawah pada lahan gambut hanya memerlukan parit sedalam 10-30 cm. Fungsi drainase adalah untuk membuang kelebihan air, menciptakan keadaan tidak jenuh untuk pernapasan akar tanaman, dan mencuci sebagian asam-asam organik. Semakin pendek interval/jarak antar parit drainase maka hasil tanaman semakin tinggi. Walaupun drainase penting untuk pertumbuhan tanaman, namun semakin dalam saluran drainase akan semakin cepat laju subsiden dan dekomposisi gambut.</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: -14.15pt;"> <i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">c.</span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt;">     </span><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengelolaan kesuburan tanah</span></i><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah gambut bereaksi masam. Dengan demikian diperlukan upaya ameliorasi untuk meningkatkan pH sehingga memperbaiki media perakaran tanaman. Kapur, tanah mineral, pupuk kandang dan abu sisa pembakaran dapat diberikan sebagai bahan amelioran untuk meningkatkan pH dan basa-basa tanah.</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tidak seperti tanah mineral, pH tanah gambut cukup ditingkatkan sampai pH 5 karena gambut tidak memiliki potensi Al yang beracun. Peningkatan pH sampai tidak lebih dari 5 dapat memperlambat laju dekomposisi gambut. Pengaruh buruk asam-asam organik beracun juga dapat dikurangi dengan menambahkan bahanbahan amelioran yang banyak mengandung kation polivalen seperti terak baja, tanah mineral laterit atau lumpur sungai. Pemberian tanah mineral berkadar besi tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi.</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">          Pemupukan sangat dibutuhkan karena kandungan hara gambut sangat rendah. Jenis pupuk yang diperlukan adalah yang mengandung N, P, K, Ca dan Mg. Walaupun KTK gambut tinggi, namun daya pegangnya rendah terhadap kation yang dapat dipertukarkan sehingga pemupukan harus dilakukan beberapa kali (<i>split</i> <i>application</i>) dengan dosis rendah agar hara tidak banyak tercuci. Penggunaan pupuk yang tersedianya lambat seperti fosfat alam akan lebih baik dibandingkan dengan SP36, karena akan lebih efisien, harganya murah dan dapat meningkatkan pH tanah.</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penambahan kation polivalen seperti Fe dan Al akan menciptakan tapak jerapan bagi ion fosfat sehingga bisa mengurangi kehilangan hara P melalui pencucian. Tanah gambut juga kahat unsur mikro karena dikhelat (diikat) oleh bahan organik. Oleh karenanya diperlukan pemupukan unsur mikro seperti terusi, magnesium sulfat dan seng sulfat masing-masing 15 kg ha-1 tahun-1, mangan sulfat 7 kg ha-1 tahun-1, sodium molibdat dan borax masing-masing 0,5 kg ha-1 tahun-1. Kekurangan unsur mikro dapat menyebabkan kehampaan pada tanaman padi, tongkol kosong pada jagung atau polong hampa pada kacang tanah.</span><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-indent: -14.15pt;"> <i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 10.5pt;">b. </span></i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 7.0pt;">   </span><i><span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Strategi petani dalam meningkatkan kesuburan tanah gambut</span></i><span style="color: #333333; font-family: "helvetica" , "sans-serif"; font-size: 10.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span lang="IN" style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Karena keterbatasan akses dan kemampuan untuk mendapatkan pupuk dan bahan amelioran, maka untuk meningkatkan kesuburan tanah, petani membakar seresah tanaman dan sebagian lapisan gambut kering sebelum bertanam. Praktek ini dapat ditemukan di kalangan petani yang menanam sayuran dan tanaman pangan secara tradisional di berbagai tempat di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan Jambi. Dengan cara ini petani mendapatkan amelioran berupa abu yang dapat memperbaiki produktivitas gambut. Namun abu hasil pembakaran mudah hanyut dan efektivitasnya terhadap peningkatan kesuburan tanah tidak berlangsung lama. Lagi pula cara ini sangat berbahaya karena bisa memicu kebakaran hutan dan lahan secara lebih luas, mempercepat subsiden, meningkatkan emisi CO2 dan mendatangkan asap yang mengganggu kesehatan serta mempengaruhi lalu lintas. Untuk menghindari kebakaran, maka pembakaran serasah harus dilakukan secara terkendali di satu tempat khusus berupa lubang yang dilapisi dengan tanah mineral sehingga api tidak sampai membakar gambut. Cara ini diterapkan dengan baik di lahan gambut di Pontianak, Kalimantan Barat. Bila pembakaran serasah harus dilakukan langsung di lapangan, maka harus dipastikan bahwa gambut di bawahnya jenuh air supaya gambutnya tidak ikut terbakar. Dalam jangka panjang pembakaran serasah dan gambut perlu dicegah untuk menjaga keberlangsungan pertanian di lahan gambut. Untuk itu diperlukan bimbingan cara bertani tanpa bakar dan pemberian bantuan amelioran serta pupuk bagi petani.</span><span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">73</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT SECARA BERKELANJUTAN</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">IG. M. Subiksa, Wiwik Hartatik, dan Fahmuddin Agus</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan gambut tropis memiliki keragaman sifat fisik dan kimia yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">besar, baik secara spasial maupun vertikal. Karakteristiknya sangat ditentukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">oleh ketebalan gambut, substratum atau tanah mineral dibawah gambut,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kematangan, dan ada tidaknya pengayaan dari luapan sungai disekitarnya.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Karakteristik lahan seyogianya dijadikan acuan arah pemanfaatan lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan. Sesuai</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan Keppres No. 32/1990 gambut dengan ketebalan >3 m diperuntukkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kawasan konservasi. Hal ini disebabkan makin tebal lapisan gambut, maka</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut tersebut semakin rapuh (fragile). Dengan mempertahankannya sebagai</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kawasan konservasi, maka fungsinya sebagai penyangga hidrologi tetap</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terjaga. Gambut dengan kedalaman < 3 m dapat dimanfaatkan untuk pertanian</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan syarat lapisan mineral dibawah gambut bukan pasir kuarsa atau liat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">berpirit, dan tingkat kematangan bukan fibrik. Lebih lanjut Departemen</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pertanian merekomendasikan untuk tanaman pangan dan hortikultura</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">diarahkan pada gambut dangkal (< 100 cm), dan untuk tanaman tahunan pada</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut dengan ketebalan 2–3 m (Sabiham et al., 2008). Dasar</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pertimbangannya adalah, gambut dangkal memiliki tingkat kesuburan relatif</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lebih tinggi dan risiko lingkungan lebih rendah dibandingkan gambut dalam.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian sudah dilakukan sejak lama</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dan menjadi sumber kehidupan keluarga tani. Namun harus disadari bahwa</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pemanfaatan lahan gambut memiliki risiko lingkungan, karena gambut sangat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">rentan mengalami degradasi. Degradasi lahan gambut bisa terjadi bila pengelolaan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lahan tidak dilakukan dengan baik, sehingga laju dekomposisi terlalu besar dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">atau terjadi kebakaran lahan yang menyebabkan emisi GRK besar. Meniadakan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">emisi GRK dalam pemanfaatan lahan gambut adalah mustahil, karena proses</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dekomposisi adalah proses alamiah yang juga diperlukan dalam penyediaan hara</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">bagi tanaman. Konsep pengelolaan lahan gambut berkelanjutan harus dilakukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan meningkatkan produktivitas secara maksimal dan menekan tingkat emisi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">yang ditimbulkan seminimal mungkin.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peningkatan produktivitas lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Umumnya lahan gambut tergolong sesuai marjinal untuk berbagai jenis</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanaman pangan dengan faktor pembatas utama kondisi media perakaran 74</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanaman yang kurang kondusif bagi perkembangan akar. Beberapa faktor</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pembatas yang dominan adalah kondisi lahan yang jenuh air, bereaksi masam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dan mengandung asam organik yang beracun serta status unsur hara rendah.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Upaya meningkatkan produktivitas lahan gambut, dapat dilakukan dengan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menerapkan teknologi pengelolaan air, ameliorasi dan pemupukan serta</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pemilihan komoditas yang tepat.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengelolaan air</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan harus dimulai</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dari perencanaan penataan lahan yang disesuaikan dengan karakteristik lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut setempat, dan komoditas yang akan dikembangkan. Penataan lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">meliputi aktivitas mengatur jaringan saluran drainase, perataan tanah (leveling),</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pembersihan tunggul, pembuatan surjan, guludan, dan pembuatan drainase</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dangkal intensif. Dimensi dan kerapatan jaringan drainase disesuaikan dengan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">komoditas yang dikembangkan apakah untuk tanaman pangan, sayuran,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">perkebunan atau hutan tanaman industri (HTI). Perataan tanah penting jika</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">akan dikembangkan tanaman pangan dan sayuran. Pembersihan tunggul juga</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sangat membantu meningkatkan produktivitas, karena keberadaan tunggul</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">akan membatasi area yang bisa ditanami dan menjadi sarang hama.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pembuatan surjan hanya mungkin dilakukan pada gambut dangkal dan lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">bergambut. Guludan dan drainase dangkal intensif diperlukan jika</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dikembangkan tanaman sayuran dan buah-buahan.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam kondisi alami, lahan gambut selalu dalam keadaan jenuh air</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(anaerob), sementara itu sebagian besar tanaman memerlukan kondisi yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">aerob. Oleh karenanya, langkah pertama dalam reklamasi lahan gambut untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pertanian adalah pembuatan saluran drainase untuk menurunkan permukaan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">air tanah, menciptakan kondisi aerob di zona perakaran tanaman, dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengurangi konsentrasi asam-asam organik. Namun demikian, gambut tidak</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">boleh terlalu kering karena gambut akan mengalami kerusakan dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menimbulkan emisi GRK yang tinggi. Berbeda dengan tanah mineral, bagian</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">aktif dari gambut adalah fase cairnya, sehingga apabila gambut kering akan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kehilangan fungsinya sebagai tanah dan menjadi bersifat hidrofobik. 75</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengembangan kawasan lahan gambut dalam skala luas memerlukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">jaringan saluran drainase yang dilengkapi dengan pintu air untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengendalikan muka air tanah di seluruh kawasan. Dimensi saluran primer,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sekunder, dan tersier disesuaikan dengan luas kawasan dan jenis komoditas</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">yang dikembangkan. Tanaman pangan dan sayuran pada umumnya</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">memerlukan drainase yang dangkal (sekitar 20 – 30 cm). Tanaman tahunan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">memerlukan saluran drainase dengan kedalaman berbeda-beda. Tanaman</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sagu dan nipah tidak memerlukan drainase, tetapi tetap memerlukan sirkulasi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 25. Penataan lahan dan saluran drainase untuk sayuran (atas) dan untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">perkebunan (bawah)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Keterangan: guludan dengan dua jenis tanaman sayuran: o = cabai; + = kacang 76</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">air seperti halnya tanaman padi. Tanaman karet memerlukan saluran drainase</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mikro sedalam 20-40 cm, tanaman kelapa dan kelapa sawit memerlukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">saluran drainase sedalam 50-70 cm (Agus dan Subiksa, 2008).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pembuatan saluran drainase di lahan gambut akan diikuti oleh peristiwa</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">penurunan permukaan lahan (subsiden). Proses ini terjadi karena pemadatan,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dekomposisi, dan erosi gambut dipermukaan yang kering. Semakin dalam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">saluran drainase, maka subsiden semakin besar dan semakin cepat. Penurunan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">permukaan gambut dengan mudah dapat diamati dengan munculnya akar</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanaman tahunan di permukaan tanah. Untuk mengurangi dampak penurunan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanah terhadap perkembangan tanaman, sebaiknya penanaman tanaman</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tahunan ditunda sampai sampai satu tahun setelah pembukaan saluran. Hal ini</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dilakukan untuk menghindari tanaman roboh karena daya sangga gambut yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">rendah.