BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
belakang
Asam
dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Asam dan basa cukup penting bagi kita. Secara umum zat -zat yang termasuk asam mempunyai
beberapa ciri yaitu rasanya asam, ph < 7 misalnya asam sitrat pada jeruk dan
asam cuka. Sedangkan basa pada umumnya mempunyai sifat licin, terasa pahit, ph
> 7 misalnya pada sabun.
Air
merupakan elektrolit sangat lemah yang terionisasi menjadi ion h+ dan ion h-.
Dalam air, asam melepaskan ion h+ sedangkan basa melepaskan ion oh-. Dalam air
asam kuat dan basa kuat terionisasi seluruhnya. Sedangkan asam lemah dan basa
lemah hanya terionisasi sebagian. Ph larutan menyatakan konsentrasi h+ dalam
larutan. Penetralan asam oleh basa menghasilkan air, menurut bronsted lowry
asam merupakan donor proton (h+) dan basa merupakan akseptor proton (oh-).
Di
laboratorium asam dan basa secara sederhana dapat dikenali dengan menggunakan
berbagai indikator, seperti indikator alami dan indikator buatan. Salah satu
indikator yang umum dan sering digunakan yaitu kertas lakmus. Kertas lakmus
akan berwarna merak ketika dimasukkan ke larutan yang bersifat asam. Dan saat
lakmus dicelupkan ke larutan basa warnanya akan berubah menjadi biru.. Beberapa
larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit, sehingga didalam air akan
terurai menjadi ion-ionnya. Apakah yang menyebabkan suatu larutan bersifat
asam, demikian pula apa penyebab suatu larutan bersifat basa.
B.
Tujuan
Adapun
tujaun dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. sebagai
sumber informasi untuk mahasiswa.
2. Agar
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khusunya bagi mahasiswa mengenai penggaraman.
C.
Rumusan masalah
a.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penggaraman?
b. Apa
yang di maksud dengan penggaraman?
c. Rumus – rumus
penggaraman ?
BAB II
Pembahasan
1.
Pengertian
Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi netralisasi antara larutan asam dan
larutan basa. Larutan garam yang terbentuk memiliki sifat yang bervariasi,
tergantung pada sifat asam dan sifat basa penyusun garam. Secara umum :
Asam + basa → garam + air
Berikut ini adalah beberapa contoh reaksi pembentukan garam (dikenal pula
dengan istilah reaksi penggaraman atau
reaksi netralisasi) :
Hcl(aq) + naoh(aq)
→ nacl(aq) + h2o(l)
H2so4(aq) +
2 nh4oh(aq) → (nh4)2so4(aq)
+ 2 h2o(l)
2 hcn(aq) + ba(oh)2(aq)
→ ba(cn)2(aq) + 2 h2o(l)
H2co3(aq) +
mg(oh)2(aq) → mgco3(s) + 2 h2o(l)
Reaksi kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah
reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis adalah reaksi salah satu
ion atau kedua ion larutan garam dengan air. Reaksi salah satu atau kedua ion
larutan garam dengan air menyebabkan perubahan konsentrasi ion h+ maupun
ion oh- dalam larutan. Akibatnya, larutan garam dapat bersifat asam,
basa, maupun netral.
Sebagaimana yang telah kita pelajari
sebelumnya, kita mengenal dua jenis asam, yaitu asam kuat dan asam lemah.
Demikian halnya dengan basa, kita mengenal istilah basa kuat dan basa lemah (lihat : kimia asam
basa).
Dengan demikian, terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa membentuk
garam, yaitu :
1. Reaksi antara asam kuat dengan
basa kuat
Contoh : hbr(aq) +
koh(aq) → kbr(aq) + h2o(l)
Garam yang terbentuk mengalami
ionisasi sempurna dalam air
Kbr(aq) → k+(aq)
+ br-(aq)
Baik kation maupun anion, hanya
terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi dengan air. Dengan demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air.
Akibatnya, konsentrasi ion h+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion
oh-. Larutan garam bersifat netral.
