Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Author
Title: BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L)
Author: Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS )
Rating 5 of 5 Des:
BAB 1 PENDAHULUAN BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L) Latar Belakang Kakao merupakan tumbuhan tahunan ( perennial ) berbentu...

BAB 1

PENDAHULUAN

BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L)

Latar Belakang

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi (Anonimus, 2013).
Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3 cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari (Dermawan, 2013).
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari (Rizaldi, 2003).
Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa, seperti di Kabupaten Jember yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). Kultivar-kultivar penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah Ungaran, Jawa Tengah). Kakao mulia berpenyerbukan sendiri dan berasal dari tipe Criollo (Sukamto, 2014).
Produksi kakao telah meningkat dari 1,5 juta ton pada tahun 1983-1984 menjadi 3,5 juta ton pada tahun 2003-2004, hampir seluruhnya karena perluasan area produksi daripada menghasilkan meningkat. Kakao ditanam baik oleh perkebunan besar dan agroindustri produsen kecil, sebagian besar produksi berasal dari jutaan petani yang memiliki beberapa pohon masing-masing (Wildan, 2001).
Sebuah pohon mulai berbuah dan dipanen ketika tanaman sudah berumur empat atau lima tahun. Sebuah pohon dewasa mungkin memiliki 6.000 bunga dalam setahun, namun hanya sekitar 20 buah. Sekitar 300-600 bibit (kira-kira dari 10 buah) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg pasta kakao.Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah berasal dari kultivar-kultivar yang self-incompatible. Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya Asia, 2006).
Secara historis, pembuat cokelat telah mengakui tiga kelompok kultivar utama biji kakao digunakan untuk membuat kakao dan coklat Yang paling berharga, langka, dan mahal adalah kelompok Criollo, biji kakao yang digunakan oleh Bangsa Maya. Hanya 10% dari coklat terbuat dari Criollo, yang kurang pahit dan lebih aromatik daripada kacang lainnya. Biji kakao di 80% dari coklat dibuat dengan menggunakan biji dari kelompok Forastero. Pohon Forastero secara signifikan lebih keras daripada pohon Criollo, sehingga biji kakao lebih murah. Trinitario, hibrida dari Criollo dan Forastero, digunakan pada sekitar 10% dari coklat (Franky, 2011).

Tujuan laporan

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana berbudidaya tanaman kakao(Theobroma cacao L) dengan baik dan benar.

Kegunaan laporan

1.         Sebagai syarat untuk mengikuti Praktikal Tes praktikum Tbt, kakao, kelapa,
dan kopi di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara.
2.         Sebagai pengembangan ilmu budidayatanaman pada dunia pertanian.
3.         Sebagai bahan informasi kepada pihak yang membutuhkan mengenai
budidaya tanaman kakao, kelapa dan kopi.





TINJAUAN PUSTAKA

Sistematika tanaman kakao(Theobroma cacao L)

             Menurut Wildan Hafsaki (2001). Kedudukan tanaman kakao dalam taksonomi tumbuhan diklsifikasikan:
Kingdom         : Plantae
Divisio                        : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Malvales
Familia            : Sterculiaceae
Genus              : Theobroma
Spesies            :Theobroma cacao L.

Morfologi tanaman Kakao(Theobroma cacao L).

