PENDAHULUAN
Latar belakang
Asal mula tanaman tebu sampai saat ini belum
didapatkan kepastiaanya, dari mana asal muasal tanaman tebu. Namun sebagian
besar para ahli yang memang berkompeten dalam hal ini, berasumsi bahwa tanaman
tebu ini berasal dari Papua New Guinea. Pada 8000 SM, tanaman ini menyebar ke Kep.
Solomon dan Kaledonia Baru (Ditjenbun, 2004).
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L)
adalah satu anggota familia rumput-rumputan (Graminae) yang merupakan tanaman
asli tropika basah, namun masih dapat tumbuh baik dan berkembang di daerah
subtropika, pada berbagai jenis tanah dari daratan rendah hingga ketinggian
1.400 m diatas permukaan laut (dpl) (Ditjenbun, 2004).
Tebu merupakan tanaman asli daerah
tropika yang asal usulnya diperkirakan dari Papua New Guinea pada 8000 SM,
dimana tebu mulai menyebar ke Indonesia, Filipina dan India (Ditjenbun, 2004).
Defisit
gula Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula Indonesia mulai dirasakan
sejak tahun 1967. Defisit
ini terus meningkat dan hanya bisa dipenuhi melalui impor gula. Dengan harga
gula dunia yang tinggi dan defisit yang terus meningkat, mengakibatkan
terjadinya pengurasan devisa negara. Pada tahun 2007, misalnya, Indonesia
mengimpor gula sebanyak 3,03 juta ton dengan nilai US$ 1,05 milyar. Untuk
mengatasi defisit ini telah dilakukan usaha peningkatan produksi gula nasional.
Usaha ini memberikan hasil dengan meningkatnya produksi gula nasional dari 2,05
juta ton tahun 2004 menjadi 2,8 juta ton tahun 2008 dan diperkirakan tahun 2009
mencapai 2,9 juta ton. Akan tetapi kenaikan produksi ini juga diikuti dengan kenaikan
konsumsi. Pada tahun 2009 konsumsi gula nasional diperkirakan mencapai 4,8 juta
ton. Sehingga terjadi defisit gula nasional tahun 2009 sebesar 1,9 juta ton. Gambaran
ini menunjukkan usaha pembangunan industry gula tebu nasional, berupa perluasan
areal pertanaman tebu serta peremajaan dan penambahan pabrik gula, masih perlu ditingkatkan
(Hakim, 2008).
Produktivitas tanaman tebu dipengaruhi
oleh berbagai faktor tidak hanya tipe lahan (sawah/tegalan) tetapi juga
penggunaan sarana produksi ,dan teknik budidayanya. Pemupukan sebagai salah
satu usaha peningkatan kesuburan tanah, dengan pemberian pupuk pada tanaman
tebu, tebu dapat tumbuh dengan baik dan subur (Hakim, 2008).
Tujuan Praktikum
Untuk
dapat mengetahui tehnik budidaya tanaman tebu (Saccharum officinarum L) secara tepat
Kegunaan Praktikum
1.
Sebagai
syarat untuk mengikuti praktikal test praktikum TBT Tembakau, Teh dan Tebu.
2.
Sebagai
bahan informasi ilmiah bagi pihak yang
berkepentingan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman Tebu (Saccharum
officinarum L)
Tanaman tebu tergolong tanaman perdu
dengan nama latin Saccharum officinarum. Di daerah Jawa Barat disebut
Tiwu, di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut Tebu atau Rosan. Sistematika
tanaman tebu adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Graminales
Famili : Graminae
Genus : Saccharum
Species : Saccarum officinarum (Mulyana, 2001).
Botani Tanaman Tebu (Saccharum
oficinarum L)
Akar
Akar tanaman tebu termasuk akar serabut yang
akarnya tidak panjang dari tumbuh cincin tunas anakan. Pada fase pertumbuhan
batang, terbentuk pula akar bagian yang lebih atas akibat pemberian tanah
sebagai tempat tumbuh (Mulyana, 2001).
Batang
Batang tanaman tebu berdiri lurus dan beruas-ruas
yang dibatasi dengan buku-buku. Pada setiap buku terdpat mata tunas yang berada
dibawah tanah yang tumbuh keluar dan berkembang membentuk rumpun. Diameter
batang antar 3-5 cm dengan tinggi batang antara 2-5 meter dan tidak bercabang (Mulyana,
2001).
Daun
Daun tebu berbentuk busur panah seperti
pita, berseling kanan dan kiri, berpelepah seperti daun jagung dan tak
bertangkai. Tulang daun sejajar, ditengah berlekuk. Tepi daun kadang-kadang
bergelombang serta berbulu keras (Mulyana,
2001).