Larutan garam tersebut memiliki ph = 7.
2. Reaksi antara asam kuat dengan
basa lemah
Contoh : hno3(aq) +
nh4oh(aq) → nh4no3(aq)
+ h2o(l)
Garam yang terbentuk mengalami
ionisasi sempurna dalam air
Nh4no3(aq) →
nh4+(aq) + no3-(aq)
Anion tidak mengalami hidrolisis
dengan air, sebab anion berasal dari spesi asam kuat. Namun sebaliknya, kation
yang berasal dari spesi basa lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Nh4+(aq) +
h2o(l) <——> nh4oh(aq) +
h+(aq)
Hidrolisis kation yang berasal dari
basa lemah menghasilkan ion h+. Akibatnya, konsentrasi ion h+ menjadi
lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion oh-. Dengan demikian,
larutan garam tersebut mengalami hidrolisis
sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat asam dan memiliki ph < 7.
3. Reaksi antara asam lemah dengan
basa kuat
Contoh : hcn(aq) +
naoh(aq) → nacn(aq) + h2o(l)
Garam yang terbentuk mengalami
ionisasi sempurna dalam air
Nacn(aq) → na+(aq)
+ cn-(aq)
Kation tidak mengalami hidrolisis
dengan air, sebab kation berasal dari spesi basa kuat. Namun sebaliknya, anion
yang berasal dari spesi asam lemah mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Cn-(aq) +
h2o(l) <——> hcn(aq) + oh-(aq)
Hidrolisis anion yang berasal dari
asam lemah menghasilkan ion oh-. Akibatnya, konsentrasi ion oh-
menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi ion h+. Dengan
demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis sebagian (parsial). Larutan garam tersebut
bersifat basa dan memiliki ph > 7.
4. Reaksi antara asam lemah dengan
basa lemah
Contoh : hf(aq) +
nh4oh(aq) → nh4f(aq) +
h2o(l)
Garam yang terbentuk mengalami
ionisasi sempurna dalam air
Nh4f(aq) →
nh4+(aq) + f-(aq)
Baik kation maupun anion, sama-sama
mengalami hidrolisis, sebab keduanya berasal dari spesi lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Nh4+(aq) +
h2o(l) <——> nh4oh(aq) +
h+(aq)
F-(aq) +
h2o(l) <——> hf(aq) + oh-(aq)
Ternyata, hidrolisis kedua ion
tersebut menghasilkan ion h+ maupun ion oh-. Dengan
demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total (sempurna). Sifat larutan yang dihasilkan
bergantung pada perbandingan kekuatan asam lemah (ka) terhadap
kekuatan basa lemah (kb).
Ada tiga kemungkinan perbandingan
nilai ka terhadap kb :
A. Ka
> kb
: sifat asam lebih mendominasi; larutan garam bersifat asam; ph larutan garam
kurang dari 7
B. Ka
= kb
: sifat asam maupun basa sama-sama mendominasi; larutan garam bersifat netral; ph larutan garam sama dengan 7
C. Ka
< kb
: sifat basa lebih mendominasi; larutan garam bersifat basa; ph larutan garam
lebih dari 7
Persamaan yang dapat digunakan untuk
menghitung ph larutan masing-masing larutan garam adalah sebagai berikut :
1. Larutan garam yang terbentuk dari
asam kuat dan basa kuat
Ph = 7
2. Larutan garam yang terbentuk dari
asam kuat dan basa lemah
[h+] = {(kw/kb)([ion
yang terhidrolisis])}1/2
3. Larutan garam yang terbentuk dari
asam lemah dan basa kuat
[oh-] = {(kw
/ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
4. Larutan garam yang terbentuk dari
asam lemah dan basa lemah
[h+] = {kw
(ka / kb)}1/2
Berikut ini adalah beberapa contoh
beserta penyelesaian soal-soal yang berkaitan dengan hidrolisis garam yang baru saja kita pelajarai bersama :
1. Berapakah ph larutan dari 100 ml
larutan natrium sianida 0,01 m? (ka hcn = 10-10)
Penyelesaian :
Larutan natrium sianida terbentuk
dari campuran basa kuat (naoh) dengan asam lemah (hcn). Dengan demikian,
larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Nacn(aq) → na+(aq)
+ cn-(aq)
Ion yang terhidrolisis adalah ion cn-.