Akar
Sistim perakaran kakao sangat berbeda tergantung dari keadaan tanah tempat  tanaman tumbuh. Pada tanah-tanah yang permukaan air tanahnya dalam terutama pada lereng – lereng gunung, akar tunggang tumbuh panjang dan akar-akar lateral menembus sangat jauh ke dalam tanah. Sebaliknya pada tanah yang permukaan air tanahnya tinggi, akar tunggang tumbuh tidak begitu dalam dan akar lateral berkembang dekat permukaan tanah (Rizaldi,2003).
Ukuran akar tanaman kakao untuk panjang lurus ke bawah kira-kira ± 15 meter dan akar untuk kesamping ± 8 meter. Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan bercabang cabang lagi. Warna akarnya adalah kecoklatan. Perkembangan pada sebagian besar akar lateral tanaman kakao berada pada dekat permukaan tanah (Dermawan,2013)
Batang
         Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan di kebun maka tinggi tanaman kakao umur 3 tahun mencapai 1,8 – 3 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam , dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia. Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan) (Sukamto, 2014).
            Batang tanaman kakao memiliki jenis batang yang bercabang atau memiliki banyak ranting yang tersebar di setiap mata batang tersebut. Batang tanaman kakao memiliki warna batang yaitu coklat kehitaman, memiliki kulit yang berkerang keras dan bergetah kekuningan, kulit dari batang tanaman ini berserat-serat tebal dan kuat dan dapat digunakan sebagai pengikat (Sukamto, 2014).
Daun
         Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya. Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mapu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari (Wildan,2001).
         Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap (Wildan, 2001).
Bunga
        Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (cushioll).Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih (Asia, 2006).
         Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu. Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm) (Asia, 2006).
Buah
        Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1 – 2 cm, Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah masak berwarna jingga (oranye) (Franky, 2011).
            Buah tanaman kakao berbentuk lonjong dengan ujung bawah berbentuk lancip dan ujung atasnya terdapat batang buah. Buah tanaman kakao yang muda memiliki warna hijau tua dan ada juga kakao yang memiliki warna buah kemerahan. Dan warna buah kakao yang sudah matang memiliki warna hijau kekuningan sampai kuning pekat. Kematangan yang baik untuk buah kakao adalah yang berwarna hijau kekuningan (Franky, 2011).
Biji
            Biji tanaman kakao berbentuk lonjong dan pipih, biji tersebut memiliki lender yang mengandung glukosa, biji inilah yang selanjutnya akan dikelolah dan dijadikan serbuk coklat murni. Biji kakao tinggi akan berbagai giji yang banyak gunanya untuk tubuh manusia. Serbuk kakao di produksi sebagai bahan pembuatan berbagai makanan baik itu bahan pembuatan kue, maupun berbagai cemilan yang di konsumsi masyarakat dunia (Franky, 2011).
            Biji kakao selain untuk bahan pembuatan makanan, dapat juga digunakan sebagai bibit kakao yang akan menghasilkan tanaman kakao yang baru. Untuk mendapatkan bibit kakao yang baik sebagainya bibit kakao tersebut berasal dari balai penelitian bibit di Indonesia. Selain untuk menjamin pertumbuhan tanamannya yang baik juga dapat menjamin tingginya produktifitas hasil dari perkebunan kakao yang di usahakan (Asia, 2006).



Syarat Tumbuh Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)
Iklim
Berdasarkan data-data keadaan kondisi iklim dan tanah, tingkat kesesuaian lahan untuk suatu tanaman dapat dievaluasi dan diklasifikasikan dalam katagori sesuai (S) atau tidak sesuai (N). Lahan yang sesuai dapat dibedakan menjadi S1 (sesuai), S2 (cukup sesuai), dan S3 (kurang sesuai).Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan. Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara (Asia, 2006).
Lingkungan hidup alami tanaman cokelat adalah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. Areal penanaman cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah hujan 1.100 – 3.000 mm per tahun, serta Temperature ideal bagi tumbuhan cokelat adalah 30o – 32oC (maksimum) dan 18o – 21(minimum). (Asia, 2006).
Curah Hujan
Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods). Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi (Rizaldi, 2003).
Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman harus dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah yang tipenya iklim Am (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidt dan Fergusson). Di daerah-daerah yang tipe iklimnya C menurut (Scmidt dan Fergusson) kurang baik untuk penanaman kakao karena bulan keringnya yang panjang. Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih potensial untuk dikembangkan. Adanya pola penyebab curah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panen yang tetap pula (Anonimus, 2013).
Suhu
Temperatur Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C perbulan. Temperatur ideal lainnya dengan distribusi tahunan 16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak didapati musim hujan yang panjang (Dermawan, 2013).
Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250-260 C merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor terbatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao. Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman kakao akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang Rizaldi, 2003).
Intensitas Cahaya Matahari
Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun optimum. Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah (Anonimus, 2013).
Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya didalam fotosintesis setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak (Dermawan, 2013).
Tanah
            Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi. Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao.
Cokelat dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan fisik dan kimia yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi cokelat terpenuhi. Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki kemasaman (pH) 6 – 7,5, tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4. (Asia, 2006).
Ketinggian tempat
Ketinggian tempat Ketinggian tempat di Indonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah tidak lebih tinggi dari 800 m dari permukaan laut.Ditinjau dari wilayah penanamannya kakao ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10o LU sampai dengan 10o LS. Walaupun demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada diantara 7oLU sampai 18oLS. Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU sampai 20o LS.Dengan demikian Indonesia yang berada pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih sesuai untuk pertanaman kakao (Franky, 2011).
            Ketinggian tempat pada suatu daerah juga berpengaruh terhadap suhu dan tempuratur pada daerah tersebut. Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan gugur. Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 230 C. Demikian juga tempertur 26oC pada malam hari masih lebih baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o-300 C (Franky, 2011).