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemilihan komoditas yang sesuai</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemilihan komoditas yang mampu beradaptasi baik dilahan gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sangat penting untuk mendapatkan produktivitas tanaman yang tinggi.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemilihan komoditas disesuaikan dengan daya adaptasi tanaman, nilai</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">ekonomi, kemampuan modal, keterampilan, dan skala usaha. Jenis tanaman</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sayuran (selada, kucai, kangkung, bayam, cabai, tomat, terong, dan paria) dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">buah-buahan (pepaya, nanas, semangka, melon) adalah tanaman yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">memiliki nilai ekonomi tinggi dan beradaptasi sangat baik di lahan gambut.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sebagai contoh petani sayuran di daerah Siantan Kalimantan Barat sukses</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 26. Pintu air yang berfungsi sebagai canal blocking untuk menjaga</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">muka air tanah tetap stabil pada kisaran yang dikehendaki 77</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengembangkan tanaman sayuran dengan tingkat keuntungan yang tinggi.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Seorang petani dengan lahan 0,5 ha bisa panen kucai 200 kg per hari terusmenerus</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dan dijual dengan harga Rp3.000 – Rp 8.000kg-1. Untuk skala luas,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pemilihan komoditas perkebunan seperti kelapa sawit sangat menguntungkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">karena pasarnya yang besar dan produk turunannya sangat beragam.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengembangan untuk tanaman pangan lebih banyak ditujukan untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">keamanan pangan seperti jagung untuk gambut yang kering dan padi untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut dangkal dan basah.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ameliorasi lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan gambut bersifat sangat masam karena kadar asam-asam organik</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sangat tinggi dari hasil pelapukan bahan organik. Sebagian dari asam-asam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">organik tersebut, khususnya golongan asam fenolat, bersifat racun dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 27. Tanaman sayuran (kiri) dan buah-buahan (kanan) tumbuh baik di</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lahan gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 28. Kelapa sawit (kiri) dan Akasia (kanan) di lahan gambut Riau 78</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menghambat perkembangan akar tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sangat terganggu. Ameliorasi diperlukan untuk mengatasi kendala reaksi tanah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">masam dan keberadaan asam organik beracun, sehingga media perakaran</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanaman menjadi lebih baik. Kapur, tanah mineral, pupuk kandang dan abu sisa</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pembakaran dapat diberikan sebagai bahan amelioran untuk meningkatkan pH</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dan basa-basa tanah (Subiksa et al., 1997; Mario, 2002; Salampak, 1999).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Namun tidak seperti tanah mineral, pH tanah gambut cukup ditingkatkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sampai pH 5,0 karena gambut tidak memiliki potensi Al yang beracun.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peningkatan pH terlalu tinggi justru berdampak buruk karena laju dekomposisi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut menjadi terlalu cepat.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Amelioran alami yang mengandung kation polivalen (Fe, Al, Cu, dan Zn)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">seperti terak baja, tanah mineral laterit atau lumpur sungai sangat efektif</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengurangi dampak buruk asam fenolat (Salampak, 1999; Sabiham et al.,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1997). Penambahan kation polivalen seperti Fe dan Al akan menciptakan tapak</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">jerapan bagi ion fosfat sehingga bisa mengurangi kehilangan hara P melalui</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pencucian (Rachim, 1995). Pemberian tanah mineral berkadar besi tinggi dapat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi (Mario, 2002;</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Salampak, 1999; Suastika, 2004; Subiksa et al., 1997). Formula amelioran dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pupuk gambut (Pugam) yang dikembangkan Balittanah juga efektif</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">meningkatkan produktivitas lahan. Pugam juga mengandung kation polivalen</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan konsentrasi tinggi, sehingga takaran amelioran yang diperlukan tidak</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terlalu besar yaitu hanya 750 kgha-1 (Subiksa et al., 2009).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 29. Reaksi kimia pembentukan khelat dan netralisasi asam fenolat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">beracun 79</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemupukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemupukan diperlukan karena secara inheren tanah gambut sangat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">miskin mineral dan hara yang diperlukan tanaman. Jenis pupuk yang diperlukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">adalah pupuk lengkap terutama yang mengandung N, P, K, Ca, Mg dan unsur</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mikro Cu, Zn dan B. Pemupukan harus dilakukan secara bertahap dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengantakaran rendah karena daya pegang (sorption power) hara tanah gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">rendah sehingga pupuk mudah tercuci. Penggunaan pupuk lepas lambat (slow</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">release) seperti fosfat alam dan Pugam lebih baik dibandingkan dengan SP-36,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">karena akan lebih efisien, harganya murah dan dapat meningkatkan pH tanah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(Subiksa et al., 1991). Pugam dengan kandungan hara utama P, juga tergolong</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pupuk lepas lambat yang mampu meningkatkan serapan hara, mengurangi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pencucian hara P, dan meningkatkan pertumbuhan tanaman sangat signifikan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dibandingkan SP-36.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah gambut juga diketahui kahat unsur mikro karena dikhelat (diikat)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">oleh bahan organik (Rachim, 1995). Oleh karenanya diperlukan pemupukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">unsur mikro seperti terusi, dan seng sulfat masing-masing 15 kgha-1tahun-1,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mangan sulfat 7 kgha-1, sodium molibdat dan borax masing-masing 0,5 kgha-</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tahun-1. Kekurangan unsur mikro dapat menyebabkan bunga jantan steril</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sehingga terjadi kehampaan pada tanaman padi, tongkol kosong pada jagung</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">atau polong hampa pada kacang tanah. Pugam sebagai amelioran dan pupuk,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">juga mengandung unsur mikro yang diperlukan tanaman, sehingga pemupukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">unsur mikro tambahan tidak diperlukan lagi.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengurangan Emisi GRK</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan gambut dikenal merupakan sumber emisi gas rumah kaca (GRK)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terbesar dari sektor pertanian dan kehutanan karena menyimpan cadangan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">karbon sangat besar yaitu 550 Gt CO2e, setara dengan 75% karbon di atmosfer</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">atau setara dengan dua kali simpanan karbon semua hutan di seluruh dunia</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(Joosten, 2007). Lahan gambut terbentuk dari akumulasi bahan organik yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mudah mengalami dekomposisi apabila ada perubahan kondisi lingkungan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menjadi aerob. Proses dekomposisi bahan organik akan menghasilkan asamasam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">organik, gas CO2 dan gas methan (gas rumah kaca).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Faktor pendorong terjadinya emisi GRK yang berlebihan di lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut antara lain adalah kebakaran lahan, pembuatan saluran drainase dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pengelolaan lahan. Kebakaran lahan bisa terjadi saat pembukaan hutan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut, persiapan lahan sebelum musim tanam atau musim kemarau ekstrim. 80</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kebakaran yang terjadi pada waktu pembukaan hutan dan persiapan lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">seringkali terjadi karena kesengajaan, sedangkan kebakaran di saat tanaman</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sudah ditanam bisa terjadi karena keadaan kemarau panjang atau karena</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kecelakaan. Kasus di Kalimantan Barat, berdasarkan wawancara dengan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">petani, pembakaran lahan sebelum musim tanam bisa menghabiskan 3 – 5 cm</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lapisan gambut (Subiksa et al, 2009). Hal ini dilakukan petani untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mendapatkan abu yang memperbaiki pH dan kejenuhan basa tanah.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Untuk Indonesia, hasil perhitungan Wahyunto et al. (2004), total stock</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">karbon dari seluruh lahan gambut di Indonesia sekitar 37 Gt. Tergantung</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">ketebalan gambut, simpanan karbon gambut bisa 10 kali lebih tinggi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dibandingkan dengan simpanan karbon tanah mineral (Tabel 5).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mempertahankan karbon dalam tanah dan tanaman menjadi isu lingkungan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sangat penting karena konsentrasi karbon di udara berpengaruh terhadap</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pemanasan global.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengendalian muka air tanah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan gambut memiliki daya hantar hidrolik yang tinggi, baik secara</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">vertikal maupun horizontal. Oleh karena itu, saluran drainase sangat menentukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kondisi muka air tanah. Kunci pengendalian muka air tanah adalah mengatur</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dimensi saluran drainase, terutama kedalamannya, dan mengatur pintu air.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menurunkan muka air tanah sangat diperlukan untuk menjaga kondisi media</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">perakaran tetap dalam kondisi aerob. Namun penurunan yang terlalu besar</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menyebabkan gambut mengalami kerusakan. Oleh karena muka air tanah harus</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dikendalikan agar akar tanaman cukup mendapatkan oksigen, tetapi gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tetap lembap untuk menghindari emisi yang besar dan gambut mengering.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengendalian air dengan mengatur tinggi air di saluran drainase dengan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengatur pintu air adalah salah satu tindakan mitigasi emisi CO2 yang terjadi.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hasil penelitian Wosten dalam Hooijer et al., (2006) menunjukkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">bahwa laju emisi berbanding lurus dengan kedalaman saluran drainase. Rieley</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dan Page (2005) menunjukkan hubungan linier antara kedalaman muka air</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanah dengan emisi karbon bersifat spesifik lokasi (Gambar 30). Agus et al.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(2009) menunjukkan bahwa laju emisi meningkat dengan pola logaritmik</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan makin meningkatnya kedalaman muka air tanah. Oleh karena mengatur</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">muka air tanah pada tingkat yang aman untuk tanaman dan minimal emisinya</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">merupakan tindakan mitigasi kerusakan lahan yang sangat efektif. 81</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rumbang dalam Noor (2010) mengemukakan hubungan antara</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">penggunaan jenis tanaman dengan emisi (Gambar 30). Hal ini tentu berkaitan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan kedalaman air tanah yang dibutuhkan oleh masing-masing jenis</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanaman. Salah satu komponen penting dalam pengaturan tata air lahan gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">adalah bangunan pengendali berupa pintu air atau canal blocking di setiap</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">saluran. Pintu air berfungsi untuk mengatur muka air tanah, disesuaikan dengan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kebutuhan tanaman. Mengingat gambut memiliki daya hantar hidrolik yang tinggi,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">maka dalam satu saluran diperlukan beberapa pintu canal blocking membentuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">cascade.