Konsentrasi ion cn- adalah 0,01 m. Dengan demikian, ph larutan
garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[oh-] = {(kw
/ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
[oh-] = {(10-14
/ 10-10)(0,01)}1/2
[oh-] = 10-3
m
Dengan demikian, poh larutan adalah
3. Jadi, ph larutan garam tersebut adalah 11.
2. Berapakah ph larutan dari 200 ml
larutan barium asetat 0,1 m? (ka ch3cooh = 2.10-5)
Penyelesaian :
Larutan barium asetat terbentuk dari
campuran basa kuat (ba(oh)2) dengan asam lemah (ch3cooh).
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat
basa.
Ba(ch3coo)2(aq) →
ba+2(aq) + 2 ch3coo-(aq)
Ion yang terhidrolisis adalah ion ch3coo-.
Konsentrasi ion ch3coo- adalah 0,2 m. Dengan demikian, ph
larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[oh-] = {(kw
/ka)([ion yang terhidrolisis])}1/2
[oh-] = {(10-14
/ 2.10-5)(0,2)}1/2
[oh-] = 10-5
m
Dengan demikian, poh larutan adalah
5. Jadi, ph larutan garam tersebut adalah 9.
3. Hitunglah ph larutan nh4cl
0,42 m! (kb nh4oh = 1,8.10-5)
Penyelesaian :
Larutan amonium klorida terbentuk dari
campuran basa lemah (nh4oh) dengan asam kuat (hcl). Dengan demikian,
larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat asam.
Nh4cl(aq) →
nh4+(aq) + cl-(aq)
Ion yang terhidrolisis adalah ion nh4+.
Konsentrasi ion nh4+ adalah 0,42 m. Dengan demikian, ph
larutan garam dapat diperoleh melalui persamaan berikut :
[h+] = {(kw
/kb)([ion yang terhidrolisis])}1/2
[h+] = {(10-14
/ 1,8.10-5)(0,42)}1/2
[h+] =
1,53.10-5 m
Dengan demikian, ph larutan garam
tersebut adalah 4,82.
Hitunglah ph larutan nh4cn
2,00 m! (ka hcn = 4,9.10-10 dan kb nh4oh
= 1,8.10-5)
Penyelesaian :
Larutan amonium sianida terbentuk
dari campuran basa lemah (nh4oh) dengan asam lemah (hcn). Dengan
demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total.
Nh4cl(aq) →
nh4+(aq) + cn-(aq)
Ion yang terhidrolisis adalah ion nh4+
dan ion cn-. Dengan demikian, ph larutan garam dapat diperoleh
melalui persamaan berikut :
[h+] = {kw
(ka/kb)}1/2
[h+] = {10-14
(4,9.10-10 / 1,8.10-5)}1/2
[h+] =
5,22.10-10 m
Dengan demikian, ph larutan garam
tersebut adalah 9,28.
5. Berapakah massa garam nacn yang
harus dilarutkan untuk membentuk 250 ml larutan dengan ph sebesar 10? (ka hcn
= 10-10 dan mr nacn = 49)
Penyelesaian :
Larutan natrium sianida terbentuk
dari campuran basa kuat (naoh) dengan asam lemah (hcn). Dengan demikian,
larutan garam tersebut mengalami hidrolisis parsial dan bersifat basa.
Nacn(aq) → na+(aq)
+ cn-(aq)
Ph = 10, berarti poh = 4
Dengan demikian, [oh-] =
10-4 m
Perhitungan ph larutan garam dapat
diperoleh melalui persamaan berikut :
[oh-] = {(kw/ka)([ion
yang terhidrolisis])}1/2
10-4 = {(10-14
/ 10-10)[ion yang terhidrolisis]}1/2
[ion yang terhidrolisis]
= 10-4 m
Konsentrasi garam nacn yang
diperlukan sebesar 10-4 m. Volume larutan sebanyak 250 ml = 0,25 l.