BAHAN DAN METODE

Tempat danWaktu
            Praktikum ini dilaksanakan di lahan Kebun  Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya Wisata Ujung, kecamatan Namurambe, Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian tempat + 25 mdpl dengan topografi datar.penelitian ini di laksanakan pada hari sabtu tanggal 28 maret 2015 pukul 14.00 Wib sampai selesai.
Bahan dan Alat
Bahan
            Bahan yang digunakan adalah bibit tanaman kelapa (Cocos nucifera), bibit tanaman kopi (coffea arabicana) dan benih tanaman kakao (Theobroma cacao).
Alat
            Alat yang digunakan adalah: meteran, cangkul, benang nilon, patok, parang, babat, gembor, bambu, tali plastic, dan alat tulis serta alat-alat yang mendukung praktikum ini.


1.      

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pembukaan lahan
Pembukaan lahan (land clearing) sebagai tahap awal penyiapan lahan dapat dilakukan dengan dua cara utama yaitu dengan cara manual membabat dan membakar (slash and burn) atau dengan cara mekanis memakai alat – alat besar. Pembukaan lahan pada penelitian ini dilakukan dengan cara membersihkan seluruh gulma yang ada di areal lahan. Pembukaan lahan dilakukan dengan mencangkul dan membabat rumput – ruput yang ada di areal lahan, kemudian mengumpulkan gulma yang telah dibabat dan dibuang di samping areal lahan percobaan.
            Hal yang pertama kali dilakukan dalam praktikum ini adalah pembukaan lahan, yang semula lahan ditumbuhan gulma harus dibersihkan sehingga tidak ada lagi tanaman pengganggu lagi. Tujuan dari pembukaan lahan tersebut untuk pengolahan tanah yang akan di jadi kan tempat budidaya tanaman yang dilakukan.
Persiapan areal
Areal tanam adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk menanam tanaman sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu. Plot dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjadi struktur tanah yang remah/gembur. Tanah dicangkul sedalam 30 cm dan menggemburkan tanah yang telah dicangkul. Plot yang dibuat pada penelitian ini berukuran 200 x 200 cm dengan tinggi plot setinggi 20 – 30 cm. Pada pembuatan plot ini menggunakan alat – alat yang sederhana seperti cangkul, parang babat, dan tali plastic.
            Setelah lahan bersih, pembuatan plot dilakukan dengan menggunakan cangkul, plot dibentuk dengan ukuran 200 cm x 200 cm, ketinggian plot 20 cm jarak antar plot 50 cm, jarak antar ulangan 100 cm. Pembuatan plot ini berguna untuk tanaman yang baru di tanaman, pembuatan plot ini mencegah erosi tanah, agar unsur hara yang ada di plot tersebut tidak lihat.
Pembuatan naungan
Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya pada pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun pemeliharaan. Penanaman dilakukan dipagi hari pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian. Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.
            Pembuatan naungan berfungsi untuk menaungi penyemaian benih kakao, karena pada saat penyemaian benih kakao intensitas matahari harus sesedikit mungkin terkena benih karena benih tidak bisa tumbuh bila terkena cahaya matahari yang terlalu banyak. Pembuatan naungan tersebut dilakukan dengan mengukur luas areal naungan yang akan di buat, tiang naungan menggunakan bamboo maupun kayu dan bersifat semi permanen. Atap naungan dapat menggunakan sisa-sisa daun kelapa sawit yang sudah di tunas, sehingga atap tersebut dapat bertahan hingga umur benih semaian kakao sudah tumbuh besar.
Penanaman
Penanaman benih bibit kakaodilakukan setelah bibit sudah mencapai tinggi diatas 30 cm. penanaman dilakukan pada plot percobaan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, dengan jumlah populasinya adalah masing-masing satu bibit setiap satu plot. Bibit kakao ditanam tepat di pertengahan plot tanam sehingga hanya ada satu tanaman pada satu plot.
            Penanaman benih kakao dilakukan dengan jarak tanam sekitar 10 cm pada areal tanam, areal tanam tersebut di lubangi lalu di beri pasir di dalamnya, sehingga penyemaian benih kakao tersebut dengan mudah di lakukan dan dapat juga dengan muda dipindahkan karena perakaran dari benih kakao tersebut mudah di caput dan tidak menyebabkan akar terputus, penanaman benih ini harus dilakukan serentak agar pertumbuhan tanaman kakao pada satu tempat akan sentak tingginya.