Bunga
Bunga tebu berupa malai dengan panjang
antara 50-80 cm. Cabang bunga pada tahap pertama berupa karangan bunga dan pada
tahap selanjutnya berupa tandan
dengan
dua bulir panjang 3-4 mm. Terdapat pula benangsari, putik dengan dua kepala
putik dan bakal biji (Mulyana, 2001).
Buah Dan Biji
Buah tebu seperti padi, memiliki satu
biji dengan besar lembaga 1/3 panjang biji. Biji tebu dapat ditanam di kebun
percobaan untuk mendapatkan jenis baru hasil persilangan yang lebih unggul (Mulyana, 2001).
Syarat Tumbuh Tanaman Tebu (Saccharum
officinarum L)
Tanaman tebu tumbuh didaerah tropika
dan sub tropika sampai batas garis isoterm 20 0C yaitu antara 190 LU– 350 LS.
Kondisi tanah yang baik bagi tanaman tebu adalah yang tidak terlalu kering dan
tidak terlalu basah, selain itu akar tanaman tebu sangat sensitif terhadap
kekurangan udara dalam tanah sehingga pengairan dan drainase harus sangat
diperhatikan. Drainase yang baik dengan kedalaman sekitar 1 meter memberikan
peluang akar tanaman menyerap air dan unsur hara pada lapisan yang lebih dalam sehingga
pertumbuhan tanaman pada musim kemarau tidak terganggu. Drainase yang baik dan
dalam juga dapat manyalurkan kelebihan air dimusim penghujan sehingga tidak
terjadi genangan air yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena
berkurangnya oksigen dalam tanah (Supriyadi, 2002).
Iklim
Pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tebu dan rendemen gula sangat besar.
Dalam masa pertumbuhan tanaman tebu membutuhkan banyak air, sedangkan saat masak
tanaman tebu membutuhkan keadaan kering agar pertumbuhan terhenti. Apabila
hujan tetap tinggi maka pertumbuhan akan terus terjadi dan tidak ada kesempatan
untuk menjadi masak sehingga rendemen menjadi rendah (Supriyadi, 2002).
Adapun
faktor iklim yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tebu adalah:
1. Suhu
Pengaruh
suhu pada pertumbuhan dan pembentukan sukrisa pada tebu cukup tinggi. Suhu
ideal bagi tanaman tebu berkisar antara 240C–340C dengan perbedaan suhu antara
siang dan malam tidak lebih dari 10 0C. Pembentukan sukrosa terjadi
pada siang hari dan akan berjalan lebih optimal pada suhu 30 0C. Sukrosa yang terbentuk akan
ditimbun/disimpan pada batang dimulai dari ruas paling bawah pada malam hari.
Proses penyimpanan sukrosa ini paling efektif dan optimal pada suhu 15 0C (Supriyadi, 2002).
2. Ketinggian Tempat
Pada
umumnya ketinggian tempat penanaman tebu 0-1400 mdpl, tetapi tebu juga dapat
hidup di dataran rendah (Supriyadi, 2002).
3. Intensitas Penyinaran
Tanaman tebu membutuhkan penyinaran
12-14 jamsetiap harinya. Proses asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila daun
tanaman memperoleh radiasi penyinaran matahari secara penuh sehingga cuaca yang
berawan pada siang hari akan mempengaruhi intensitas penyinaran dan berakibat pada
menurunnya proses fotosintesa sehingga pertumbuhan terhambat (Supriyadi, 2002).
4. Curah Hujan
Tanaman
tebu dapat tumbuh dengan baik didaerah dengan curah hujan berkisar antara 1.000
– 1.300 mm per tahun dengan sekurang-kurangnya 3 bulan kering. Distribusi curah
hujan yang ideal untuk pertanaman tebu adalah: pada periode pertumbuhan
vegetatif diperlukan curah hujan yang tinggi (200 mm per bulan) selama 5-6
bulan. Periode selanjutnya selama 2 bulan dengan curah hujan 125 mm dan
4 – 5 bulan dengan curah hujan kurang dari 75 mm/bulan yang merupakan periode kering. Periode ini merupakan
periode pertumbuhan generative dan pemasakan tebu (Supriyadi, 2002).
5. Tanah
Struktur tanah yang baik
untuk pertanaman tebu adalah tanah yang gembur sehingga aerasi udara dan perakaran
berkembang sempurna, oleh karena itu upaya pemecahan bongkahan tanah atau
agregat tanah menjadi partikel-partikel kecil akan memudahkan akar menerobos. Sedangkan
tekstur tanah, yaitu perbandingan partikelpartikel tanah berupa lempung, debu
dan liat, yang ideal bagi pertumbuhan tanaman tebu adalah tekstur tanah ringan
sampai agak berat dengan kemampuan menahan air cukup dan porositas 30 % (Supriyadi, 2002).
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Jln. Karya
Wisata Medan Johor Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Sumatera Utara, penelitian ini di lakasanakan mulai tanggal 25 November 2014 sampai
dengan selesai.