Dengan demikian, mol garam nacn yang dibutuhkan adalah :
Mol = volume x molar
Mol = 0,25 x 10-4 = 2,5 x
10-5 mol
Jadi, massa garam nacn yang
dibutuhkan sebanyak 2,5 x 10-5 x 49 = 1,225 x 10-3 gram =
1,225 mg.
- asam
adalah : senyawa yg dapat memberikan proton (donor proton).
dlm hal ini proton adalah ion h+.
- basa
adalah : senyawa dapat menerima proton(akseptor proton).
Jadi basa
adalah senyawa yg bisa menerima ion h+ , dalam teori ini senyawa yg
bersifat basa tdk harus mempunyai oh-.
- teori
asam-basa bronsted-lowry dikenal dengan istilah asam-basa terkonyugasi
(pasangan asam-basa).
Contoh :
1.
hf + h2o
f-
+ h3o+
asam1
basa 2
basa1 asam2
Senyawa bersifat asam : hf dan
h3o+ (memberikan h+)
Senyawa bersifat basa : h2o
dan f- (menerima h+)
Asam-basa konyugasi :
hf dengan f-
Basa-asam konyugasi :
h2o dengan
h3o+
2. nh3
+
h2o
nh4+
+
oh-
basa 2
asam1
asam 2
basa 1
Senyawa bersifat
asam : h2o dan nh4+(memberikan h+)
Senyawa bersifat basa : nh3
dan oh- (menerima h+)
Asam-basa konyugasi :
Nh3 dengan nh4+
Senyawa hf dan h2o dapat
bersifat asam dan dapat bersifat basa tergantung lawan reaksinya.
Senyawa seperti tersebut diatas
menurut bronsted-lowry bersifat amfiprotik, artinya dapat menerima proton
dan dapat memberikan proton.
Latihan
soal :
♦tentukan senyawa yang bersifat asam
dan senyawa yang bersifat basa menurut teori bronsted-lowry.
♦tentukan juga asam-basa
konyugasinya.
1. Ch3cooh(aq) + h2o(aq) ch3coo-(aq
+ h3o+ (aq )
2. Ch3cooh(aq)+h2so4(aq) ch3cooh2+(aq)+hso4(aq)
3. Hcl (aq) + nh3
(aq) cl-(aq) + nh4+(aq)
Teori asam-basa lewis
definisi
asam-basa berkaitan dg struktur elektron dlm pembentukan ikatan kovalen antara
asam-basa.
asam adalah : spesies yg mampu menerima
sepasang elektron untuk membentuk ikatan kovalen.
basa adalah : spesies yg mampu memberikan
sepasang elektron untuk membentuk ikatan kovalen.
Contoh :
nh3 + bf3
bf3nh3
nh3 + hcl
nh4+ + cl-
Reaksi -
reaksi dalam larutan elektrolit (reaksi penggaraman)
Reaksi
penggaraman adalah istilah dari reaksi pembentukan garam.
Ada 11
macam tipe-tipe reaksi penggaraman.