Pemiliharaan Tanaman kakao(Theobroma cacao L)
a. Penyiraman
            Penyiraman dilakukan dua kali sehari dengan menggunakan gembor. Kecuali turun hujan karena pada saat turun hujan keadaan tanah lembab jadi tidak perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman terus menerus pun akan menyebabkan tanaman kakao dapat terkena serangan pathogen, maka dari itu penyiraman harus melihat kondisi tanah itu sendiri.
b. Penyiangan
            Penyiangan bertujuan untuk membersihkan areal tanam penyemaian dari tanaman penggangu (gulma). Penyingan dilakukan dua minggu sekali penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garfu dan sebagainya yang penting dalam penyiangan ini tidak menggangu perakaran yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat untuk mengcengkram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari.

d. Pemupukan
            Pemberian pupuk diberikan dengan cara lubang, yaitu dengan melubangi tanah di sekitar pohon kelapa, kakao dan kopi sebanyak tiga lubang. Hal lini dilakukan agar kndungan hara pada pupuk tidak menguap ke udara. Pemberian pupuk dilakukan pada umur10 hari setelah tanam pemberian kedua pada umur satu bulan setelah tanam dengan dosis pupuk sesuai perlakukan kita atau 1 tutup botol aqua. Jenis pupuk yang digunakan UREA, KCL dan TSP.




BAB II

PENDAHULUAN
BUDIDAYA TANAMAN KELAPA(Cocos nucifera L)

Latar Belakang

            Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakatpesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini (Anonimus, 2012).
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman serba guna dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat memberikan manfaat bagi manusia mulai dari akar hingga bagian daun dan tentunya buahnya. Berikut beberapa pemanfaat pohon kelapa oleh manusia : Bagian akar : Bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bir dan zat pewarna Bagian Batang : Dimanfaatkan sebagai bahan baku perabotan rumah, mebel, sebagai kayu, ataupun kayu bakar. Bagian daun : Daun kelapa dapat digunakan sebagai bahan pembungkus ataupun dianyam untuk dijadikan atap rumah, sedangkan lidinya biasa digunakan untuk membuat sapu. Bagian bunga : menghasilkan cairan yang dikenal dengan nama air nira yang memiliki rasa manis, bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gula nira ataupun sbg minuman. Bagian buah : Bagian ini terdiri dari kulit ( sabut), batok, daging kelapa dan air kelapa. Kulit buah ( sabut kelapa ) sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan keset, Batok kelapa bisa dijadikan arang, buah kelapa untuk konsumsi atau diolah untuk dijadikan minyak kelapa, terakhir air kelapa sebagai penghilang dahaga dan juga bermanfaat sebagai tanaman obat untuk meningkatkan kesehatan tubuh (Budi, 2013).
Tanaman yang bisa beradaptasi dengan baik di area berpasir seperti pantai ini memiliki ciri-ciri umum yang mudah dikenali, antara lain : Pohon terdiri dari batang tunggal , akar berbentuk serabut, dengan struktur yang tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol. Batang pohon beruas-dan bila pohon sudah tua, ruas-ruas tersebut akan berkurang,Batang kelapa merupakan jenis kayu yg cukup kuat , tapi sayangnya kurang baik untuk bangunan (Prasetyo, 2009).
Daun kelapa merupakan daun tunggal dengan pertulangan menyirip. Bunga majemuk dan terletak pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea, bunga terdiri dari bunga jantan dan betina.bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah kelapa umumnya besar, dengan diameter sekitar 10cm-20 cm bahkan bisa lebih. Warna buah kelapa terngantung dari jenis pohonnya ( bisa berwarna kuning atau hijau), untuk buah yang sudah tua akan berubah warna menjadi coklat (Bagus, 2003).
Air kelapa juga bisa dimanfaatkan untuk proses pembuatan minuman, jelly, alkohol, dektran, cuka, dan nata de coco. Pengembangan produk-produk kesehatan dan energi terbarukan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan utama dalam agribisnis berbasis kelapa untuk menggerakkan perekonomian pedesaan sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Produk seperti minyak kelapa murni (virgin coconut oil, VCO) dan biodiesel dapat dikembangkan dalam skala kecil di pedesaan, bahkan pada tingkat rumah tangga (Ginta, 2014).
VCO merupakan minyak yang dihasilkan melalui proses tertentu sedemikian rupa sehingga seasli mungkin seperti keadaan alaminya dalam daging kelapa (virgin). Ini juga dimaksudkan untuk membedakannya dengan proses pengolahan minyak kelapa yang melalui tahapan pemurnian (refining) sehingga melibatkan bahan kimia. Dengan demikian, VCO bebas bahan kimia (Heru, 2008).
Dibandingkan asam amino yang terdapat di susu sapi, asam amino yang terkandung dalam air kelapa ternyata lebih tinggi. Sementara unsur karbon dapat dijumpai dalam bentuk karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lainnya. Begitu pula dengan unsur mikro dalam air kelapa berupa mineral yang dibutuhkan sebagai penganti ion tubuh. Oleh karena itu wajar jika setelah minum kelapa muda tubuh kita terasa kembali segar. Jika diteliti lebih jauh, air kelapa ternyata juga mengandung beragam vitamin. Di antaranya vitamin C yang dominan, asam nikotinat, asam folat, asam pantotenat,. Tak heran jika air kelapa juga dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional sekaligus kecantikan. Di samping itu, secara khusus, air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain mineral, air kelapa juga mengandung gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6 persen) dan protein (0,07- 0,55 persen). Karena komposisi gizi yang demikian ini, maka air kelapa berpotensi dijadikan bahan baku produk pangan (Suprapto, 2000).