Bahan
dan Alat
Bahan :
- Tebu 15 batang
- Pupuk Kandang lembu
- NPK Mutiara
Alat :
-
Cangkul
-
Parang
- Arit
- Benang
- Meteran
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Persiapan Areal
Persiapan areal yaitu menentukan tempat dan lokasi
untuk areal penanaman tanaman tebu yang tepat. Kemudian membuat pancang dengan
menggunakan meteran dan tali untuk meluruskan plot, membersihkan gulma yang ada
pada areal agar tanah dapat di gemburkan dan dibuat jarak tanamnya.
Pembuatan Jarak Tanam dan Penanaman
Pembuatan jarak tanam biasanya ditentukan dari
panjangnya plot dan jumlah dari banyaknya tebu tersebut. Jarak tanam tanaman
tebu pada plot 50 cm dan dari tepi 25 cm. Lubangi plot untuk tempat memasukkan
batang tebu dan tebu di tanam miring.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman tanaman tebu seharusnya di
laksanakan 2x1 hari pada pagi hari dan sore hari agar kelembapannya dapat
terjaga.
Penyisipan
Menanam juga tanaman tebu di pinggir plot
gunanya apabila tanaman yang ada di plot mati dapat di sisip dengan tanaman
yang di tanam di pinggir plot sebagai tanaman sisipan.
Penyiangan
Membersihkan gulma yang ada di sekitar
batang tebu, agar tebu dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pemupukan
Dengan menaruh pupuk diantara batang
tanaman tebu, agar tanaman dapat mengambil nutrisi dan hara nya masing-masing.
Pembumbunan
Membuat tanaman agar tetap tegak dengan
membumbun tanah disekitar batang tebu agak tinggi karena sering sekali soalnya
tanah terkikis karena terkena air hujan yang rutin tiap hari, sehingga tanah
terkikis dan tanaman akan susah tegak atau tanaman berserakan terbawa arus air
hujan.
BUDIDAYA TANAMAN TEH (Camellia
sinensis L)
Bangsa Cina telah minum teh selama 5.000
tahun. Asal mula teh pada awalnya masih merupakan legenda . Legenda yang paling
terkenal adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung (diucapkan ‘Shay-Nung').
Penemuan teh olehnya belum ditempatkan secara tepat dalam sejarah, yaitu pada
tahun 2737 sebelum masehi. Selama ribuan tahun, bangsa Cina meminum teh untuk
kesehatan dan kenikmatan. Tidak seorangpun tahu apa yang menyebabkan mereka
tertarik dengan daun hijau serta mengkilap dari Camellia sinensis ,
tetapi legenda popular dapat memberi pengetahuan kepada kita (Soehardjo, 2003).
Tumbuhan teh (Camellia sinensis) familia dari Theaceae,
diperkirakan berasal dari pegunungan Himalaya dan daerah – daerah pegunungan
yang berbatasan dengan Republik Rakyat Cina, India, dan Birma. Tanaman ini
dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis, dengan menuntut cukup sinar
matahari dan hujan sepanjang tahun (Spillane, 2002).
Tanaman teh adalah tanaman yang tubuh
didaerah tropis yang berasal dari Cina 5000 SM. Asal mula teh pada awalnya masih
merupakan legenda bangsawan cina, dimana teh menyebar ke Negara-negara besar
sampai ke Indonesia (Hartati, 2006).
Dari bentuk dan sifat pengusahannya,
perkebunan teh di Indonesia sebagian besar berupa Perkebunan Rakyat (46%),
sisanya berupa Perkebunan Besar Negara (30%) dan
Perkebunan Besar Swasta (24%). Perkebunan teh yang
diusahakan dalam bentuk Perkebunan Besar Negara/PTPN
misalnya, Perkebunan Teh Gunung Mas, Goalpara dan
Malabar di Jawa Barat. Sedangkan yang diusahakan dalam
bentuk Perkebunan Besar Swasta misalnya Perkebunan Teh Tambi, Pagilaran
dan Kemuning di Jawa Tengah). Produksi teh di
Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua macam, yaitu teh hijau dan teh
hitam. Sebagai penghasil devisa negara, pada
tahun 2008 tercatat nilai ekspor teh olahan sebesar US $
162,8 juta, tahun 2009 sebesar US $ 174,4 juta, dan tahun
2010 mencapai US $ 184,9 juta atau meningkat 6%
dari tahun 2009. Sebagian besar (70%) teh Indonesia diekspor ehingga
Indonesia tercatat menjadi urutan keenam
eksportir teh dunia setelah Kenya, Sri
Lanka, India dan Vietnam. Negara tujuan
ekspor teh Indonesia adalah Jepang, Korea
Selatan, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa (Kompas, 2010)
Produktivitas tanaman teh
dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pemangkasan dan juga
pemupukan merupakan salah satu usaha peningkatan kesuburan tanah, dengan
pemberian pupuk pada tanaman teh, teh dapat tumbuh dengan baik dan subur
(Ardianto, 2009)
Tujuan Praktikum
Untuk
mengetahui tehnik budidaya tanaman teh (Camellia
sinensis L) secara tepat.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai syarat untuk mengikuti praktikal
test praktikum TBT Tembakau, Teh dan Tebu.
2. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak
yang memerlukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman Teh (Camellia
sinensis L)
Perkebunan teh terpusat di dataran menengah dan tinggi
di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan. Pada
tahun 1990 luas perkebunan teh di Indonesia 129.500 ha. Produksi teh pada tahun
1998 mencapai 136.109 ton. Klasifikasi botani tanaman teh adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopyta
Sub : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Transtroemiaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia
sinensis L. (Johan 2009).
Botani tanaman teh (Camellia sinensis
L)
Akar
Tanaman
teh mempunyai akar tunggang yang panjangsekitar 100-150 cm. Pada tanaman teh
yang berasal dari biji, cabang-cabang akar tidak terlalu banyak, namun pada
tanman teh asal stek akar lateral yang tumbuh cukup banyak seolah-olah
menggantikan akar tunggang tanaman biji, demikian juga halnya pada bibit yang
dipangkas akarnya ketika akan dipindahkan kelapangan (Heddi, 2005).
Batang
Batang tanaman teh berbentuk pohon dan bercabang.
Batang dan cabangnya berkayu dan keras atau kuat. Tanaman teh yang ada di kebun
telah berubah menjadi perdu karena sering kali dipangkas dan tingginya hanya
120-150 cm (Heddi, 2005).
Daun
Daun
teh adalah daun tunggal,berbentuk lanset dan duduk daunnya berseling bertunggal
menyirip, ujung daun agak panjang dan meruncing, tetapi daunnya licin dan
bergerigi bergantung pada klon atau varietasnya (Heddi, 2005).
Bunga
Bunga
teh dapat tumbuh di ketiak daun, dicabang-cabang atau di ujung batang dan
merupakan bunga tunggal. Hanya terdapat satu bunga di ketiak daun yang berwarna
putih dengan mahkota sebanyak 5-6 helai. Jumlah benang sari sebanyak 100-200
helai ( Setiawati, 2003).
Buah dan Biji
Buah teh disebut juga buah kotak, biasnya
mempunyai tiga butir biji, meskipun tidak jarang buah teh yang berbiji dua atau
satu. Biji-biji yang masih muda berwarna putih dan coklat apabila sudah tua (
Setiawati, 2003).
Syarat tumbuh tanaman teh (Camellia
sinensis L)
Tanaman teh karena berasal
dari sub tropis, maka cocok ditanam di daerah pegunungan. Garis besar syarat tumbuh
untuk tanaman teh adalah kecocokan iklim dan tanah (Gambung, 2002).
Iklim
Faktor iklim yang harus diperhatikan seperti suhu udara yang baik
berkisar 13–150C, kelembaban relatif pada siang hari >70%, curah
hujan tahunan tidak kurang 2.000 mm, dengan bulan penanaman curah hujan kurang dari
60 mm tidak lebih 2 bulan. Dari segi penyinaran sinar matahari sangat
mempengaruhi pertanaman teh. Makin banyak sinar matahari makin tinggi suhu,
bila suhu mencapai 30C pertumbuhan tanaman teh akan terlambat. Pada ketinggian
400 – 800 m kebun-kebun teh memerlukan pohon pelindung tetap atau sementara.
Disamping itu perlu mulsa sekitar 20 ton/ha untuk menurunkan suhu tanah. Suhu
tanah tinggi dapat merusak perakaran tanaman, terutama akar dibagian atas.
Faktor iklim lain yang harus diperhatikan adalah tiupan angin yang terus
menerus dapat menyebabkan daun rontok. Angin dapat mempengaruhi kelembaban
udara serta berpengaruh pada penyebaran hama dan penyakit. (Gambung, 2002).
Adapun
faktor iklim yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman teh adalah:
1. Suhu
Sebagai tanaman yang berasal dari daerah
subtropis, maka tanaman teh di indonesi menghendaki udara yang sejuk. Suhu
udara yang baik bagi tanaman teh adalah suhu harian yang berkisar 130-250C
yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah dan kelembapan relatif pada siang
hari tidak kurang 70% (Gambung, 2002).
2. Ketinggian tempat
Sepanjang iklim dan tanah serasi
bagi pertanaman teh, elevasi tidak menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan
tanaman teh. Terdapat kaitan antara elevasi dan unsur iklim seperti suhu udara.