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kasus lahan gambut yang sudah dibuka untuk transmigrasi di berbagai</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">daerah, menunjukkan bahwa jaringan saluran drainase tidak terawat dengan baik</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sehingga saluran menjadi sangat dangkal dan tertutup rumput. Pintu air dengan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">cepat mengalami kerusakan karena sistem pemasangan kurang baik, sehingga air</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengalir melalui pinggir pintu air. Oleh karena itu, perlu digalakkan program</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">rehabilitasi lahan, pembuatan saluran, pintu air, dan canal blocking di lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut untuk menghindari perubahan kondisi lahan yang drastis, seperti</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pengeringan. Pintu air harus berfungsi secara optimal agar permukaan air tanah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">stabil.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kompleksasi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Emisi GRK adalah hasil dari proses dekomposisi gambut menjadi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">senyawa karbon dengan rantai pendek. Proses dekomposisi lebih lanjut dapat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">ditekan dengan proses kompleksasi senyawa organik sederhana menjadi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">senyawa kompleks. Kompleksasi dapat dilakukan dengan menambahkan bahanbahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">amelioran yang kaya dengan kation polivalen. Kation polivalen memiliki</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.54</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.76 0.69</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.19</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.72</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.14 1.18</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.40</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.2</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.4</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.6</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.8</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.2</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.4</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Aloe vera Kelapa sawit Karet Jagung</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Water Table (m)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Emisi CO2 (g CO2.m-2.h-1)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">20</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">40</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">60</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">80</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">100</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">30 50 70 90</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Jeluk muka air tanah (cm)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">CO2 (t.ha-1.th-1)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Netherland</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Indiana</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Florida</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Malaysia</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 30. Hubungan antara muka air tanah dengan tingkat emisi CO2 untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">berbagai penggunaan lahan (Rumbang, dalam Noor, 2010) dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tempat (Rieley dan Page, 2005) 82</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Emisi CO2</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">0.00</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.00</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">2.00</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.00</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">4.00</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">5.00</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">6.00</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pugam A Pugam Q Pugam R Pugam D Pugam T Kontrol P. kontrol</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Perlakuan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Emisi CO2 (mg/m2/menit)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">energi afinitas yang tinggi terhadap gugus fungsional bahan organik membentuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">jembatan kation yang merangkai senyawa organik. Senyawa kompleks yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terbentuk sangat tahan terhadap dekomposisi sehingga emisi karbon bisa</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">ditekan. Pemberian amelioran gambut 5-10 t ha-1 (sekitar 5-10 m3</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">) tanah liat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">halus yang kaya besi (tanah laterit) untuk tanah pertanian dan perkebunan di</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lahan gambut, diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 kumulatif sebanyak 15,5</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">± 5,5% dibandingkan dengan tanpa pemberian amelioran.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bila program ameliorasi dilengkapi dengan penyediaan pupuk untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menggantikan teknik pembakaran tradisional, diharapkan dapat mengurangi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">emisi sebesar 19±7%. Hasil ini masih bisa ditingkatkan dengan menggunakan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pupuk Pugam yang rendah emisi. Hasil penelitian Subiksa et al. (2009)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menunjukkan bahwa pemupukan dengan pupuk Pugam mampu menurunkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">emisi GRK hingga 47% dan meningkatkan produksi biomassa lebih dari 30 kali</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lipat (Gambar 31). Hasil penelitian Salampak (1999); Mario (2002); Hartatik</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(2003) menunjukkan bahwa penambahan senyawa berkadar besi tinggi mampu</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menekan pengaruh buruk asam-asam fenolat yang beracun sehingga</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kation besi (Fe3</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">+</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">) menurunkan konsentrasi asam-asam fenolat yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">disebabkan adanya proses kompleksasi. Kation besi dari bahan amelioran</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sebagai jembatan kation bisa mengikat 2 atau lebih asam fenolat monomer.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Asam-asam fenolat berperan sebagai penyumbang pasangan elektron (donor),</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sedangkan kation Fe berperan sebagai penerima elektron (acceptor) (Tan,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1993). Senyawa kompleks yang terbentuk menjadi lebih stabil dan tidak</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kontrol NPK-konv.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 31. Pemupukan dengan pupuk khusus lahan gambut Pugam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengurangi laju emisi CO2 (kiri) dan meningkatkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pertumbuhan tanaman (kanan) 83</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">beracun bagi tanaman. Proses kompleksasi mampu memecahkan beberapa</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">permasalahan yang dihadapi dalam usahatani di lahan gambut yaitu (1)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mengurangi emisi GRK karena stabilitas gambut meningkat; (2) menetralisir</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">asam-asam fenolat beracun sehingga perkembangan akar tanaman tidak</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terganggu; dan (3) mengurangi pencucian hara karena adanya tapak jerapan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">positif yang terbentuk dari kation polivalen.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam rangka mitigasi emisi CO2 secara masal, sangat penting untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">memberlakukan kebijakan subsidi pupuk dan amelioran yang mampu menekan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">emisi GRK,sehingga petani tidak membakar serasah di lahan gambut.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kebijakan melarang penggunaan lahan gambut secara total kurang tepat,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">karena masyarakat di lahan gambut memiliki ketergantungan tinggi terhadap</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lahan gambut. Di beberapa tempat, petani berhasil menjadikan lahan gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sebagai sumber pendapatan utama secara turun temurun.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Persiapan lahan tanpa bakar</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Emisi karbon paling masif terjadi saat kebakaran gambut, baik karena</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kesengajaan maupun tidak sengaja. Penyiapan lahan dengan sistem</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">membakar menyebabkan hilangnya cadangan karbon, terjadi subsiden, dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pada akhirnya mengarah pada habisnya lapisan gambut. Penelitian Subiksa et</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">al. (2009) menunjukkan bahwa petani di Kalimantan Barat selalu melakukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pembakaran lahan sebelum menanam tanaman pangan, khususnya jagung.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Setiap musim, lapisan gambut terbakar sekitar 3-5 cm.Dari gambut yang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terbakar selama 2 kali tanam per tahun dapat diperkirakan besarnya emisi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">karbon yaitu sekitar 110,1 t CO2ha-1tahun-1 (dengan asumsi karbon density</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut sekitar 50 kgm-3 atau 0.05 tm-3).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 32. Persiapan lahan dengan membakar, sumber emisi CO2 yang besar 84</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Adanya pembakaran lahan dan hutan di suatu daerah dapat dipantau</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dari data hot spot (titik api)yang dihasilkan dari interpretasi citra satelit. Jumlah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">titik api yang dipantau di beberapa daerah rawan kebakaran lahan,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menunjukkan bahwa antara bulan Januari – Mei 2010, Provinsi Riau dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kalimantan Timur memiliki titik api paling banyak, dan puncaknya terjadipada</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">bulan Februari - Maret. Hal ini menunjukkan aktivitas pembakaran untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pembukaan lahan masih menjadi pilihan masyarakat. Kebiasaan masyarakat ini</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">harus diubah dengan terus-menerus melakukan sosialisasi pembukaan lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanpa bakar (PLTB), serta penerapan peraturan perundang-undangan.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pelatihan dan sosialisasi harus disertai dengan pengenalan alternatif lain dalam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pembukaan lahan. Selain itu fasilitas pemantauan dan pengendalian kebakaran</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lahan harus disediakan di daerah rawan kebakaran.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pembakaran lahan, baik yang disengaja maupun tidak, menyebabkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">hilangnya cadangan karbon sehingga lapisan gambut semakin tipis bahkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">habis. Bila lapisan substratum merupakan lapisan mineral berpirit atau pasir</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kuarsa maka akan terjadi kemerosotan kesuburan tanah. Membakar gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terkadang sengaja dilakukan petani untuk memperoleh abu yang untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sementara bisa memperbaiki kesuburan tanah. Abu sisa pembakaran</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">memberikan efek ameliorasi dengan meningkatnya pH dan kandungan basabasa</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanah, sehingga tanaman tumbuh lebih baik (Subiksa et al., 1998).Proses</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">ini harus dihindari dengan mempertahankan kelembapan gambut agar tidak</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mudah terbakar dan menerapkan sistem pengelolaan zero burning.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pembakaran serasah tanaman secara terkendali di rumah abu (tempat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pembakaran serasah) adalah salah satu usaha mencegah kebakaran gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">meluas. Tempat khusus ini berupa lubang yang dilapisi dengan tanah mineral</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sehingga api tidak sampai membakar gambut. Cara ini diterapkan dengan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sangat baik oleh petani sayur di lahan gambut Pontianak, Kalimantan Barat.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bila pembakaran serasah harus dilakukan langsung di lapangan, maka harus</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dipastikan bahwa gambut dibawahnya jenuh air supaya gambutnya tidak ikut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terbakar.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengalihan dari cara tradisional dengan cara membakar kepada metode</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanpa membakar, diperlukan cara alternatif lain yang bisa diterima masyarakat.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pembukaan lahan menggunakan mulcheratau bio-harvesteradalah salah satu</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">alternatif yang baik, namun alatnya masih tergolong mahal. Sementara untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lahan pertanian yang sudah eksis, diperlukan upaya ameliorasi dan pemupukan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">agar pertumbuhan tanaman bisa optimum. Oleh karena itu, kebijakan subsidi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pupuk dan amelioran untuk petani di lahan gambut penting untuk dikeluarkan 85</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">agar kebiasaan membakar yang menghasilkan emisi CO2 tinggi bisa dihindari.