Tujuan laporan

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana berbudidaya tanaman kelapa (Cocos nucifera) dengan baik dan benar.

Kegunaan laporan

1.         Sebagai syarat untuk mengikuti Praktikal Tes praktikum Tbt, kakao, kelapa,
dan kopi di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara.
2.         Sebagai pengembangan ilmu budidayatanaman pada dunia pertanian.
3.         Sebagai bahan informasi kepada pihak yang membutuhkan mengenai
budidaya tanaman kakao, kelapa dan kopi.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistematika tanaman kelapa (Cocos nucifera L)

               Menurut Suprapto (2000). Kedudukan tanaman kelapa dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan:
Kingdom                              : Plantae 
Subkingdom                        : Tracheobionta 
Super divisi                         : Spermatophyta 
Divisi                                   : Magnoliophyta 
Kelas                                    : Liliopsida 
Subkelas                              : Arecidae 
Ordo                                     : Arecales 
Famili                                  : Arecaceae 
Genus                                   : Cocos 
Spesies                                : Cocos nucifera L.

Morfologi tanaman Kelapa (Cocos nucifera L).

Akar  
Kelapa merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula (bakar akar) pada bibit terus tumbuh memanjang ke arah bawah selama enam bulan terus-menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa terus berkembang (Budi, 2013).
Susunan akar kelapa terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah  dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang manjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang-cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaran tanaman kelapa bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal (Budi, 2013).
Batang 
Tanaman kelapa umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis dan enak dimakan (Bagus, 2003).
Di batang tanaman kelapa terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa tampak berwarna hitam beruas banyak
(Prasetyo, 2009).
Daun 
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung atau ayam. Di  bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisisnya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun (Ginta, 2014).
Bunga
Tanaman kelapa yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa mengadakan penyerbukan silang (cross pollination) (Heru, 2008).
Buah
Buah kelapa tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicrap), daging buah  (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak, kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak, serta lembaga (embryo).  Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah. Arah tegak lurus ke atas (fototropy), disebut dengan plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy) disebut dengan radicula yang selanjutnya  akan menjadi akar (Heru, 2008).
Buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah menjadi  hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan (buah leles) (Prasetyo, 2009).
Biji 
Setiap jenis kelapa memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji dura afrika  panjangnya 2-3 cm dan bobot rata-rata mencapai 4 gram, sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per biji, dan biji tenera afrika rata-rata memiliki bobot 2 gram per biji )
Biji kelapa umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif). Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment. 

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa(Cocos nucifera L)