Makin rendah elevasi pertanaman, suhu udara akan makin tinggi. Oleh sebab itu pada
daerah rendah diperlukan pohon pelindung untuk mempengaruhi suhu udara menjadi
lebih rendah sehingga tanaman teh tumbuh baik. Menurut keserasian elevasi di Indonesia
terdapat 3 daerah, yaitu:
- Daerah rendah < 800 m di atas permukaan
laut
- Daerah sedang 800 – 1.200 m di atas permukaan
laut
- Daerah tinggi > 1.200 m di atas permukaan
laut (Gambung, 2002).
3. Intensitas Penyinaran
Tanaman
teh membutuhkan sinar matahari untuk dapat melakukan proses fotosintesa.
Ketinggian daerah juga berpengaruh pada intensitas sinar matahari di daerah
tersebut, makin tinggi suatu tempat makin tinggi pula intensitas matahari
karena makin sedikit cahaya yang di serap atmosfir, tetapi jumlah jam
penyinaran semakin berkurang. Dengan kurangnya jumlah jam penyinaran akan
mengganggu proses pertumbuhan dan produksi daun (Gambung, 2002).
4. Curah hujan
Tanaman teh tidak tahan pada kekeringan, sehingga
hanya cocok pada daerah yang mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dan merata
setiap tahun. Curah hujan yang baik untuk tanaman teh sebaiknya sepuluh tahun
terakhir mempunyai bulan kemarau yang curah hujan kurang dari 60 mm tidak lebih
dari dua bulan serta tidak ada bulan yang sama sekali tidak ada hujan. Jumlah
hujan tahunan sebaiknya tidak kurang dari 2000 mm (Gambung, 2002).
5. Tanah
Tanah yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman teh adalah tanah yang serasi. Tanah yang serasi adalah
tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak terdapat cadas dengan
derajat keasaman 4,5 – 5,6. Tanah yang baik untuk pertanaman teh terletak di lereng-lereng
gunung berapi dinamakan tanah Andisol. Selain Andisol terdapat jenis tanah lain
yang serasi bersyarat, yaitu Latosol dan Podzolik. Kedua jenis tanah ini terdapat
di daerah yang rendah di bawah 800 m dpl (Gambung, 2002).
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Jln. Karya
Wisata Medan Johor Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Sumatera Utara, penelitian ini di lakasanakan mulai tanggal 26 Desember 2014
sampai dengan selesai.
Bahan
dan Alat
Bahan :
- Bibit tanaman teh
- ZPT SURYO
Alat :
-
Cangkul
-
Parang
- Arit
- Benang
- Meteran
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Persiapan Areal
Persiapan areal yaitu membersihkan sisa-sisa
batang tanaman yang ada disekitar lahan, membersihkan gulma dan membuat plot
yang baik untuk tanaman.
Pembuatan Jarak Tanam dan Penanaman
Pembuatan jarak tanam pada tanaman teh dengan
populasi bibitnya sedikit dan luas plot 2x2 m jarak tanamnya yaitu 50x50 cm.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman teh yaitu dapat dilakukan
dengan membersihkan gulma-gulma yang ada di sekitar batang tebu dan juga
merawat tanah agar dalam keadaan bersih dari gulma, dapat juga dengan cara
memangkas dahan ataupun cabang tanaman teh.
Penyiraman
Penyiraman tanaman teh sebaiknya di laksanakan
2x dala sehari,pada pagi hari dan sore hari agar kelembapannya dapat terjaga.
Penyisipan
Menanam
tanaman teh di areal lahan yang berbeda atau juga bisa di pinggir plot
gunanya apabila tanaman yang ada di plot mati dapat di sisip dengan tanaman
yang di tanam di areal lain ataupun di pinggir plot sebagai tanaman sisipan.
Penyiangan
Membersihkan gulma yang ada di sekitar
tanaman teh, agar teh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pemupukan
Dengan menaruh pupuk yang sudah di
tentukan di areal tanaman, agar tanaman dapat menerima nutrisi yang pas.
Pembumbunan
Menaikkan tanah yang sudah terkikis dengan
air hujan agar tanaman dapat tumbuh tegak dan tidak miring.
Pemberian ZPT (Suryo)
Pemberian ZPT (Suryo) berfungsi untuk membuat tanaman dapat tumbuh secara merata, memulihkan tanaman yang
rusak dengan cepat dan juga mampu melindungi tanaman terhadap berbagai kondisi
pertumbuhan negatif tanaman. Cara pemberian ZPT (Suryo) yaitu ujung daun
digunting selanjutnya dsemprot dengan ZPT (Suryo) dengan menggunakan hand
sprayer.