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ditjen Perkebunan (2010) memprediksibahwa upaya mencegah pembakaran</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">lahan dapat mengurangi emisi CO2 sampai 0,284 Gt CO2 atau 25% dari</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">proyeksi BAU 2025.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanaman penutup tanah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Emisi GRK berkorelasi positif dengan suhu, dimana makin tinggi suhu</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">udara dan tanah maka emisi GRK semakin tinggi. Warna gambut yang gelap</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">cenderung menyerap suhu, sehingga gambut yang terekspos akan terasa sangat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">panas. Suhu yang panas menyebabkan gambut cepat kering dan rawan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kebakaran. Oleh karena, untuk mengurangi emisi GRK dari lahan pertanian, maka</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanah gambut harus diusahakan tertutup vegetasi. Menanam tanaman penutup</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanah, selain mengurangi emisi, juga meningkatkan sekuestrasi karbon, sehingga</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">emisi bersih menjadi lebih kecil lagi. Tanaman penutup tanah sebagai tanaman</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sela di perkebunan akan sangat membantu mempertahankan kelembapan tanah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dan mitigasi kebakaran lahan. Tanaman penutup tanah penghasil biomassa tinggi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">seperti mucuna atau calopogonium sangat dianjurkan karena bisa meningkatkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">sekuestrasi karbon dan fiksasi N dari udara, sehingga menambah kesuburan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanaman pokok. Namun demikian tanaman insitu seperti kalakai atau pakis</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">(Stenochiaena palustris) juga bisa dimanfaatkan dengan biaya murah.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 33. Tanaman penutup tanah kelakai (Stenochiaena palustris)untuk</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">mempertahankan kelembapan tanah gambut 86</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengaturan pola tanam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengurangan emisi CO2 dapat dilakukan dengan mengatur pola tanam,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">khususnya tanaman pangan dan sayuran. Pada prinsipnya pengaturan pola</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">tanam di lahan gambut bertujuan mengurangi lamanya waktu tanah dalam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">keadaan terbuka yang memicu terjadinya emisi. Relay planting adalah salah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">satu contoh penerapan pola tanam yang memungkinkan tanah gambut tidak</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">terbuka saat penggantian tanaman berikutnya. Menanam tanaman sela</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">diantara tanaman pokok (tahunan) dapat mengurangi emisi sekaligus</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">meningkatkan sekuestrasi karbon.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Agus, F. dan I G.M. Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk pertanian</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dan aspek lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Centre (ICRAFT) Bogor, Indonesia.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ditjen Perkebunan. 2010. Arah dan strategi pengembangan perkebunan rakyat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">menghadapi fenomena iklim. Paper disampaikan pada Rapat Kerja</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Balai Besar Litbang Sumber daya Lahan Pertanian (BB SDLP),</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Semarang, 2010.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartatik, W., 2003. Pemanfaatan Beberapa Jenis fosfat alam dan SP-36 pada</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah Gambut yang Diberi Bahan Amelioran Tanah Mineral dalam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kaitannya dengan Pertumbuhan Tanaman Padi. Disertasi. Institut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pertanian Bogor</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hooijer, A., Silvius, M., Wösten, H. and Page, S. 2006. PEAT-CO2,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Assessment of CO2 emissions from drained peatlands in SE Asia.Delft</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hydraulics report Q3943 (2006).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Joosten, H. 2007. Peatland and carbon. pp. 99-117 InParish, F., Siri, A.,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Chapman, D., Joosten H., Minayeva, T., and Silvius M. (Eds.)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Assessment on Peatland, Biodiversity and Climate Change.Global</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Environmental Centre, Kuala Lumpur and Wetand International,</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Wageningen.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mario, M.D. 2002. Peningkatan Produktivitas dan Stabilitas Tanah Gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan Pemberian Tanah Mineral yang Diperkaya oleh Bahan Berkadar</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Besi Tinggi. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 87</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Noor, M., 2010.Hubungan nilai emisi gas rumah kaca dengan teknologi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pengelolaan lahan gambut.Makalah Seminar Workshop Pelaksanaan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Perhitungan dan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca pada Lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambut, 4 Mei 2010 di Kementerian Lingkungan Hidup R.I., Jakarta.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rachim, A. 1995. Penggunaan Kation-kation Polivalen dalam Kaitannya</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan Ketersediaan Fosfat untuk Meningkatkan Produksi Jagung pada</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah Gambut. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bogor.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rieley, J.O dan S.E. Page. 2005. Wise Use of Tropical Peatlands: Focus on Southeast</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Asia. Nottingham, UK. 168 p.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sabiham, S., TB. Prasetyo, dan S. Dohong. 1997. Phenolic acid in Indonesian</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">peat. pp. 289-292.In Rieley and Page (Eds). Biodiversity and</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sustainability of Tropical Peat and Peatland. Samara Publishing Ltd.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Cardigan. UK.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sabiham, S., Wahyunto, Nugroho, Subiksa dan Sukarman, 2008. Laporan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tahunan 2008. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan Pertanian, Bogor.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Salampak, 1999. Peningkatan Produktivitas Tanah Gambut yang Disawahkan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dengan Pemberian Bahan Amelioran Tanah Mineral Berkadar Besi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tinggi. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Suastika, I W. 2004.Efektivitas Amelioran Tanah Mineral Berpirit yang Telah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Diturunkan Kadar Sulfatnya pada Peningkatan Produktivitas Tanah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gambut. Tesis S2. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Subiksa, IGM., Didi Ardi dan IPG. Widjaja Adhi, 1991. Pembandingan pengaruh</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">P-alam dan TSP pada tanah sulfat masam (Typic Sulfaquent) Karang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Agung Ulu Sumatera Selatan.DalamProsiding Pertemuan Pembahasan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hasil Penelitian Tanah, Cipayung 3-5 Juni 1991.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Subiksa, IGM., Sulaeman, dan IPG. Widjaja-Adhi. 1998. Pembandingan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">pengaruh bahan amelioran untuk meningkatkan produktivitas lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">gambut. Dalam Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat.Bogor, 10-12 Februari 1998.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Subiksa, IGM., K. Nugroho, Sholeh, and IPG. Widjaja Adhi, 1997. The effect of</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">ameliorants on the chemical properties and productivity of peat</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">soil.pp:321-326. In Rieley and Page (Eds.). Biodiversity and</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sustainability of Tropical Peatlands.Samara Publishing Limited, UK. 88</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Subiksa, IGM., Ai Dariah dan F. Agus. 2009. Sistem Pengelolaan Lahan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Eksisting di Kalimantan Barat serta Implikasinya terhadap Siak Kimia</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah Gambut dan Emisi GRK. Laporan Penelitian Kerjasama Balai</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penelitian tanah dengan Kementrian Ristek.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Subiksa, IGM., Husein Suganda dan Joko Purnomo. 2009. Pengembangan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Formula Pupuk untuk Lahan Gambut sebagai Penyedia Hara dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menekan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Laporan Penelitian Kerja</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sama antara balai Penelitian tanah dengan Departemen Pendidikan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Nasional, 2009.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tan, K. H., 1993. Principles of Soil Chemistry. Marcel Dekker, Inc. New York.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">362pp.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Wahyunto, Sofyan R., Suparto, dan H. Subagyo. 2004. Sebaran dan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">kandungan karbon lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan. Wetland</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">International Indonesia Programme.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.1 Latar Belakang</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pada saat ini dapat dikatakan kondisi pertanian indonesia dalam keadaan terpuruk. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya Negara ini mengimport berbagai produk tanaman pangan mulai dari beras, jagung, kedelai dan lainnya. Pada Oktober 2012 Impor beras mencapai 1,95 juta ton, jagung 2 juta ton, kedelai 1,9 juta ton, daging sapi setara dengan 900 ribu ekor sapi, gula 3,06 juta ton, dan teh senilai 11 juta dolar AS (kompas, 10/01/13). Melihat dari data diatas sangat ironi jika dibandingkan dengan kondisi sumberdaya alam indonesia yang tergolong sangat besar dan subur namun masih banyak melakukan import. Sebagian orang mengatakan kejadian tersebut karena kuragnya penerapan teknologi pertanian serta SDM yang kurang mumpuni di indonesia.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan kajian lokasi di indonesia, sebenarnya masih banyak wilayah di indonesia yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Banyak wilayah hutan di luar pulai jawa yang masih terbengkalai seperti pada kepulauan Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain sebagainya. Jika saja pemanfaatan lahan pertanian tersebut dapat dimaksimalkan dimumngkinkan swasembada pangan dapat terpenuhi. Namun strategi ini masih memiliki berbagai macam permasalahan antara lain seperti yang diterbitkan kompas, (08/otk/12) "Persoalannya sebetulnya bukanlah perlu tidaknya lahan baru. Saat ini sebanyak 52 % (persen) irigasi teknis kita bermasalah. Akibatnya, indeks pertanaman kita masih rendah, rata-rata 1,6 % (persen). Artinya, lahan yang ada ini belum dioptimalkan,"(Ketua Komisi IV DPR Romahurmuziy). Berdasarkan pernyataan diatas artinya strategi perluasan lahan yang tidak diimbangi dengan dengan pengaturan utilitas dan peningkatan SDM masih belum bisa digunakan sebagai solusi peningkatan swasembada pangan.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan agro-industri menuntut peningkatan produksi pertanian yang semakin tinggi setiap tahunnya, padahal lahan-lahan subur semakin menyusut untuk berbagai keperluan pembangunan non-pertanian. Dewasa ini diperkirakan 35.000-40.000 ha lahan subur setiap tahunnya beralih fungsi menjadi wilayah pemukiman, jalan raya, dan industri (Litbang Pertanian, 1992). Karena itu untuk mengembangkan usaha pertanian perlu diarahkan kepada lahan-lahan marginal di luar Jawa yang dikaitkan dengan program transmigrasi dan peningkatan kesempatan kerja. Lahan pasang surut tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya meliputi areal seluas 24,8 juta ha, dan sekitar 9 juta ha diantaranya prospektif dikembangkan untuk pertanian (Litbang Pertanian, 1995). Lahan pasang surut merupakan lahan marginal dan rapuh yang pemanfaatannya memerlukan perencanaan dan penanganan yang cermat. Kekeliruan di dalam membuka lahan ini akan membutuhkan investasi besar dan sulit untuk mengembalikannya seperti keadaan semula. Pada dasarnya lahan gambut atau lahan pasang surut ini merupakan lahan yang kaya akan bahan organic sehingga jika pengelolaannya tepat maka dapat dijadikan suatu alternative pengembangan teknologi pertanian.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.2 Rumusan Masalah</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.<span style="mso-spacerun: yes;">    </span>Bagaimana karakteristik tipologi lahan gambaut, lahan pasang surut dan lahan mineral asam?</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">2.<span style="mso-spacerun: yes;">    </span>Bagaimana pengelolaan tanaman pangan pada lahan gambut, pasang surut dan mineral masam agar dapat mencapai swasembada pangan?</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.3<span style="mso-spacerun: yes;">          </span></span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Di Indonesia terdapat sekitar 20,1 juta ha lahan pasang surut, tersebar di 4 pulau besar yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Menurut Nedeco Euroconsult (1985), sekitar 5.6 juta ha lahan pasang surut sesuai untuk dikembangkan untuk lahan pertanian. Dari luasan terseb ut, 2,6 juta ha berpotensi untuk pengembangadna lams kalab esar. Dua juta ha dari lahan pasang surut di Indonesia tergolong tipologi potensial, 10.0 juta ha tipologi lahan gambut, 6.7 juta ha lahan sulfat masam dan 0.4 juta ha lahan salin. Sebaran tipelogi lahan berbeda menurut wilayahnya, dalam arti tiap lokasi dapat mencakup beberapa tipologi lahan dan tipe luapan (Sabran, 2000).