Iklim                                                                                                                                                   Tanaman kelapa dapat tumbuh dengan optimal pada daerah dengan curah hujan 1.300 sampai dengan 2.300 mm per-tahun, namun tanaman tetap dapat tumbuh meski curah hujan di daerah penanaman mencapai 3.800 mm per-tahun asalkan drainase tanah baik. Angin berperan penting pada penyerbukan bunga (untuk penyerbukannya bersilang) dan transpirasi. Lama penyinaran minimum kelapa adalah 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Bila ternaungi, pertumbuhan tanaman muda dan buah akan terhambat. Kelapa tumbuh optimal pada suhu 20-27 derajat C dan sangat peka pada suhu rendah.
Tanaman kelapa tumbuh optimal di dataran rendah atau pada ketinggian 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl kelapa akan berbuah lebih lambat, produksi sedikit, serta kadar minyaknya rendah.Untuk iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kelapa (Cocos nucifera L) antara lain adalah curah hujan > 1200 mm (S1), suhu 20 – > 26 oC dan penyinaran. Intensitas cahaya matahari merupakan faktor penting  untuk pertumbuhan tanaman jagung selama pertumbuhannya harus mendapat cahaya matahari yang cukup. Tanaman yang ternaungi pertumbuhannya terhambat dan memberikan hasil yang kurang baik.
intensitas cahaya matahari
Kelapa tergolong tanaman yang menyenangi sinar matahari dan pertumbuhannya akan terhambat jika kekurangan sinar matahari.  Lama penyinaran yang dikehendaki adalah 2.000 jam per tahun atau minimal 120 jam per bulan.  Pada bulan Mei hingga Agustus, jumlah rata-rata jam penyinaran per bulan lebih tinggi dan rata-rata penyinaran pada bulan Oktober hingga Maret. Karenanya, pada bulan Mei hingga Agustus jumlah bunga betina lebih banyak dibanding pada bulan Oktober hingga Maret (Rony Palungkun, 2006).
Suhu
Pertumbuhan tanaman kelapa sangat dipengaruhi oleh suhu, terutama saat berbuah.  Suhu rendah tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa.  Suhu udara yang optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa berkisar antara 270 sampai 280 C dan suhu minimum yang dikehendaki 200C, umumnya suhu di Indonesia panas, sehingga sangat cocok untuk proses fotosintesis tanaman kelapa tersebut (Imam Harjono, 1997).
Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu factor iklim yang ikut mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Tanaman kelapa akan tumbuh baik pada kelembaban 80 sampai 90%. Pada kelembaban yang terlalu tinggi akan menghambat penyerapan unsur hara, dan tanaman mudah oleh cendawan dan bakteri (Imam Harjono,1997).
Curah hujan
Lokasi yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa adalah daerah yang mempunyai curah hujan rata – rata 1200 – 2500 mm pertahun dengan penyebaran yang merata sepanjang tahun.  Bila terjadi kekeringan selama 3 bulan, maka tanaman akan kritis. Sebaliknya bila rata – rata curah hujannya terlalu tinggi, tanaman juga sulit melakukan penyerbukan (Rony Palungkun, 2006).
Tanah
Tanaman kelapa tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti aluvial, vulkanis, laterit, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, namun tanah yang paling baik untuk pertumbuhan kelapa adalah pada endapan aluvial. Kelapa dapat tumbuh baik pada pH 5-8, dan optimumnya pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH di atas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, tanaman kelapa sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi, seperti defisiensi besi atau mangan. Kedalaman solum tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar dengan tingkat kemiringan 0-3%. Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi yakni antara 3-50%, areal tanaman kelapa harus dibuat berteras, tujuannya adalah untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, serta memperbaiki tanah yang mengalami erosi.
Kelapa dapat tumbuh pada keasaman tanah antara pH 5 – 8. Pada pH diatas 5,7 sering menujukkan defisiensi Fe dan Mn.Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, mulai dari jenis tanah pasir sampai dengan liat, bahkan dapat tumbuh dirawya – rawa atau tanah sampai daerah pegunungan. Jenis tanah yang baik adalah tanah alluvial atau tanah lempung yang cukup lembap, tanah laterit berlempung atau tanah liat hitam, tanah pasir khususnya jenis latosol (Rahmat Rukmana dan Herdi Yudihcrahman ,2004).



BAHAN DAN METODE

Tempat danWaktu
            Praktikum ini dilaksanakan di lahan Kebun  Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya Wisata Ujung, kecamatan Namurambe, Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian tempat + 25 mdpl dengan topografi datar.penelitian ini di laksanakan pada hari sabtu tanggal 28 maret 2015 pukul 14.00 Wib sampai selesai.
Bahan dan Alat
Bahan
            Bahan yang digunakan adalah bibit tanaman kelapa (Cocos nucifera), bibit tanaman kopi (coffea arabicana) dan benih tanaman kakao (Theobroma cacao).
Alat
            Alat yang digunakan adalah: meteran, cangkul, benang nilon, patok, parang, babat, gembor, bambu, tali plastic, dan alat tulis serta alat-alat yang mendukung praktikum ini.


2.      