BUDIDAYA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabaccum L)
Tanaman tembakau merupakan salah satu
tanaman tropis asli Amerika. Asal mula tembakau
liar tidak diketahui dengan pasti karena tanaman ini sangat tua dan telah
dibudidayakan berabad-abad lamanya. Tanaman tembakau telah menyebar ke seluruh
Amerika Utara, sebelum masa kedatangan orang kulit putih. Pada tahun 1556,
tanaman tembakau diperkenalkan di Eropa, dan mula-mula hanya digunakan untuk
keperluan dekorasi dan kedokteran/medis saja. Jean Nicot, yang pertama kali
melakukan eksploitasi tanaman ini di Perancis. Kemudian, tanaman tembakau
menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan Australia
(Matnawi, 2007).
Jika diurutkan ke bawah, tembakau
termasuk sub-famili Nicotianae dan genus Nicotiana. Dari sekian
banyak species, yang mempunyai arti ekonomi paling tinggi diantaranya spesies Nicotiana
tabacum dan Nicotiana rustica. Kedua spesies tembakau ini bisa
dibedakan dari bentuk dan warna bunganya. Lebih teliti lagi, kedua spesies ini
dapat dibedakan dengan menggunakan mikroskop. Walaupun keduanya dalam keadaan
diploid mempunyai jumlah kromosom yang sama (48), tetapi di bawah mikroskop
bentuknya mudah dibedakan. Beberapa spesies lainnya cukup dikenal baik, tetapi
tidak mempunyai nilai ekonomi terlalu tinggi dan lebih banyak dikenal sebagai
tanaman hias (Matnawi, 2007).
Tanaman
tembakau termasuk tanaman yang dapat hidup didaerah tropis dan sub tropis.
Tembakau dapat hidup di Indonesia pada waktu belanda menjajah Indonesia, hingga
berkembang terus (Matnawi,
2007).
Di dunia pertembakauan internasional,
Indonesia telah terkenal karena jenis tembakau cerutu. Sebab sejak 2,5 abad
yang lalu, Indonesia sudah mengekspor jenis tembakau ini. Tembakau cerutu yang
paling terkenal yaitu tembakau Deli. Di samping tembakau deli, yang termasuk
jenis tembakau cerutu yaitu tembakau besuki dan tembakau vorstenlanden. Di
pasaran internasional, tembakau Deli lebih dikenal sebagai tembakau sumatera,
sedangkan tembakau besuki dan tembakau vorstenlanden lebih dikenal dengan nama
tembakau jawa (Matnawi, 2007).
Tembakau adalah produk pertanian
semusim yang bukan termasuk komoditas pangan, melainkan
komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi
sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau juga dapat dikunyah.
Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya bermanfaat sebagai
pestisida dan bahan baku obat (Matnawi, 2007).
Tujuan Praktikum
Untuk
mengetahui tehnik budidaya tanaman tembakau secara tepat (Nicotiana tabaccum L)
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai syarat untuk mengikuti praktikal
test praktikum TBT Tembakau, Teh dan Tebu.
2. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak
yang memerlukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika Tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum L)
Tembakau
termasuk golongan tanaman semusim, dalam dunia pertanian tergolong dalam
tanaman perkebunan. Tembakau diklasifikasikan sebagai berikut;
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Personatae
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabaccum. L.
(Matnawi, 2007).
Botani tanaman teh (Camellia sinensis
L)
Akar
Tanaman tembakau memiliki akar
tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur terkadang dapat
tumbuh sepanjang 7,5 cm. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu akar dan akar
serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang berlebihan karena
dapat mengganggu pertumbuhan akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi, 2007).
Batang
Batang tanaman tembakau
berbentuk agak bulat, batangnya agak lunak tetapi kuat; makin ke ujung semakin
kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun; batang tanaman
tidak bercabang atau sedikitbercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi
daun juga ditumbuhi tunas yang disebut tunas ketiak daun. Diameter batang
sekitar 5 cm (Cahyono, 2008).
Daun
Daun tembakau berbentuk lonjong atau
bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya
berbulat runcing, sedangkan berbentuk bulat ujungnya berbentuk tumpul. Daun
memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin.
Ketebalan daun yang berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh
berselang-seling mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang
terletak merata. Jumlah daun dalam satu tanaman 28-32 helai (Cahyono, 2008).
Bunga
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga
majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing-masing tandan berisi
sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet yang panjang. Warna bunga merah jambu
sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan yang lain berwarna putih. Bunga
tembakau akan mekar secara berurutan dari yang paling tua ke paling muda.
Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan sendiri walaupun tidak menutup
kemungkinan terjadi peryerbukan silang. Bunga ini berfungsi sebagai alat
penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji-biji untuk perkembangbiakan
(Cahyono, 2008).
Buah dan Biji
Buah tembakau berbentuk
bulat lonjong dan berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang
bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12000 butir biji.