1. Asam + basa
→ garam + air
Contoh :
1. Asam
klorida (aq) + natrium hidroksida(aq)
2. Barium
hidroksida (aq) + asam nitrat (aq)
3. Asam
sulfit (aq) + kalium hidroksida (aq)
2. Oksida
basa + asam → garam
+ air
Contoh :
Kalium oksida (s) + asam fosfat (aq)
Barium oksida (s) + asam sulfat (aq)
Besi (iii) oksida (s) + asam klorida
(aq)
3. Oksida asam +
basa → garam + air
Contoh :
Belerang
trioksida (g) + natrium hidroksida (aq)
Dinitrogen
trioksida (g) + besi(iii)hidroksida (aq)
Karbondioksida
(g) + kalsium hidroksida (aq)
Rumus Asam
Non logam
+ o2 → oksida asam
Oksida
asam + h2o → asam
Rumus
oksida
|
Rumus
asam
|
Co2
|
H2co3
|
Sio2
|
H2sio3
|
N2o3
|
Hno2
|
N2o5
|
Hno3
|
P2o3
|
h3po3
|
P2o5
|
H3po4
|
As2o3
|
H3aso3
|
As2o5
|
H3aso4
|
So2
|
H2so3
|
So3
|
H2so4
|
Cl2o
|
hclo
|
Cl2o3
|
Hclo2
|
Cl2o5
|
Hclo3
|
Cl2o7
|
hclo4
|
Br2o
|
Hbro
|
Br2o3
|
hio4
|
I2o7
|
Hbro3
|
Br2o7
|
hbro4
|
I2o
|
Hio
|
I2o3
|
Hio2
|
I2o5
|
Hio3
|
Br2o5
|
Hbro3
|
*catatan:
*1. Tdk
semua asam mempunyai oksida asam, contoh : hf,hcl,hbr dst.
*2. Ada
pula asam yg mengandung oksigen tetapi tdk mempunyai oksida, yaitu
asam2 organik.
contoh ; ch3cooh, hcooh dst.
Rumus
oksida :
Cu2o
Cuo
Hg2o
Hgo
Feo
Fe2o3
*catatan :
tdk semua basa berasal dari oksida contohnya, nh4oh yg berasa dari
nh3 + h2o
Oksida amfoter
Yaitu oksida yg jika bereaksi dg
asam membentuk basa.
Jika bereaksi dg basa membentuk
asam.
Contoh, grasindo hal 38
Oksida asam
nama asam basa nama basa
Mno3 h2mno4
as.manganat
4.
Amonia + asam
garam amonium
Contoh :
Amonia (g) + asam klorida (aq)
Amonia (g) + asam sulfat (aq)
Amonia (g) + asam nitrat (aq)
5. Asam kuat(encer) + garam karbonat
garam + air + co2(g)
Contoh :
1. Asam klorida (aq) + kalsium
karbonat (s)
Asam
nitrat (aq) + magnesium karbonat (s)
Asam
sulfat (aq) + natrium karbonat (s)
6. Garam sulfida + asam kuat (encer)
garam + h2s (g)
Contoh :
Besi (ii)
sulfida (s) + asam klorida (aq)
Natrium
sulfida (s) + asam nitrat (aq)
Magnesium
sulfida (s) + asam sulfat (aq)
7. Garam 1 + garam 2 garam 3 + garam
4
Syarat :
garam 3 dan (atau) garam 4 sukar larut dalam
air.
Contoh :
1.
Timbal(ii)nitrat + kalium yodida
2.
Tembaga(i)sulfida + natrium klorida
Perak
nitrat + kalium bromida
Kelarutan
basa dan garam dalam air
No
senyawa
umumnya
kecuali
Hidroksida
sukar larut semua
basa gol ia,
oh-
(basa)
ca(oh)2,sr(oh)2,ba(oh)2
2.
Nitrat(no3-) mudah larut
-
Asetat
mudah larut -
(ch3coo-)
4.
Klorida(cl-) mudah larut
agcl,hg2cl2,pbcl2,cucl
5.
Bromida(br-) mudah larut
agbr,hg2br2,pbbr2 ,cubr
6. Iodida(i-)
mudah larut agi,hg2i2,hgi2pbi2,cui
7.
Sulfat(so42- ) mudah larut
baso4,srso4,pbso4
8.
Karbonat sukar
larut na2co3,k2co3,(nh4)2co3
9.
Klorat(clo4-) mudah larut
-
10.fosfat(po43-)
sukar larut na3po4,k3po4,(nh4)3po4
11.
Sulfida(s2-) sukar larut
gol ia, gol iia(kec.be)
(nh4)2s
12.natrium,kalium,
mudah larut
-
amonium
13. Pbcl2,pbbr2,pbi2
mudah
larut
-
dalam air panas
8.