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pembukaan lahan
Pembukaan lahan (land clearing) sebagai tahap awal penyiapan lahan dapat dilakukan dengan dua cara utama yaitu dengan cara manual membabat dan membakar (slash and burn) atau dengan cara mekanis memakai alat – alat besar. Pembukaan lahan pada penelitian ini dilakukan dengan cara membersihkan seluruh gulma yang ada di areal lahan. Pembukaan lahan dilakukan dengan mencangkul dan membabat rumput – ruput yang ada di areal lahan, kemudian mengumpulkan gulma yang telah dibabat dan dibuang di samping areal lahan percobaan.
            Hal yang pertama kali dilakukan dalam praktikum ini adalah pembukaan lahan, yang semula lahan ditumbuhan gulma harus dibersihkan sehingga tidak ada lagi tanaman pengganggu lagi. Tujuan dari pembukaan lahan tersebut untuk pengolahan tanah yang akan di jadi kan tempat budidaya tanaman yang dilakukan.
Persiapan areal
Areal tanam adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk menanam tanaman sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu. Plot dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjadi struktur tanah yang remah/gembur. Tanah dicangkul sedalam 30 cm dan menggemburkan tanah yang telah dicangkul. Plot yang dibuat pada penelitian ini berukuran 200 x 200 cm dengan tinggi plot setinggi 20 – 30 cm. Pada pembuatan plot ini menggunakan alat – alat yang sederhana seperti cangkul, parang babat, dan tali plastic.
            Setelah lahan bersih, pembuatan plot dilakukan dengan menggunakan cangkul, plot dibentuk dengan ukuran 200 cm x 200 cm, ketinggian plot 20 cm jarak antar plot 50 cm, jarak antar ulangan 100 cm. Pembuatan plot ini berguna untuk tanaman yang baru di tanaman, pembuatan plot ini mencegah erosi tanah, agar unsur hara yang ada di plot tersebut tidak lihat.
Pembuatan naungan
            Pembuatan naungan berfungsi untuk menaungi penyemaian benih kakao, karena pada saat penyemaian benih kakao intensitas matahari harus sesedikit mungkin terkena benih karena benih tidak bisa tumbuh bila terkena cahaya matahari yang terlalu banyak.
            Pembuatan naungan tersebut dilakukan dengan mengukur luas areal naungan yang akan di buat, tiang naungan menggunakan bamboo maupun kayu dan bersifat semi permanen. Atap naungan dapat menggunakan sisa-sisa daun kelapa sawit yang sudah di tunas, sehingga atap tersebut dapat bertahan hingga umur benih semaian kakao sudah tumbuh besar.
Penanaman
Penanaman benih bibit kopi dan kelapa dilakukan setelah bibit sudah mencapai tinggi diatas 30 cm. penanaman dilakukan pada plot percobaan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, dengan jumlah populasinya adalah masing-masing satu bibit setiap satu plot. Bibit kopi dan kelapa ditanam tepat di pertengahan plot tanam sehingga hanya ada satu tanaman pada satu plot.
            Penanaman benih kakao dilakukan dengan jarak tanam sekitar 10 cm pada areal tanam, areal tanam tersebut di lubangi lalu di beri pasir di dalamnya, sehingga penyemaian benih kakao tersebut dengan mudah di lakukan dan dapat juga dengan muda dipindahkan karena perakaran dari benih kakao tersebut mudah di caput dan tidak menyebabkan akar terputus, penanaman benih ini harus dilakukan serentak agar pertumbuhan tanaman kakao pada satu tempat akan sentak tingginya.
Pemiliharaan Tanamankelapa (Cocos nucifera L)
a. Penyiraman
            Penyiraman dilakukan dua kali sehari dengan menggunakan gembor. Kecuali turun hujan karena pada saat turun hujan keadaan tanah lembab jadi tidak perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman terus menerus pun akan menyebabkan tanaman jagung dapat terkena serangan pathogen, maka dari itu penyiraman harus melihat kondisi tanah itu sendiri.
b. Penyingan
            Penyiangan bertujuan untuk membersihkan plot dari tanaman penggangu ( gulma). Penyingan dilakukan dua minggu sekali penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garfu dan sebagainya yang penting dalam penyiangan ini tidak menggangu perakaran yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat untuk mengcengkram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari.
c. Pembumbunan
            Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan diatas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah disebelah kanan dan kiri barisan diuruk menggunakan cangkul kemudian ditimbun dibarisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk gulutan yang memanjang, biasanya pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan kedua setelah tanaman berumur satu bulan.

d. Pemupukan
            Pemberian pupuk diberikan dengan cara lubang, yaitu dengan melubangi tanah di sekitar pohon jagunng sebanyak tiga lubang. Hal lini dilakukan agar kndungan hara pada pupuk tidak menguap ke udara. Pemberian pupuk dilakukan pada umur10 hari setelah tanam pemberian kedua pada umur satu bulan setelah tanam dengan dosis pupuk sesuai perlakukan kita atau 1 tutup botol aqua. Jenis pupuk yang digunakan UREA, KCL dan TSP.