Tiap-tiap batang tembakau dapat menghasilkan ratarata 25 gram biji. Kira-kira 3
minggu sesudah pembuahan, buah tembakau telahjadi masak, biji dari buah
tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat berkecambah bila
disemaikan, sehingga biji-biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau
dormansi kira-kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah. Untuk dapat memperoleh
kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah masak dan telah
disimpan dengan baik dengan suhu yang kering (Abdullah, 2008).
Syarat tumbuh tanaman tembakau (Nicotiana tabaccum L)
Tanaman teh karena berasal
dari tropis, maka cocok ditanam di daerah yang curah hujannya baik sepanjang
tahun. Garis besar syarat tumbuh untuk tanaman tembakau adalah kecocokan iklim
dan tanah (Ratna, 2002).
Iklim
Keadaan iklim dan kelembaban udara
berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman tembakau. Tembakau dataran tinggi
memerlukan udara yang rendah. Tembakau
dataran rendah memerlukan yang tinggi namun
yang cocok untuk pertumbuhan tembakau pada umumnya berkisar antara 21 – 32,30
C. Temperatur yang optimal untuk pertumbuhan tembakau Deli adalah 270C
(Cahyono, 2008).
Adapun
faktor iklim yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah:
1. Suhu
Suhu yang baik untuk tanaman
tembakau di ketahui guna memperhitungkan saat merajalelanya perkembangan cendawan
seperti penyakit patik. Suhu yang baik untuk tanaman tembakau yaitu 24 – 270C (Matnawi, 2007).
2. Ketinggian tempat
Setiap jenis tembakau
memiliki mutu yang khas dan menghendaki ketinggian tempat penanaman yang
berbeda-beda. Jenis tembakau cerutu menghendaki daun yang tipis dan ndones.
Daerah – daerah yang cocok untuk penanaman tembakau cerutu adalah daerah
dataran rendah. Misalnya, daerah Klaten dengan ketinggian tempat 120 – 300 m
dpl, daerah Deli dengan ketinggian tempat 120 – 200 m dpl (Bowo, 2003).
3. Intensitas Penyinaran
Tanaman tembakau membutuhkan sinar
matahari untuk dapat melakukan proses fotosintesa. Tiap daerah juga berpengaruh
pada intensitas sinar matahari karena dapat membuat tembakau menjadi baik
pertumbuhan dan perkembangannya (Matnawi, 2007).
4. Curah hujan
Curah hujan yang dibutuhkan
antara tembakau yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Masalah air berperan
penting dalam pertumbuhan tanaman. Misalnya tembakau Deli menghendaki curah
hujan berkisar antara 1500 – 2000 mm/tahun. Artinya untuk setiap tahunnya areal
daerah tembakau harus dapatmendapatkan siram air hujan sebanyak 1500 – 2000 mm.
Untuk pengelolahan tembakau cerutu mulai pengolahan tanah sampai pemetikan daun
yang diinginkan dibutuhkan 4 bulan kering. Jenis tembakau cerutu biasanya
dipetik pada waktu
musim
hujan sedang pengolahan tanah dan penanamannya di usahakan pada waktu musim
kemarau (Matnawi, 2007).
5. Tanah
Setiap jenis tembakau
menghendaki jenis tanah yang berbeda, namun ada syarat khusus yang dikehendaki
oleh setiap jenis tembakau. Tembakau cerutu dataran rendah seperti tembakau
deli menghendaki tanah yang banyak mengandung humus. Cerutu dataran tinggi
seperti besuki menghendaki tanah subur yang berasal dari gunug berapi. Tembakau
Deli banyak di tanam pada tanah yang berwarna hitam berdebu dengan kandungan
humus 16% dan pH 5-5,6. (Bowo, 2003).
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Jln. Karya
Wisata Medan Johor Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Sumatera Utara, penelitian ini di lakasanakan mulai tanggal 14 Desember 2014
sampai dengan selesai.
Bahan
dan Alat
Bahan :
- Benih Tembakau
- Karung goni
- Kain kasa
Alat :
-
Ember
-
Paku 2
- Martil
- Gergaji
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Persiapan Areal
Persiapan areal yaitu membersihkan sisa-sisa
batang tanaman yang ada disekitar lahan, membersihkan gulma dan membuat plot
yang baik untuk tanaman.
Pembuatan Jarak Tanam dan Penanaman
Pembuatan jarak tanam pada tanaman tembakau dengan
populasi bibitnya sedikit jarak tanamnya
yaitu 90x45 cm.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman tanaman teh sebaiknya di
laksanakan 2x dalam sehari,pada pagi hari dan sore hari agar kelembapannya
dapat terjaga.
Penyisipan
Menanam
tanaman tembakau di areal lahan yang berbeda atau juga bisa di pinggir
plot gunanya apabila tanaman yang ada di plot mati dapat di sisip dengan
tanaman yang di tanam di areal lain ataupun di pinggir plot sebagai tanaman
sisipan.