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan ketebalan lapisan gambutnya, lahan gambut terbagi dalam tiga kategori lahan, yaitu : a) gambut dangkal dengan ketebalan lapisan gambut 50- 100 cm, b) gambut tengahan dengan ketebalan lapisan gambut 101 - 200 cm dan c) gambut dalam dengan ketebalan lapisan gambut > 2 m. Lahan gambut dangkal memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian, khususnya untuk tanaman sayuran. Berdasarkan klasifikasi rawa, tipologi lahan, dan pola pemanfaatannya, tanaman sayuran dan hortikultura cocok diusahakan pada klasifikasi rawa lebak dengan tipologi lahan tanah aluvial gambut dangkal (R/A-G1) dan rawa pasang surut air tawar dengan tipologi lahan gambut dangkal (G1). Kedua tipologi lahan ini memiliki karakteristik kimia yang berbeda sehingga untuk memudahkan pengelolaan dalam menentukan jumlah pupuk yang diberikan, perlu diketahui karakteristik kimia tanahnya (Alwi, 2007).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan potensial yaitu lahan pasang surut yang tanahnya termasuk tanah sulfat masam potensial dengan lapisan pirit berkadar 2% terletak pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah, sedangkan lahan sulfat masam adalah lahan yang tanahnya mempunyai lapisan pirit atau sulfidik berkadar > 2% pada kedalaman kurang dari 50 cm. Lahan sulfat masam ini dibedakan lagi menjadi : (a) lahan sulfat masam potensial, apabila lapisan piritnya belum teroksidasi dan (b) lahan sulfat masam aktual, apabila lapisan piritnya sudah teroksidasi yang dicirikan adanya horizon sulfurik dan pH tanah <3,5 (Jumberi, 2003).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan rawa pasang surut yang luasnya mencapai 20,1 juta ha pada awalnya merupakan rawa pantai pasang surut di muara sungai besar, yang dipengaruhi secara langsung oleh aktivitas laut. Di bagian agak ke pedalaman, pengaruh sungai besar makin kuat sehingga wilayah ini memiliki lingkungan air asin (salin) dan air payau. Adanya proses sedimentasi, kini wilayah tersebut berwujud sebagai daratan yang merupakan bagian dari delta sungai. Wilayah tersebut terletak relative agak jauh dari garis pantai sehingga kurang terjangkau secara langsung oleh air laut waktu pasang. Oleh karena itu, wilayah tersebut saat ini banyak dipengaruhi oleh aktivitas sungai di samping pasang surut harian dari laut (Ardi, 2007)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lahan sulfat masam bila tipe luapannya A atau B, maka akan lebih efisien dan aman bila dijadikan lahan sawah karena dalam kondisi tergenang air (anaerob) bahan sulfida atau pirit akan stabil dan dengan demikian masukan yang diperlukan untuk tanaman akan lebih murah, tetapi bila tipe luapan C/D maka sebaiknya jangan disawahkan (Suriadikarta, 2008).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan tipe luapan air, padi sawah dapat dibudidayakan pada lahan bertipe luapan air A, B, atau C yang telah menjadi sawah tadah hujan. Lahan yang bertipe luapan air A adalah lahan yang selalu terluapi air, baik pada saat pasang besar maupun kecil. Tipe B hanya terluapi air pada saat pasang besar saja. Sedangkan lahan tipe C lahan tidak terluapi air pasang, namun air tanahnya dangkal (Suastika, 1997).</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">BAB 3. PENGELOLAAN</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.1 Pengolahan Tanaman Pangan Pada Lahan Pasang Surut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengelolaan Tanaman Padi</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Di indonesia sampai saat ini masih terdapat ±20.1 juta Ha yang banyak tersebar di kepulauan Sumatra dan Kalimantan. Pada dasarnya jenis-jenis lahan ini banyak mengandung bahan organic karena cenderung berada pada daerah gambut. Oleh karena itu, jika pengelolaan yang dilakukan tepat maka tidak mustahil jika digunakan sebagai solusi peningkatan produksi pangan. Berikut adalah data wilayah lahan pasang surut di indonesia:</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">            </span>Pengelolaan pada lahan pasang surut, lahan masam ataupun lahan gambut harus disesuaikan dengan karakteristik lokasinya, dimana karakteristik tersebut akan menentukan kesesuaian dengan jenis komoditasnya.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Metode/Cara Budidaya</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengolahan tanah: tindakan awal yakni dilakukan penggenangan air 5-10cm untuk memisahkan zat beracun dari tanah dan selanjutnya menyalurkannya keluar. Olah tanah dilakukan dengan kedalaman yang relative dangkal. Hal ini bertujuan agar pengolahan tersebut tidak sampai pada lapisan pirit yang dapat meracuni tanaman berkisar 20-25 cm. Tahapan pengolahan tersebut yakni membuang rumput yang tumbuh dan mengkondisikan lahan macak-macak. Selanjutnya dilakukan pembuatan saluran “cacing” yakni saluran kecil yang berfungsi sebagai saluran pembuangan zat beracun yang umumnya juga digunakan sebagai petakan dengan kedalaman 20cm.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penanaman : pada umumnya dipilih varietas padi yang berumur dalam (lama). Penanaman menggunakan sistem jajar legowo untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman dan berpotensi produksi optimal.selanjutnya untuk proses perawatan sama dengan pengelolaan tanaman padi pada umumnya. Berdasarkan penelitian rata-rata hasil padi mencapai4-5ton/ha.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.2 Pengelolaan Tanaman Pangan Lahan Gambut</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kunci keberhasilan budidaya padi sawah pada lahan gambut<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>terletak pada keberhasilan dalam pengelolaan dan pengendalian air, penanganan sejumlah kendala fisik yang merupakan faktor pembatas, penanganan substansi toksik dan pemupukan unsur makro dan mikro. Persyaratan lahan yang dapat ditanami tanaman pangan khususnya padi yakni Lahan gambut yang sesuai untuk padi sawah adalah gambut dengan (20-50 cm gambut) dan gambut dangkal (0,5-1 m). jika .1 m maka padi tidak akan menghasilkan malai karena karena kahat unsur hara mikro Subagyo et al, 1996). andungan bahan organik tinggi, asam-asam organik menghambat pertumbuhan, terutama akar, mengakibatkan rendahnya produktivitas bahkan kegagalan panen.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Metode/Cara budidaya</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengolahan lahan dilakukan dua kali, dimulai dengan pembersihan lahan dari gulma. Pengolahan pertama, adalah membalik tanah, sedang pengolahan kedua adalah menghaluskan tanah dan meratakannya. Lahan yang telah dibersihkan kemudian dibuat petakan sawah. Selanjutnya lahan dibiarkan hingga macak-macak. Padi yang baik ditanam pada lahan gambut yakni:</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Selama masa tanam hingga padi berumur 2mst tidak perlu dilakukan penggenangan, hal ini karena kadar air pada lahan gambut cukup tinggi sehingga tidak digenang agar aerasi baik. Pada umum 2mst dilakukan penggenangan setinggi 10 cm dari permukaan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yakni, pertama saat tanaman berumur 3 mst dan penyiangan kedua saat berumur 5 mst. Selanjutnya penggenangan dilakukan secara intermitten (berselang) untuk menjaga keseimbangan aerasi tanah. pemupukan diberikan dengan menggunakan Pupuk yang diberikan Urea, SP36 dan KCl dengan tiap pupuk berdosis 150, 125 dan 125 kg ha-1 yang dilakukan secara sebar. Urea diberikan dua kali yakni saat tanam dan berumur 4 mst, sedangkan SP36 dan KCl diberikan sekaligus pada saat tanam. Sp-36 dan KCL di berikan di awal karena kemasaman tanah sawah gambut di daerah ini 3.75-4.05, kandungan N total tinggi pada ketebalan 0-40 cm, ketersediaan P rendah–sedang, kandungan Ca, Mg dan K sangat rendah, kandung-an hara mikro terutama Cu dan Zn rendah. kendala pada lahan gambut yakni rendahnya ketersediaan hapa P sehingga anakan produktif yang dihasilkan dibawah 50% jumlah anakan maksimum. Namun secara keseluruhan hasil panen cukup baik dengan rata-rata panen sebagai berikut:</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.3 Pengelolaan Lahan Mineral Masam</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah mineral masam memiliki kendala fisik, antara lain; pertama, kandungan bahan organik yang rendah yaitu sekitar 2% bahkan banyak tanah yang telah diusahakan untuk pertanian lebih rendah lagi. Produktivitas tanah turun karena kombinasi kahat unsur hara, degradasi fisik tanah dan hilangnya bahan organik karena adanya proses dekomposisi bahan organik dipercepat dan hilangnya bahan organik oleh adanya erosi. Erosi yang menghilangkan lapisan tanah atas yang subur, dan meninggalkan lapisan tanah bawah yang mengandung Al tinggi dan bersifat toksik sebagai lapisan olah tanah untuk media tanaman. kendala utama pada tanah jenis ini yakni kandungan hara yang rendah menyebabkan input pupuk cukup besar. Pupuk yang diberikan pun jika sintetik akan semakin menurunkan kesuburan tanah, oleh karena itu pemupukan dengan bahan organic mutlak perlu dilakukan.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Berdasarkan karakteristik lahanya tanaman kedelai mempunyai prospek yang cukup besar untuk dikembangkan di tanah Ultisol asal dibarengi dengan pengelolaan tanaman dan tanah yang tepat. Umumnya tanah tersebut mempunyai pH yang sangat masam hingga agak masam, yaitu sekitar 4.1-5.5, jumlah basa-basa dapat ditukar tergolong rendah hingga sedang dengan komplek adsorpsi didominasi oleh Al, dan hanya sedikit mengandung kation Ca dan Mg. Kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB) lapisan atas tanah umumnya rendah hingga sedang (Subagyo et al., 2000). Selain pengolahan tanah yang baik input pupuk juga harus mendukung,terutama penggunaan bahan organic.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Cara budidaya</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengolahan tanah awal haruslah intensif dengan penambahan banyak Bahan Organik sebagai penambahan hara awal serta dilakukan penambahan kapur CaCO3 sebagai penetral pH. Sebaiknya padi yang diusahakan yakni jenis padi gogo yang tendering tahan terhadap kondisi tanah semacam ini. Penanaman sebaiknya menggunakan bibit dengan asupan air yang cukup agar tanaman lebih adaptif terhadap lingkungan tumbuhnya. Pemupukan disesuaikan dengan dosis yang telah ditentukan saat pemupukan juga secara rutin dilakukan penambahan CaCO3 untuk menjaga kestabilan pH.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">BAB 4. PENUTUP</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">4.1 Kesimpulan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span style="mso-spacerun: yes;">            </span>Budidaya tanaman pangan pada lahan pasang surut teknik utama yang harus diterapkan yakni pengelolaan air yang baik serta pemilihan varietas yang sesuai. Dibuat parit cacingan untuk meminimalisir air yang masuk serta sulan pengeluaran air saat surut agar tidak terjadi penggenangan. Untuk penanamannya sendiri dapat disamakan dengan pola pertanian sawah, hanya saja lebih ditekankan pada pengelolaan air. Lahan gambut Kendala utama pada lahan gambut pada umumnya yakni pH yang terlalu masam dan umumnya terjadi penggenangan. Pada proses budidaya dapat ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan irigasi yang baik agar tidak terjadi penggenangan. Untuk tanaman padi yang sesuai ditanam adalah jenis padi gogo karsena tahan kekeringan sebab pada musim kering rata-rata lahan gambut menjadi gersang. Input yang sangat penting ditambahkan yakni kapur. Lahan mineral masam Jenis lahan ini sangat minim akan bahan organic kareana terjadi percepatan dekomposisi dan terjadinya erosi. Oleh karena itu, budidaya tanaman pangan pada lahan ini perlu ditekankan penekanan penambahan Bahan Organik dan penambahan CaCO3. Untuk jenis padi yang baik ditanam pada lahan ini adalah padi gogo karena pada umumnya ladan relative kering.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">4.2 Komentar</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pada dasarnya budidaya tanaman pangan dapat dilakukan pada lahan marginal jika ditunjang dengan teknologi yang sesuai. Permasalah utamanya lahan marginal diatas yakni pengelolaan irigasi dan kondisi pH yang masam.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">4.3 Saran</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelum melakukan budidaya pada suatu lahan hendaknya kita pahami dulu karakteristik yang ada sehingga dapat ditentukan teknologi dan metode apa yang baik diterapkan pada lahan tersebut.</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Alwi, M. 2007. Karakteristik Kimia Lahan Gambut Dangkal dan Potensinya untuk Pertanaman Cabai dan Tomat. Bul. Agron. (35) (1) 36 – 43 (2007)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Anonime. Karakteristik dan Potensi Lahan Pasang Surut.htm (COMPAS.COM). diakses 20 februari 2013</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ardi, Didi. 2007. Jenis-Jenis Lahan Berpotensi Untuk Pengembangan Pertanian Di Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian, 26(3), 115-122, 2007</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Jamberi, Achmadi. 2003. Prospek Pengembangan Tanaman Pangan Di Lahan Pasang Surut. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjar Baru 70712, Kalimantan Selatan</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mansur. 2001. Identifikasi Kedalaman Lapisan Pirit Di Lapangan. Buletin Teknik Pertanian Vol. 6. Nomor 2, 2001</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sabran, M. 2000. Pengujian Galur Kedelai di Lahan Pasang Surut (Testing of Soybean Genotypes for Tidal Swampland). Balai Pel,elitian Tanaman Pangan Lahan Rawa. Bul. Agron (28) (2) 41 48 (2000)</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Suriadikarta, D. 2008. Pemanfaatan Dan Strategi Pengembangan Lahan Gambut Eks Plg Kalimantan Tengah. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 2 No. 1, Juli 2008</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Suwastika, I wayan. 1997. Budi Daya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP</span></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 3.75pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 44.55pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"> <b><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">KARAKTERISTIK TANAH GAMBUT</span></b><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <b><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kesuburan tanah gambut</span></b><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kesuburan alamiah tanah gambut sangat beragam, tergantung pada beberapa faktor: (a) ketebalan lapisan tanah gambut dan tingkat dekomposisi, (b) komposisi tanaman penyusunan gambut, dan (c) tanah mineral yang berada dibawah lapisan tanah gambut (Andriesse, 1974). Polak (1949) menggolongkan gambut kedalam tiga tingkat kesuburan yang didasarkan pada kandungan P2O5, CaO, K2O, dan kadar abunya, yaitu : (1) gambut eutrofik dengan tingkat kesuburan yang tinggi, (2) gambut mesotrofik dengan tingkat kesuburan yang sedang, dan (3) gambut oligotrofik dengan tingkat kesuburan yang rendah.