Garam 1 + basa
1
garam 2 + basa 2
Syarat : garam
2 dan (atau) basa 2 sukar larut dalam
air.
Contoh
: 1. Kalium yodida + magnesium hidroksida
2. Natrium karbonat + besi (iii) hidroksida
3. Magnesium yodida + perak hidroksida
9.
Garam 1 + asam
1 garam
2 + asam 2
Syarat :
garam 2 sukar larut dan(atau) asam 2 adalah asam hipotesis.
Contoh :
1. Perak nitrat + asam klorida
2. Kalsium bromida + asam fosfat
3. Barium yodida + asam sulfat
0.logam +
asam kuat (encer)
garam + h2 (g)
Syarat :
logam hrs mempunyai potensial reduksi negatif
atau disebelah kiri h dalam deret volta(kecuali
cu, hg, ag, pt dan au)
Deret
volta:
Li-k-ba-ca-na-mg-al-mn-zn-cr-fe-ni-sn-pb-(h)-cu-hg-ag-pt-au
Contoh :
1. Zincum + asam nitrat (encer)
2. Aluminium + asam sulfat (encer)
3. Magnesium + asam klorida (encer)
4. Tembaga + asam oksalat
Perak +
asam zinkat
11. Logam
1 + garam 1 logam 2 + garam 2
Syarat :
logam 1 harus lebih reaktif (terletak disebelah
kiri) dibanding logam yg tdp.pada garam 1.
Deret volta:
Li-k-ba-ca-na-mg-al-mn-zn-cr-fe-ni-sn-pb-(h)-cu-hg-ag-pt-au
Contoh :
1. Zn (s)
+ tembaga(ii) sulfat
2.
Kalsium(s) + besi(ii)fosfat
3.
Magnesium(s) + barium karbonat
4. Besi
(s) + kalium bromida
5. Mangan
(s) + nikel(ii)sulfat
BAB III
Penutup
Penutup
A. Kesimpulan
berdasarkan teori-teori yang telah
tersebutkan di dalam makalah ini dan apabila pembaca telah membaca makalah ini
maka dapat mengetahui bahwa :
1.penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau pengenceran ke dalam larutan penyangga tidak mengubah ph larutan itu.
1.penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau pengenceran ke dalam larutan penyangga tidak mengubah ph larutan itu.
2.hasil
pengamatan dan perbedaan perubahan ph larutan penyangga dan bukan penyangga
akibat penambahan sedikit asam atau basa atau pengenceran.
3.beberapa jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air.
3.beberapa jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air.
4.cara menentukan ph
dan poh suatu larutan penyangga.
B. Kritik & saran
hendaknya
kalian jangan menyentuh asam yang terdapat di laboratorium terutama asam sulfat
(h2so4) dan asam klorida (hcl) karena kedua asam tersebut jika terkena pada
kulit, maka kulit kita akan melepuh dan akan mengakibatkan gatal-gatal.
Perlu
anda ketahui bahwasanya larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit
sehingga di dalam air akan terurai menjadi ion-ion.
Demikian laporan ini saya susun. Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih atas pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikannya.
Demikian laporan ini saya susun. Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih atas pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikannya.
Penulis
merasa cukup sekian kata penutup yang disampaikan. “tak ada gading yang tak
retak”. Dalam laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan makalah ini dan sedikit
banyaknya saya ucapkan terima kasih.
Guna
peyempurnaan makalah ini,saya sangat mengharapkan kritik serta saran dari dosen
pembimbing beserta teman-teman kelompok lain.
Daftar pustaka
Andy.
2009. Pre-college chemistry.
Chang,
raymond. 2007. Chemistry ninth edition. New york: mc graw hill.
Dreisbach,Dale,1966,Liauids and Solution,Houghton Mifflin CO,Boston
Sutresna,
nana. 2003. Pintar kimia jilid 3 untuk smu kelas 3. Jakarta : ganeca exact.
Post a Comment