Penyiangan
Membersihkan gulma yang ada di sekitar
tanaman tembakau, agar tembakau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pemupukan
Dengan menaruh pupuk yang sudah di
tentukan di areal tanaman, agar tanaman dapat menerima nutrisi yang pas.
Pembumbunan
Menaikkan tanah yang sudah terkikis dengan
air hujan agar tanaman dapat tumbuh tegak dan tidak miring.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Tanaman
tebu memiliki potensi hasil yang tinggi dan masih dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan.
2. Tanaman tebu dapat tumbuh di daerah yang beriklim panas dan sedang
dengan daerah penyebaran antara 35° LS dan 39° LU.
3. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman tebu, yaitu 22 – 27° C
dengan kelembaban nisbi 65 – 85% untuk menghasilkan sukrosa yang tinggi.
4. Tanaman Teh dapat tumbuh subur di daerah yang beriklim tropis dan sub-tropis
dengan penyinaran matahari yang cukup
dan hujan sepanjang tahun.
5. Jenis tanah yang baik ditanami teh adalah andosol, latosol, dan
beberapa jenis laterit.
6. Meskipun dapat tumbuh di dataran rendah, tanaman teh tidak akan
memberikan hasil dengan mutu baik. Semakin tinggi daerah penanaman teh maka
semakin tinggi mutunya
7. Secara umum, lingkungan fisik yang paling
berpengaruh terhadap tanaman teh adalah iklim dan tanah.
8. Tembakau merupakan tanaman yangdaunnya
memiliki nilai yang tinggi di pasar Internasional, apalagi tembakau Deli dari
sumatera kualitasnya sudah diakui.
9. Temperatur yang cocok untuk
pertumbuhan tembakau pada umumnya berkisar antara 21 – 32,30 C.
10. Ketinggian yang baik untuk
tanaman tembakau untuk tiap daerah adalah sebagai berikut: daerah Klaten dengan
ketinggian tempat 120 – 300 m dpl, daerah Deli dengan ketinggian tempat 120 –
200 m dpl
Saran
1.
Semoga para petani Indonesia dapat
lebih memanfaatkan lahan dengan sebaik-baiknya.
2.
Sebaiknya para petani Indonesia
dapat mengetahui bagaimana cara pembudidyaan komoditi tanaman tersebut sebelum
melakukan penanaman, agar lebih paham bagaimana cara pembudidayaannya.
3.
Sebaiknya petani Indonesia
memahami betul tanaman yang akan di budidayakan umtuk menghasilkan tanaman yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 2008. Botani Tembakau (buah dan biji
tembakau). Kopa TNN. Jember.
Ardianto, 2009. Produktivitas Tanaman Teh. PPTK.
Bogor.
Bowo, 2003. Jenis Tanah yang baik untuk tanaman tembakau.
PTPN. Medan.
Cahyono, 2008. Iklim dan
Kelembapan yang baik untuk Tanaman Tembakau. LPP Tembakau. Jember.
Ditjenbun, 2004. Pedoman Teknologi Budidaya Tebu Lahan Kering. Jakarta.
Gambung, 2002. Kekahatan (defficiency)
unsur hara pada tanaman teh di Indonesia. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia,
PPTK gambung. Jakarta.
Hakim, 2008. Tebu, Menuju Swasembada
Gula Dengan 4 Pilar Trobosan. Emha Training Center & Advisory, Bandung.
Hartati,
2006. Budidaya Tanaman Teh dan Asal usul Tanaman Teh. Anugerah Tiara Mustika. Kelapa
Gading, Jakarta.
Heddi,
2005. Botani Tanaman Teh (Camellia
sinensis L). Widya Dharma. Bandung.
Johan,
2009. Sistematika Tanaman Teh dan klasifikasi teh. Penebar Pustaka Baru.
Jakarta.
Kompas, 2010. Kebun teh rakyat dan PTPN
VIII raih sertifikasi UTZ. Kompas, Kamis 22 Juli 2010.
Matnawi, 2007. Budidaya Tanaman Tembakau
(Nicotiana tabaccum L). LPP Tembakau. Jember.
Mulyana, 2001. Teori dan Praktek Cocok
Tanam Tebu Dengan Segala Masalahnya. Aneka Ilmu, Semarang.
Ratna, 2002. Syarat tumbuh tanaman tembakau (Nicotiana
tabaccum L).
Pustaka Baru. Malang.
Soehardjo, 2003. Budidaya dan asal usul Teh (Camellia
sinensis L). Penebar Swadaya. Bandung.
Spillane, 2002. Daerah yang Tepat untuk Tanaman Teh. Yrama Widya.
Bandung.
Supriyadi, 2002. Syarat
Tumbuh Tanaman Tebu (Saccharum
officinarum L). Aneka Ilmu. Semarang.
Post a Comment