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tingginya kandungan basa-basa gambut eutrofik disebabkan pembentukannya dipengaruhi oleh air payau (campuran air laut dan air sungai). Gambut mesotrofik pembentukannya dipengaruhi oleh air sungai, sedangkan gambut oligotrofik pembentukannya dipengaruhi oleh air hujan                (Leiwakabessy, 1978).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah gambut di Indonesia sebagian besar bereaksi masam hingga sangat masam dengan pH kurang dari 4,0. Hasil penelitian Halim (1987) dan Salampak (1999) diperoleh nilai kisaran pH H2O (1:5) yaitu tanah gambut pedalaman Berengbengkel Kalimantan Tengah sebesar 3,25 hingga 3,75.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sedangkan pH H₂O tanah gambut dari Air Sugihan Kiri Sumatera Selatan lebih tinggi yaitu sebesar 4,1-4,3 (Hartatik <i>et al</i>., 2004). Nilai kapasitas tukar kation tanah gambut berkisar antara 100 hingga 300 me/100 g tanah, hal ini disebabkan oleh muatan negatif bergantung pH yang sebagian besar dari gugus karboksil dan gugus hidroksil dari fenol (Driessen dan Soepraptohardjo, 1974).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menurut Andriesse (1974) dan Driessen (1978), kapasitas tukar kation (KTK) gambut ombrogen di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh fraksi lignin dan senyawa humat. Tanah gambut di Indonesia, terutama tanah gambut ombrogen mempunyai komposisi vegetasi penyusun gambut yang didominasi oleh tumbuhan yang berasal dari bahan kayukayuan. Bahan kayu-kayuan umumnya banyak mengandung senyawa lignin yang dalam proses degradasinya akan menghasilkan asam-asam fenolat (Stevenson, 1994).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kandungan kation basa-basa (Ca, Mg, K, dan Na) umumnya terdapat dalam jumlah yang rendah terutama pada gambut tebal. Semakin tebal gambut, kandungan abu semakin rendah, kandungan Ca dan Mg menurun dan reaksi tanah menjadi lebih masam (Driessen dan Soepraptohardjo, 1974). Kandungan basa-basa yang rendah disertai dengan nilai KTK yang tinggi, sehingga ketersediaan basa-basa menjadi rendah. Rendahnya kandungan basa-basa pada gambut pedalaman berhubungan erat dengan proses pembentukannya yang lebih banyak dipengaruhi oleh air hujan (Leiwakabessy, 1978). Kejenuhan basa (KB) tanah gambut pedalaman pada umumnya sangat rendah. Tanah gambut pedalaman Berengbengkel Kalimantan Tengah mempunyai nilai KB kurang dari 10% (Tim Institut Pertanian Bogor, 1974), demikian juga nilai KB tanah gambut dataran rendah Riau (Suhardjo dan Widjaja-Adhi, 1976).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Unsur fosfor (P) pada tanah gambut sebagian besar dijumpai dalam bentuk P organik, yang selanjutnya akan mengalami proses mineralisasi menjadi P inorganik oleh jasad mikro. Sebagian besar senyawa P organik berada dalam bentuk ester ortofosfat, sebagian lagi dalam bentuk mono dan diester. Ester yang telah diidentifikasi terdiri atas inositol fosfat, fosfolipid, asam nukleat, nukleotida, dan gula fosfat, ketiga senyawa pertama bersifat dominan.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Fraksi P organik diperkirakan mengandung 2% P sebagai asam nukleat, 1% sebagai fosfolipid, 35% inositol fosfat, dan sisanya belum teridentifikasi. Di dalam tanah, pelepasan inositol fosfat sangat lambat dibandingkan ester lainnya, sehingga senyawa ini banyak terakumulasi, dan kadarnya di dalam tanah menempati lebih dari setengah P organik atau kira-kira seperempat total P tanah. Senyawa inositol heksafosfat dapat bereaksi dengan Fe atau Al membentuk garam yang sukar larut, demikian juga terhadap Ca. Dalam keadaan demikian, garam ini sukar didegradasi oleh mikroba (Stevenson, 1994).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penelitian pada tanah Histosol yang tidak diusahakan, dan didrainase yang mengandung bahan mineral yang tinggi, termasuk besi feri (Fe3+) dan Ca yang tinggi akan menurunkan mobilitas dan degradasi fosfat. Dari total P fraksi terbesar yaitu fraksi P organik tidak labil dan yang resisten. Asam fulvat berasosiasi dengan P sebesar 12% dari total P. Fosfat residu berturut-turut sebesar 13; 29; dan 8% dari total P tanah pada Histosol yang diusahakan, tidak diusahakan, dan yang digenangi (Ivanoff <i>et al.</i>, 1998).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Proses mineralisasi P organik oleh jasad mikro sangat dipengaruhi oleh nisbah C dan P. Bila nisbah C dan P mencapai 300 akan terjadi immobilisasi P oleh jasad mikro, P akan digunakan sebagai energi dan penyusun struktur sel jasad mikro. Sedangkan bila nisbah C dan P mencapai 200, proses mineralisasi akan berjalan lebih cepat daripada proses immobilisasi, sehingga P akan dapat lebih tersedia bagi tanaman. Menurut Tisdale <i>et al</i>. (1985) proses mineralisasi akan lebih konstan bila nisbah C, N, dan P mencapai nilai sebesar 100:10:1. Dengan demikian proses mineralisasi yang terjadi pada tanah gambut berlangsung lambat, karena nisbah C dan P sangat lebar (Miller dan Donahue, 1990).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pada tanah gambut kandungan unsur mikro umumnya terdapat dalam jumlah yang sangat rendah, dan dapat menyebabkan gejala defisiensi bagi tanaman. Tanah yang berkadar bahan organik tinggi seperti gambut, sebagian besar hara mikro, terutama Cu dikhelat cukup kuat oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Kanapathy, 1972). Grup karboksilat dan fenolat pada tapak reaktif tanah gambut dapat membentuk senyawa kompleks dengan unsur mikro, sehingga mengakibatkan unsur mikro menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Selain itu adanya kondisi reduksi yang kuat menyebabkan unsur mikro direduksi menjadi bentuk logamnya yang tidak bermuatan.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menurut Driessen (1978) kandungan unsur mikro tanah gambut pada lapisan bawah umumnya lebih rendah dibandingkan lapisan atas. Namun dapat juga kandungan unsur mikro pada lapisan bawah dapat lebih tinggi apabila terjadi pencampuran dengan bahan tanah mineral yang ada di lapisan bawah gambut tersebut.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <b><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sifat kimia tanah gambut</span></b><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tingkat kemasaman tanah gambut berhubungan erat dengan kandungan asam-asam organiknya, yaitu asam humat dan asam fulvat                                      (Andriesse, 1974; Miller dan Donahue, 1990). Bahan organik yang telah mengalami dekomposisi mempunyai gugus reaktif seperti karboksil (–COOH) dan fenol (C₆H₄OH) yang mendominasi kompleks pertukaran dan dapat bersifat sebagai asam lemah sehingga dapat terdisosiasi dan menghasilkan ion H dalam jumlah banyak.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Diperkirakan bahwa 85 sampai 95% muatan pada bahan organik disebabkan karena kedua gugus karboksil dan fenol tersebut. Dekomposisi bahan organik dalam keadaan anaerob akan menghasilkan beberapa senyawa dan gas, antara lain adalah metan, hidrogen sulfida, etilen, asam asetat, asam butirat, asam laktat, dan asam-asam organik lainnya seperti asam-asam fenolat. Sebagian besar  dari asam-asam ini bersifat racun bagi tanaman (Tsutsuki dan Kondo, 1995).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah-tanah gambut di Indonesia mempunyai kandungan lignin yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah-tanah gambut yang berada di daerah yang beriklim sedang (Driessen dan Suhardjo, 1976; Driessen, 1978). Lignin tersebut akan mengalami proses degradasi menjadi senyawa humat, dan selama proses degradasi tersebut akan dihasilkan asam-asam fenolat (Kononova, 1968).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Beberapa jenis asam fenolat yang umum dijumpai dalam tanah adalah asam vanilat, <i>p</i>-kumarat, <i>p</i>-hidroksibenzoat, salisilat, galat, sinapat, gentisat, dan asam siringat (Tsutsuki, 1984). Asam-asam fenolat tersebut berpengaruh langsung terhadap proses biokimia dan fisiologi tanaman, serta penyediaan hara di dalam tanah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa asam-asam fenolat bersifat fitotoksik bagi tanaman dan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat (Stevenson, 1994).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Konsentrasi asam fenolat sebesar 0,6-3,0 mM dapat menghambat pertumbuhan akar padi sampai 50%, sedangkan pada konsentrasi 0,001 hingga 0,1 mM dapat mengganggu pertumbuhan beberapa tanaman (Tsutsuki, 1984). Pengaruh asam <i>p</i>-hidroksibenzoat yang diberikan terusmenerus sampai panen dengan konsentrasi >0,1 mM menurunkan bobot kering tanaman bagian atas dan biji pada saat panen (Tadano <i>et al</i>., 1992).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Wang <i>et al</i>. (1967) mendapatkan pada konsentrasi asam <i>p</i>-hidroksibenzoat sebesar 7-70 mM dapat menekan pertumbuhan tanaman jagung, gandum, dan kacang-kacangan. Sedangkan pada konsentrasi 180 mM tidak berpengaruh terhadap tanaman tebu, tetapi pada konsentrasi asam <i>p</i>-hidroksibenzoat 360 mM berpengaruh terhadap pertumbuhan akar tanaman tebu.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartley dan Whitehead (1984) mengemukakan bahwa asam-asam fenolat pada konsentrasi 250 μM menurunkan sangat nyata serapan kalium oleh tanaman barley. Asam salisilat dan ferulat menyebabkan terhambatnya serapan kalium dan fosfor oleh tanaman gandum serta asam ferulat pada konsentrasi 500 hingga 1000 μM menurunkan serapan fosfor pada tanaman kedelai.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bahan-bahan fitotoksik hasil dekomposisi bahan organik berpengaruh terhadap perubahan permeabilitas sel tanaman, sehingga asam-asam amino dan bahan lain mengalir keluar dari sel, nekrosis pada sel akar, menghambat dan menunda perkecambahan. Selain bahan fitotoksik ini dapat mematikan biji, menghambat pertumbuhan akar, pertumbuhan tanaman kerdil, mengganggu serapan hara, klorosis layu, dan akhirnya dapat mematikan tanaman                     (Patrick, 1971).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 44.55pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"> <b><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">AMELIORASI DAN PEMUPUKAN PADA LAHAN GAMBUT</span></b><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rendahnya produktivitas lahan gambut disebabkan oleh adanya berbagai faktor pembatas, diantaranya kandungan asam-asam fenolat yang tinggi, kemasaman yang tinggi, kapasitas tukar kation yang tinggi dengan kejenuhan basa dan ketersediaan P yang rendah. Mengusahakan lahan gambut dengan cara disawahkan, secara tidak langsung dapat menekan terjadinya penurunan permukaan tanah (subsident), namun permasalahan yang dihadapi adalah munculnya asam-asam organik dalam konsentrasi yang tinggi yang meracuni tanaman, terutama asam-asam fenolat (Salampak, 1999).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Asam-asam fenolat tersebut merupakan hasil biodegradasi anaerob dari senyawa lignin dalam bahan asal kayu-kayuan (Tsutsuki dan Kondo, 1995). Pengaruh buruk dari derivat asam-asam fenolat dapat dikurangi dengan pemberian kation-kation polivalen seperti Al, Fe, Cu, Zn (Saragih 1996). Penurunan asam asam fenolat disebabkan oleh adanya serapan kation-kation polivalen oleh tapak reaktif gugus fungsional asam-asam organik sehingga membentuk senyawa kompleks yang resisten (Stevenson, 1994).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tapak-tapak reaktif di dalam tanah gambut berasal dari gugus fungsional asam organik yang mengandung oksigen (C=O, –OH, dan –COOH), terutama dari gugus –OH asam fenolat. Penelitian Saragih (1996) menunjukkan bahwa kation Fe⁺³ lebih efektif dan stabil berikatan dengan senyawa-senyawa organik dalam gambut dibandingkan dengan kation Al+3, Ca+2, Cu+2, dan Fe+2. Penggunaan kation Fe sangat baik bagi pengikatan P sehingga dapat mengkonservasi dan meningkatkan ketersediaan P (Rachim, 1995).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Upaya peningkatan produktivitas lahan gambut melalui teknologi pencampuran dengan tanah mineral telah lama dipraktekkan di lahan gambut. Tanah mineral yang sesuai sebagai bahan amelioran untuk menekan aktivitas asam-asam fenolat tergantung kandungan asam-asam fenolat dominan pada gambut. Untuk gambut dari Kalimantan Tengah yang mengandung asam ferulat lebih tinggi, maka tanah mineral yang lebih sesuai yang mengandung besi tinggi.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sedangkan pada gambut Sumatera Selatan yang mengandung asam phidroksibenzoat yang lebih tinggi, maka pemberian tanah mineral perlu dikombinasikan dengan pemberian terusi (sumber Cu). Petani di Belanda mencampurkan tanah mineral yang ada di bawah gambut dengan gambut yang ada diatasnya, tanah mineral diaduk merata dengan gambut hingga kedalaman 40 cm.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sedangkan petani di Rusia mencampurkan tanah mineral dengan gambut dengan cara menyebarkan tanah mineral di atas tanah gambut sebanyak 300- 400 m3/ha atau setebal 3-4 cm, kemudian dibajak agar tanah mineral tercampur rata dengan tanah gambut. Praktek petani di Jerman untuk meningkatkan produktivitas tanah gambut dengan tanah mineral berbeda dengan Belanda dan</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rusia. Tanah mineral yang diangkut dari tempat terdekat, disebar rata di atas permukaan tanah gambut setebal 10 hingga 12 cm atau 1.000 hingga 1.200 m³/ha, tetapi tidak dicampur dengan gambut (Skoropanov, 1968). Pemberian tanah mineral setebal 6 cm atau setara 600 t/ha pada tanah gambut Hokaido Jepang meningkatkan hasil padi 4,3 t/ha (Miyake, 1982).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Soepardi dan Surowinoto (1986) melaporkan bahwa pemberian tanah mineral sebanyak 60 t/ha mampu meningkatkan hasil tanaman, hanya saja upaya tersebut harus dibarengi dengan upaya pemupukan.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Halim (1987) melakukan pencampuran tanah gambut Sumatera Selatan dengan tanah mineral berasal dari tanggul sungai (<i>levee</i>) sebesar 16 ton bahan tanah dan 3 ton dolomit + 1,5 ton kalsit serta 80 kg besi per hektar meningkatkan hasil kedelai sebesar 17,7 ku/ha. Rachim <i>et al</i>. (1991) melaporkan takaran tanah mineral berpirit sebanyak 20% dari bobot tanah gambut meningkatkan hasil tanaman jagung dan padi. Bila takaran campurannya ditingkatkan menjadi 40%, maka cenderung menurunkan hasil, karena meningkatnya bobot gabah yang hampa. Pencampuran tanah mineral berpirit perlu diwaspadai karena dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan tanaman, karena meningkatnya Al-dd, H-dd, dan SO₄^2-.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemanfaatan bahan amelioran lumpur laut dan kapur terhadap peningkatan produksi kedelai pada gambut Kalimantan Barat menunjukkan bahwa lumpur laut dapat memperbaiki produktivitas gambut melalui perbaikan sifat-sifat kimia, antara lain meningkatkan pH, ketersediaan Ca dan Mg, kejenuhan basa, kombinasi kapur 3 t/ha dan lumpur laut 7,5% meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Sagiman, 2001).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ameliorasi dengan tanah mineral berkadar besi tinggi dapat mengurangi pengaruh buruk dari asam-asam fenolat (Hartatik, 2003). Salampak (1999) melaporkan pemberian tanah mineral berkadar besi tinggi sampai takaran 7,5% erapan maksimum besi pada tanah gambut dari Kalimantan Tengah mampu menurunkan konsentrasi asam-asam fenolat sekitar 30% dan meningkatkan produksi padi dari 0,73 menjadi 3,24 t/ha. Pemberian tanah mineral juga dapat memperkuat ikatan-ikatan kation dan anion sehingga konservasi terhadap unsur hara yang berasal dari pupuk menjadi lebih baik. Selain itu, ikatan dengan koloid inorganik menyebabkan degradasi bahan gambut menjadi terhambat               (Alexander, 1977) sehingga gambut sebagai sumber daya alam dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kation besi dari amelioran tanah mineral dapat menciptakan tapak erapan baru pada gambut sehingga ikatan fosfat menjadi lebih kuat dan tidak mudah lepas. Kation besi berperan sebagai jembatan pengikat fosfat pada tapak erapan reaktif gambut sehingga hara P dari tapak reaktif gambut dapat dilepaskan secara lambat dan kebutuhan tanaman dapat dipenuhi. Hartatik (2003) melaporkan pemberian bahan amelioran tanah mineral takaran 7,5% erapan maksimum Fe pada tanah gambut Air Sugihan Kiri Sumatera Selatan menurunkan konsentrasi asam siringat, asam kumarat dan asam vanilat berturut-turut 88, 67, dan 36%.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menurut Tadano <i>et al</i>. (1992) beberapa jenis asam fenolat yang umum dijumpai dalam tanah gambut di antaranya asam ferulat, asam vanilat, <i>p</i>-kumarat, dan <i>p</i>-hidroksibenzoat pada konsentrasi tertentu dapat bersifat racun terhadap pertumbuhan tanaman. Asam asam fenolat tersebut berpengaruh menekan aktivitas fisiologi akar, menghambat pertumbuhan akar, dan mengganggu serapan hara.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penurunan asam-asam fenolat ini disebabkan oleh adanya interaksi antara kation Fe dari bahan amelioran sebagai jembatan kation dan asam-asam fenolat melalui proses polimerisasi. Kation Fe bereaksi dengan ligan organik membentuk ikatan kompleks. Asam-asam organik berperan sebagai penyumbang pasangan elektron (<i>donor</i>), sedangkan kation Fe berperan sebagai penerima elektron (<i>aseptor</i>) (Tan, 1993).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penurunan konsentrasi asam-asam fenolat dalam tanah gambut pada prinsipnya tidak dimaksudkan untuk menghabiskan konsentrasi asam-asam organik tersebut, karena hampir seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tanah tersebut berada pada tapak reaktif dari berbagai gugus fungsional asam-asam organik yang mengandung oksigen (–C=O, –OH, dan –COOH). Oleh karena itu untuk menurunkan konsentrasi asam-asam organik yang meracun dalam tanah gambut harus dirancang, agar tidak sampai menghilangkan fungsinya sebagai media tumbuh tanaman, serta fungsinya sebagai pusat pertukaran kimia (koloid). Ameliorasi gambut dari Air Sugihan Kiri Sumatera Selatan dengan tanah mineral berpirit menunjukkan bahwa pencucian pada amelioran tanah mineral yang berkadar pirit rendah maupun tinggi, mampu menurunkan kadar pirit terlarut.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pada tanah mineral yang berkadar pirit rendah, pencucian yang dilakukan empat kali sebulan menurunkan kadar sulfat terlarut sebesar 74% yaitu dari 320 ppm menjadi 84 ppm, bila pencucian dilakukan dua kali sebulan mampu menurunkan kadar sulfat terlarut sebesar 69% yaitu dari 317 ppm menjadi 98 ppm. Sedangkan pada tanah mineral berpirit tinggi pencucian dua dan empat kali sebulan mampu menurunkan kadar sulfat terlarut masing-masing 93 dan 91%.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Demikian juga pencucian yang dilakukan setelah tanah mineral berpirit dicampur dengan tanah gambut juga cukup efektif menurunkan kadar sulfat terlarut dalam tanah. Ameliorasi gambut dengan tanah mineral berpirit, disarankan melakukan pencucian untuk menurunkan kadar sulfat sampai batas tidak menghambat pertumbuhan tanaman, sebaiknya dilakukan percampuran gambut dengan tanah mineral dahulu sebelum dilakukan pencucian, untuk menghindari hilangnya basa-basa dalam gambut dan meningkatkan hasil tanaman Ameliorasi gambut dengan tanah mineral berpirit yang telah diturunkan kadar sulfatnya melalui pencucian dua kali setelah diinkubasi selama satu bulan menunjukkan bahwa dapat menurunkan konsentrasi asam-asam fenolat dari tanah gambut sebesar 44% untuk <i>p</i>-hidroksi benzoat, 75% untuk asam vanilat, 78% untuk asam <i>p</i>-kumarat, 80% untuk asam sinapat, 96% untuk asam ferulat, dan 85% untuk asam siringat, serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi               (Suastika, 2004).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mario (2002) melaporkan peningkatan produktivitas tanah gambut pantai (Samuda), gambut transisi (Sampit) dan gambut pedalaman (Berengbengkel) Kalimantan Tengah, dengan pemberian tanah mineral yang mengandung besi tinggi (Fe₂O₃ = 22,06%) dengan takaran 5% erapan Fe maksimum yang dikombinasikan dengan terak baja (Fe₂O₃ = 42,6%) dalam beberapa kombinasi. Kombinasi perlakuan yang dicobakan yaitu 90% tanah mineral + 10% terak baja, 80% tanah mineral + 20% terak baja, 70% tanah mineral + 30% terak baja, 60% tanah mineral + 40% terak baja, 50% tanah mineral dan 50% terak baja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkayaan tanah mineral dengan pemberian terak baja mampu menurunkan konsentrasi asam-asam fenolat. Penurunan proporsi bahan tanah mineral sebagai bahan amelioran menurunkan kemampuan amelioran tersebut dalam menurunkan konsentrasi asam-asam fenolat.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peningkatan proporsi terak baja dari 10% hingga 50% menyebabkan menurunnya interaksi yang terjadi antara asam-asam fenolat dengan Fe yang terkandung dalam amelioran. Pemberian amelioran meningkatkan ketersediaan hara terutama basabasa dalam tanah gambut, meskipun kecenderungan terjadi penurunan pH tanah, namun demikian peningkatan proporsi terak baja cenderung meningkatkan pH tanah. Pemberian amelioran berpengaruh nyata dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi. Pada gambut Berengbengkel peningkatan proporsi terak baja secara linear meningkatkan produksi padi, sedangkan pada gambut Samuda dan Sampit tidak terjadi perbedaan yang nyata.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peningkatan produktivitas tanah gambut transisi dapat dicapai dengan pemberian 70% setara 4,6 t/ha bahan tanah mineral yang diperkaya dengan 30% setara 1,5 t/ha terak baja, sedangkan untuk gambut pantai hanya dengan pemberian bahan tanah mineral sebesar 7,9 t/ha. Untuk gambut pedalaman penggunaan bahan tanah mineral yang diperkaya oleh terak baja tidak mampu untuk memperbaiki produktivitas tanah gambut yang disawahkan. Hal ini disebabkan pada gambut pedalaman mempunyai kandungan asam fenolat potensial yang cukup tinggi, sehingga sulit memprediksi kebutuhan bahan amelioran dalam menurunkan asam-asam fenolat.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengkayaan tanah mineral insitu oleh bahan berkadar besi tinggi (terak baja) sebagai bahan amelioran pada gambut dari Air Sugihan Kiri untuk meningkatkan produktivitas lahan gambut yang disawahkan menunjukkan bahwa pemberian amelioran tanah mineral insitu dengan takaran 5% erapan maksimum Fe dengan terak baja 15% meningkatkan hasil gabah kering sebesar 4,6 t/ha (Laporan kerjasama Lembaga Penelitian IPB dan PPTA, 2001).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Murnita (2001) mempelajari peranan bahan amelioran besi (Fe) dan zeolit terhadap perilaku K dan hasil padi pada tanah gambut pantai dan gambut peralihan Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan amelioran Fe sebanyak 2,5% erapan maksimum Fe dan zeolit 0,25-3% dapat mengurangi konsentrasi asam-asam fenolat dalam tanah gambut pantai saprik dan hemik masing-masing sebesar 9-47% dan 9-52%, serta gambut peralihan saprik dan hemik sebesar 9-53% dan 10-62%. Pemberian Fe berperan lebih besar dalam menekan konsentrasi asam-asam fenolat dibandingkan dengan zeolit.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Suriadikarta dan Jayusman (2001), telah mencoba menggunakan pupuk cair shimarock untuk meningkatkan produksi tanah gambut yang disawahkan. Shimarock adalah pupuk cair yang berasal dari Jepang yang dibuat dari ekstrak mineral vermikulit yang mengandung 22 jenis mineral, yaitu : Ca, Mg, K, Na, Se, Si, P, Rb, Ge, Zn, W, Mn, Fe, Cu, Co, Ni, Mo, Li, V, Ti, Al, dan Ba.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mineral-mineral tersebut sangat penting dalam proses fotosintesis, dan merupakan komponen enzim yang penting sebagai katalisator dalam metabolisme tanaman. Shimarock dapat membuat akar tanaman menjadi cepat tumbuh dan banyak membentuk akar-akar halus tumbuh dan ini menjadi penting untuk tanaman (Kondo, 2001).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bahan shimarock telah dicoba di Indonesia pada tanah gambut lahan sawah di daerah Air Sugihan Kiri, Sumatera Selatan dengan tanaman padi varietas lokal Komojoyo. Penelitian dilaksanakan pada MH 2001, dengan dosis 1 cc/lt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan shimarock pada lahan gambut dapat meningkatkan tanaman padi dua kali lipat lebih (212,5%), yaitu dari 1,6 t/ha menjadi 3,4 t/ha GKG.. Tetapi bila digunakan pada tanah mineral masam (Ultisols) dengan varietas unggul baru IR-64 dapat meningkatkan hasil 20,3%, yaitu dari 6,4 t/ha menjadi 7,7 t/ha GKG, sedangkan dengan varietas hibrida Yaponica peningkatannya kecil hanya 7,3% yaitu dari 6,8 t/ha menjadi 7,3 t/ha GKG. Peningkatan ini kecil karena varietas Yaponica belum dapat beradaptasi dengan tanah Ultisols di Indonesia.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartatik <i>et al. </i>(2004) melaporkan pengaruh pemberian beberapa jenis fosfat alam atau SP-36 pada tanah gambut yang diberi bahan amelioran tanah mineral terhadap pencucian P dari kolom tanah menunjukkan bahwa pemberian fosfat alam Maroko, Ciamis, atau SP-36 pada tanah gambut yang diberi bahan amelioran tanah mineral terjadi akumulasi P pada lapisan atas. Dari hasil analisis kolom tanah setiap kedalaman 10 cm menunjukkan bahwa bahan amelioran dan fosfat alam Maroko, Ciamis atau SP-36 menyebabkan P lebih banyak terakumulasi pada kedalaman 5 hingga 20 cm. Nisbah kadar P kolom tanah antara kedalaman 0 hingga 30 cm dengan 30 hingga 60 cm masing-masing pada takaran 50, 100, dan 200% P yaitu 1,54; 1,90; dan 2,79 untuk fosfat alam Maroko dan 1,64; 1,76; dan 4,11 untuk fosfat alam Ciamis serta 1,31; 2,05; dan 2,79 untuk SP 36. Pemberian bahan amelioran dan pemupukan fosfat alam Maroko dan Ciamis meningkatkan P pada lapisan atas, sehingga P yang tercuci berkurang dibandingkan SP-36.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sedangkan perlakuan fosfat alam Christmas, P terakumulasi pada kedalaman 30 hingga 40 cm, dengan nisbah kadar P kolom tanah antara kedalaman 0 hingga 30 cm dengan 30 hingga 60 cm pada takaran 50, 100, dan 200% P yaitu 1,05; 1,11; dan 1,38. Diduga hal ini berkaitan dengan rendahnya kelarutan fosfat alam tersebut dalam tanah. Adanya akumulasi P di lapisan bawah menunjukkan bahwa tidak ada peranan Fe dalam fosfat alam terhadap pengikatan P. Hal ini disebabkan karena besi terikat kuat dalam mineral apatit yang sukar larut.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kolom tanah tanpa perlakuan bahan amelioran menunjukkan akumulasi P pada kedalaman 30 hingga 60 cm. Pemberian bahan amelioran mampu meningkatkan ikatan P dalam tanah gambut, sehingga P tidak mudah hilang tercuci dalam tanah. Diduga pemberian bahan amelioran akan membentuk tapak-tapak reaktif baru bagi P yang dihasilkan dari interaksi asam organik-Fe, sehingga terbentuk senyawa kompleks organik-Fe-P. Besi dari bahan amelioran berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan asam-asam organik dengan anion fosfat.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Adanya kemampuan pengikatan P ini, kehilangan P dari dalam tanah dapat dikurangi, sehingga efisiensi pemupukan P dalam tanah gambut dapat ditingkatkan. Hasil ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Rachim (1995), Salampak (1999), dan Wild (1990) yang mengemukakan bahwa kation polivalen dapat menjembatani ikatan antara P dan asam-asam organik. Diantara sumber P, perlakuan fosfat alam Maroko memberikan kadar P dalam kolom tanah paling tinggi diikuti berturut-turut SP-36, Ciamis, dan terendah Christmas.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartatik (2003) mempelajari pengaruh pemberian beberapa jenis fosfat alam atau SP-36 pada tanah gambut yang diberi bahan amelioran tanah mineral terhadap pertumbuhan dan serapan P tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fosfat alam Ciamis takaran 50% erapan maksimum P memberikan bobot kering tanaman setara SP-36. Fosfat alam Ciamis meningkatkan bobot kering tanaman sebesar 82% dibandingkan kontrol. Fosfat alam Maroko dan Christmas umumnya memberikan bobot kering tanaman yang rendah yang tidak berbeda nyata dengan kontrol Lebih besarnya persentase serapan P dari SP-36 sejalan dengan bobot kering tanaman dan serapan P yang lebih tinggi dibandingkan fosfat alam Maroko, Christmas, dan Ciamis. Diantara beberapa jenis fosfat alam yang dicoba, fosfat alam Ciamis takaran 50% memberikan persentase serapan P yang paling tinggi yaitu sebesar 8,55 hampir menyamai SP-36 pada takaran yang sama. Peningkatan takaran fosfat alam dan SP-36 menurunkan persentase serapan P.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rasjid, Sisworo, dan Sisworo (1997) melaporkan hasil yang sama bahwa peningkatan takaran fosfat alam atau SP-36 menurunkan persentase serapan P untuk tanaman padi-kedelai dan kacang hijau yang ditanam berurutan. Lahan gambut selain memerlukan ameliorasi juga memerlukan pemupukan NPK serta hara mikro Cu dan Zn, karena tanah gambut mempunyai afinitas yang lemah terhadap kation maupun anion, sehingga pemberian pupuk harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan masa pertumbuhan tanaman.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemberian 5 kg terusi (CuSO4) nyata meningkatkan hasil dan mengurangi kehampaan gabah, sedangkan pada gambut dalam diperlukan 15 kg terusi/ha. Pemberian hara mikro Zn dan Cu dikombinasikan dengan pemupukan Urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha, nyata meningkatkan hasil padi sebesar 0,81 t/ha yaitu dari 3,3 t/ha menjadi 4,1 t/ha pada gambut dalam Indragiri Hilir, Riau (Yusuf <i>et al</i>., 1995).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penelitian respon tanaman jagung terhadap pemupukan P telah dilakukan di lahan gambut Sugihan Kiri, Sumatera Selatan menggunakan beberapa sumber pupuk P yaitu fosfat alam Maroko, Christmas, dan Christmas dikombinasikan dengan abu batubara, dengan takaran pupuk P yaitu 0, 25, 50, dan 100 kg P/ha, dan takaran abu batubara 700 kg/ha. Pupuk dasar yang digunakan Urea 200 kg/ha, KCl 100 kg/ha, dan 2 t/ha kapur. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemupukan P meningkatkan hasil jagung dan fosfat alam Maroko nyata lebih baik dibandingkan fosfat alam Christmas, sedangkan abu batubara tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil jagung (Sholeh, 1999).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pemupukan P pada tanah gambut dengan pupuk P yang mudah larut seringkali tidak memberikan respon yang nyata, hal ini disebabkan sebagian P yang diberikan akan tercuci, dan tidak terserap tanaman. Penelitian penggunaan fosfat alam pada gambut Kelampangan, Kalteng menunjukkan bahwa pemupukan fosfat alam cenderung memberikan hasil yang lebih baik dari SP-36. Walaupun hasil yang diperoleh belum maksimal, namun terdapat kecenderungan bahwa fosfat alam Christmas yang mengandung seskuioksida tinggi memberikan hasil yang lebih baik dari fosfat alam Ciamis dan SP-36. Adanya seskuioksida (Al₂O₃ dan Fe₂O₃) yang tinggi, akan meningkatkan ketersediaan hara P, sehingga dapat diserap tanaman. Penelitian pada gambut dalam yang baru dibuka (dengan pH 4,3 dan P-Bray I 10 ppm) di Kelampangan Kalteng, menunjukkan bahwa penambahan KSP, kaptan fosfatan, dan P-alam Ciamis memberikan hasil yang lebih baik dari SP-36 (Subiksa <i>et al</i>., 1998).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengaruh ameliorasi dan pemupukan P dan K terhadap kedelai pada lahan gambut Kalimantan Barat dilakukan di Siantan Hilir menggunakan ameliorasi abu gergaji, dolomit, abu gergaji + terak baja dan dolomit + terak baja dan kombinasi pemupukan P dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu gergaji dan dolomit meningkatkan pH tanah, kation tukar Ca, Mg, dan K serta P tersedia. Amelioran abu gergaji nyata lebih baik dari ameliorasi lainnya dengan urutan abu gergaji, abu gergaji + terak baja > dolomit > dolomit + terak baja. Kombinasi pemupukan 40 kg P dan 50 kg K/ha dengan ameliorasi abu gergaji meningkatkan bobot biji kering kedelai yaitu sebesar 12,38 ku/ha (Hartatik <i>et al</i>., 1995).</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 44.55pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"> <b><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">KESIMPULAN</span></b><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam mengaplikasikan teknologi pengelolaan lahan gambut harus mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristiknya sebelum lahan gambut dibuka untuk lahan pertanian. Karakteristik itu adalah di antaranya: ketebalan dan kematangan tanah gambut, kesuburan tanah gambut, dan lapisan tanah yang berada di bawahnya. Selain itu, ada beberapa sifat fisik yang perlu diperhatikan, yaitu berat jenis (<i>bulk density</i>), <i>subsidence </i>(penurunan permukaan lapisan tanah gambut), dan sifat kering tak balik (<i>irreversible drying</i>). Jika pembukaan lahan gambut untuk pertanian tidak mengindahkan karakteristiknya maka akan mengalami kegagalan seperti yang terjadi pada beberapa lokasi pemukiman transmigrasi di Indonesia, yaitu Sumatera dan Kalimantan.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 22.3pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Selain itu, yang perlu diperhatikan dan merupakan kunci utama keberhasilan usaha pertanian di lahan gambut adalah tata air (<i>water</i> <i>management</i>), yaitu bagaimana pengaturan air di lahan usaha dan saluran air agar tidak terjadi kering berlebihan (<i>over drain</i>). Tata air ini sangat erat hubungannya dengan penataan dan pemanfaatan lahan, yaitu antara tipe luapan dan tipologi lahannya. Pola pemanfaatan dan tata air pada gambut di lahan lebak akan berbeda dengan gambut yang berada di pasang surut air tawar, atau di payau. Pengaturan tata air sangat penting untuk : 1) pemanfaatan air pasang untuk pengairan, 2) mencegah akumulasi garam pada daerah perakaran, 3) mencuci zat zat toksik bagi tanaman, 4) mengatur tinggi genangan untuk sawah dan tinggi permukaa air, dan 5) mencegah penurunan permukaan tanah yang terlalu cepat untuk tanah gambut.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 44.55pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"> <br /></div> <div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 44.55pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"> <b><span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">DAFTAR PUSTAKA</span></b><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. John Wiley and Sons Inc. New York.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Andriesse, J.P. 1974. Tropical Peats in South East Asia. Dept. of Agric. Res. Of the Royal Trop. Inst. Comm. 63. Amsterdam 63 p.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Anwar, K. dan M. Alwi. 2000. Pengelolaan hara untuk meningkatkan hasil jagung di lahan gambut dangkal. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Cipayung, 25-27 Juli 2000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Driessen, P.M. 1978. Peat soils. pp: 763-779. In: IRRI. Soil and rice. IRRI. Los Banos. Philippines.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Driessen, P.M. and H. Suhardjo. 1976. On the defective grain formation of sawah rice on peat. Soil Res. Inst. Bull. 3: 20 – 44. Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Halim, A. 1987. Pengaruh pencampuran tanah mineral dan basa dengan tanah gambut pedalaman Kalimantan Tengah dalam budidaya tanaman kedelai. Disertasi Fakultas Pascasarjana, IPB. Bogor. 322p.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartatik, W. dan D.A. Suriadikarta. 2001. Pengelolaan hara terpadu pada lahan sulfat masam potensial bergambut. <i>Dalam </i>Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Pupuk. Cisarua, 30-31 Oktober 2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartatik, W., D.A. Suriadikarta, dan I P.G. Widjaja-Adhi. 1995. Pengaruh ameliorasi dan pemupukan terhadap tanaman kedelai pada lahan gambut Kalimantan Barat. Risalah Seminar Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat No. 2. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartatik, W., K. Idris, S. Sabiham, S. Djuniwati, dan J.S. Adiningsih. 2004. Pengaruh pemberian fosfat alam dan SP-36 pada tanah gambut yang diberi bahan amelioran tanah mineral terhadap serapan P dan efisiensi pemupukan P. Prosiding Kongres Nasional VIII HITI. Universitas Andalas. Padang.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hartley, R.D. and D C. Whitehead. 1984. Phenolic acids in soil and their influence of plant growth and soil microbial processes. <i>In</i>: D. Vaughan and R.E. Malcolm (ed). Soil organic matter and biological activity. Martinus Nijhoff, DR W. Junk Publisher. Lancaster. pp. 109-149.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ivanoff, D.B., K.R. Reddy, and S. Robinson. 1998. Chemical fractionation of organik phosphorus in selected Histosols. J. Soil Sci. 163(1):36-45.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kononova. M.M. 1968. Transformation of organic matter and their relation to soil fertility. Sov. Soil. Sci. 8:1047-1056.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Koswara, O. 1973. Potensi dan pemanfaatan daerah pasang surut : suatu kasus di Sumatera. Seminar Pembangunan Fakultas Pertanian, IPB-Badan Pengendali Bimas, Departemen Pertanian. Laporan Kerjasama Lembaga Penelitian IPB dengan Puslittanak. 2001.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Leiwakabessy, F.M. 1978. Sifat lahan yang tersedia pada daerah transmigrasi. Seminar pemantapan usaha-usaha pembangunan di daerah transmigrasi oleh JTKI-PPSM.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mario, M.D. 2002. Peningkatan produktivitas dan stabilitas tanah gambut dengan pemberian tanah mineral yang diperkaya oleh bahan berkadar besi tinggi. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Miller, M.H. and R.L. Donahue. 1990. Soils. An Introduction to Soils and Plant Growth. Prentice Hall Englewood Cliffs. New Jersey. 768p.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Murnita. 2001. Peranan bahan amelioran besi (Fe3+) dan zeolit terhadap perilaku kalium dan produksi padi pada tanah gambut pantai dan peralihan Jambi. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Patrick, Z.A. 1971. Phytotoxic substance associated with the decomposition in soil of plant residues. Soil Sci. 111: 13-18.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Polak, B. 1949. The Rawa Lakbok ( South Priangan, Java ). Investigation into the composition of an eutrophic topogenous bog. Cont. Gen. Agr. Res. Sta. No. 8, Bogor, Indonesia.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Polak, B. 1975. Character and occurrence of peat deposits in the Malaysian tropics. In: G.J. Barstra, and W.A. Casparie (<i>Eds</i>.). Modern Quaternary Research in Southeast Asia. Balkema, Rotterdam.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Prasetyo, T.B. 1996. Perilaku asam-asam organik meracun pada tanah gambut yang diberi garam Na dan beberapa unsur mikro dalam kaitannya dengan hasil padi. Disertasi. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rachim, A. 1995. Penggunaan kation-kation polivalen dalam kaitannya dengan ketersediaan fosfat untuk meningkatkan produksi jagung pada tanah gambut. Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rachim, A., A. Sutandi, S. Anwar, dan B. Nugroho. 1991. Alternatif perbaikan kesuburan tanah gambut tebal. J. Ilmu Pertanian Indonesia 1:72-78.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Radjagukguk, B. 1997. Peat soil of Indonesia: Location, classification, and problems for sustainability. <i>In</i>: J.O. Rieley and S.E. Page (<i>Eds</i>.). pp. 45-54. Biodiversity and sustainability of tropical peat and peatland. Proceedings of the International Symposium on Biodiversity, environmental importance and sustainability of tropical peat and peatlands, Palangka Raya, Central Kalimantan 4-8 September 1999. Samara Publishing Ltd. Cardigan. UK.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Rasjid, H., E.L. Sisworo, dan W.H. Sisworo 1997. Keefisienan fospat alam sebagai pupuk p tanaman jagung. Risalah pertemuan ilmiah. penelitian dan pengembangan Aplikasi isotop dan radiasi, Jakarta 18-19 Februari 1997 Buku 2 P3TIR-BATAN . Hlm 95-98.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sagiman, S. 2001. Peningkatan produksi kedelai di tanah gambut melalui inokulasi <i>Bradyrhizobium japonicum </i>asal gambut dan pemanfaatan bana amelioran (lumpur dan kapur). Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Salampak, 1999. Peningkatan produktivitas tanah gambut yang disawahkan dengan pemberian bahan amelioran tanah mineral berkadar besi tinggi. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Saragih, E.S. 1996. Pengendalian Asam-Asam Organik Meracun dengan Penambahan Fe (III) pada Tanah Gambut Jambi, Sumatera. Tesis S2. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sholeh. 1999. Pengaruh penggunaan P-alam dan abu batu bara untuk meningkatkan produktivitas lahan gambut di Sumatera Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Tanah, Iklim, dan Pupuk, Lido-Bogor,           6-8 Desember 1999. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Stevenson, F.J. 1994. Humus Chemistry. Genesis, Composition, and Reactions. John Wiley and Sons. Inc. New York. 443 p.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Suastika, I W. 2004. Efektivitas Amelioran Tanah Mineral Berpirit yang Telah Diturunkan Kadar Sulfatnya pada Peningkatan Produktivitas Tanah Gambut. Tesis S2. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Subiksa, I G.M., Sulaeman, dan I P.G. Widjaja-Adhi. 1998. Pembandingan pengaruh bahan amelioran untuk meningkatkan produktivitas lahan gambut. <i>Dalam </i>Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor, 10-12 Februari 1998.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Suhardjo, H. and I P.G. Widjaja-Adhi. 1976. Chemical characteristics of the upper 30 cms of peat soils from Riau. ATA 106. Bull. 3: 74-92. Soil Res. Inst. Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tadano, T., K.B. Ambak, K. Yonebayashi, and W. Pantanahiran. 1991. Occurrence of phenolic compounds and aluminum toxicity in tropical peat soils. <i>In</i>: Tropical peat, Proceedings of the International Symposium on Tropical Peatland. MARDI, Malaysia.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tadano, T., K.B. Ambak, K. Yonebayashi, T. Hara, P. Vijarnsorn, C. Nilnond, and S. Kawaguchi. 1990. Nutritional Factors Limiting Crop Growth in Tropical Peat Soils. In Soil Constraints on Sustainable Plant Production <i>in </i>the Tropics. Proc. 24th inter. Symp. Tropical Agric. Res. Kyoto.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tadano, T., K.Yonebayashi , and N. Saito. 1992 Effect of phenolic acids on the growth and occurrence of sterility in cnop plants. pp: 358-369<i>. In</i>: K. Kyuma, P. Vijarnsorn, and A. Zakaria (<i>Eds</i>). Coastal lowland ecosystems in southern Thailand and Malaysia. Showado-printing Co. Skyoku. Kyoto.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tan. 1993. Principles of Soil Chemistry. Marcel Dekker, Inc. New York. 362pp.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tim Institut Pertanian Bogor, 1974. Laporan survai produktivitas tanah dan pengembangan pertanian daerah Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Bogor.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tisdale, S.L., W.L. Nelson, and J.D. Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4 th ed. The Macmillan Publ. Co. New York. 694p.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tsutsuki, K. 1984. Volatile products and low-molecular-weight products of the anaerobic decomposition of organik matter. Inter. Rice Res. inst, Soil Organik Matter. Pp: 329-343</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tsutsuki, K. and F.N. Ponnamperuma. 1987. Behavior of anaerobic decomposition products in submerged soils. Soil Sci. and Plant Nutr. 3(1):13-33.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tsutsuki, K. and R. Kondo. 1995. Lignin-derived phenolic compounds in different types of peat profiles in Hokkaido. Japan. Soil Sci. and Plant Nutr. 41(3): 515-527.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Wang, T.S.C., T.T. Yang, and T.T. Chang. 1967. Soil phenolic acids as plant growth inhibitors. Soil Sci. 103:239 –246. Widjaja-Adhi, I P.G. 1988. Physical and chemical characteristic of peat soil of Indonesia. IARD J. 10:59-64.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Wild, A. 1990 . The relation of thosphate by soil : A review . J. soil sci. 1: 221 – 237.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <br /></div> <div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"> <span style="color: #333333; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Yusuf, A., E. Rusdi, N. Hasan, dan A. Taher. 1995. Kajian tata air, kalium, dan hara mikro terhadap padi di lahan gambut dalam. <i>Dalam </i>Teknologi Produksi dan Pengembangan Sistem Usahatani di Lahan Rawa. Kumpulan Hasil Penelitian. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP. Badan Litbang Pertanian.</span><span style="color: #333333; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 11.5pt;"></span></div> <div class="MsoNormal"> <br /></div> <br />

Potensi dan pengelolaan lahan gambut untuk tanaman pangan

a.       Potensi lahan gambut untuk tanaman pangan semusim Sesuai dengan arahan Departemen Pertanian (BB Litbang SDLP, 2008), lahan gambut...

Read more »