BAB III
PENDAHULUAN
BUDIDAYA TANAMAN KOPI (Coffea arabicana)
Latar Belakang
Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sedangkan konsumen kopi terbesar ada di negara-negara Eropa dan Amerika Utara. Wajar bila komoditas ini sangat aktif diperdagangkan.Memilih jenis tanaman untuk budidaya kopi, harus disesuaikan dengan tempat atau lokasi lahan. Lokasi lahan yang terletak di ketinggian lebih dari 800 meter dpl cocok untuk ditanami arabika. Sedangkan dari ketinggian 400-800 meter bisa ditanami robusta. Budidaya kopi didataran rendah bisa mempertimbangkan jenis liberika atau excels (Anonimus, 2001).
Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam family Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12 m. Tanaman kopi merupakan komoditasekspor yang mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di samping merupakan salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat. Sudah hampir tiga abad kopi diusahakan penanamannya di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan luar negeri (Siswoputranto, 1978). Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan oleh rakyat. Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi yang paling sering dibudidayakan adalah kopi arabika, robusta, dan liberika (Anonimus, 2014).
Kopi merupakan tanaman tahunan yang bisa mencapai umur produktif selama 20 tahun. Untuk memulai usaha budidaya kopi, pilihlah jenis tanaman kopi dengan cermat. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya kopi diantranya jenis tanaman, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan Pemasaran produk akhir (Fajar, 2009).
Tanaman kopi sangat banyak jenisnya, bisa mencapai ribuan. Namun yang banyak dibudidayakan hanya empat jenis saja yakni arabika, robusta, liberika dan excelsa. Masing-masing jenis tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Untuk lebih detailnya silahkan baca mengenal jenis-jenis kopi budidaya.Selain dari sisi teknis budidaya, hal yang patut dipertimbangkan adalah harga jual produk akhir. Kopi arabika cenderung dihargai lebih tinggi dari jenis lainnya. Namun robusta memiliki produktivitas yang paling tinggi, rendemennya juga tinggi (Garrin, 2009).
Perbanyakan bibit pohon kopi bisa didapatkan dengan teknik generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dari biji biasanya digunakan untuk budidaya kopi arabika, sedangkan kopi robusta lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif dengan setek. Masing-masing metode perbanyakan bibit mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri. Lebih detailnya silahkan baca artikel terdahulu tentang perbanyakan bibit kopi dengan biji dan perbanyakan bibit kopi dengan setek
(Mazid, 1984).
Budidaya kopi bisa dilakukan baik didataran tinggi maupun rendah, tergantung dari jenisnya. Secara umum kopi menghendaki tanah gembur yang kaya bahan organik. Untuk menambah kesuburan berikan pupuk organik dan penyubur tanah di sekitar area tanaman. Arabika akan tumbuh baik pada keasaman tanah 5-6,5 pH, sedangkan robusta pada tingkat keasaman 4,5-6,5 pH. Hal yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya kopi adalah menanam pohon peneduh. Guna pohon peneduh untuk mengatur intensitas cahaya matahari yang masuk. Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang menghendaki intensitas cahaya mataheri tidak penuh (Susanti, 2007).
Di Indonesia tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting dan termasuk komoditasekspor. Salah satu penyakit yang terdapat dalam kopi adalah Fusarium.Organisme penyebab penyakitinibiasanya masuk melalui akar muda dan kemudian tumbuh dan berkembang sehingga akan mengkonduksi bagian pembuluh dari akar dan batang. Di bagian pembuluh batang tersumbat dan gagal menyalurkan air ke daun (Miller et al., 1986).Penyakit ini juga menyebabkan kerugian yang sangat besar pada perkebunan kopi di Afrika (Susanti, 2007).

Tujuan laporan

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana berbudidaya tanaman kakao(Theobroma cacao L) dengan baik dan benar.

Kegunaan laporan

1.         Sebagai syarat untuk mengikuti Praktikal Tes praktikum Tbt, kakao, kelapa,
dan kopi di Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara.
2.         Sebagai pengembangan ilmu budidayatanaman pada dunia pertanian.
3.         Sebagai bahan informasi kepada pihak yang membutuhkan mengenai
budidaya tanaman kakao, kelapa dan kopi.



TINJAUAN PUSTAKA

Sistematika tanaman kopi (Coffea arabica)

             Menurut Mazid, (1984). Kedudukan tanaman kopi dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan:
Kindom                       : Plantae
Divisio                                    : Spermatophita
Sub-divisio                 : angeospermae
Kelas                           : dicotiledónea
Ordo                            : Rubiales
Family                        : Rubiaceae
Genus                          : Coffea
Species                        : Coffea arabica.

Morfologi tanaman Kopi (Coffea arabicana).

Akar
Kopi termasuk keluarga (suku rubiaceae ),keluarga coffea,bijinya berkeping dua (dikotil). Susunan akarnya sebgai berikut: Akar tunggal: akar yang lupus masuk kedalam tanah, berbunga untuk tegaknya tanaman dan penolong bila terjadi kekeringan. Pada akar tunggal sering timbal akar yang di camping di sebut akar lebar. Pada akar-akar lebar tumbuh akar-akar rambut dan bulu-bulu akar, yang berguna untuk mengisap tanaman (Anonimus, 2001).
Akar kopi memiliki bentuk tunggal dan memanjang ke samping dan ke dalam tanah. Akar ini dapat menopang tanaman kopi dari hembusan angin pegunungan yang kencang. Sesuai tempat tumbuh tanaman ini, di daerah pegunungan memiliki suhu dingin yang tinggi dan memiliki kecepatan angin yang tak bisa di duga bisa mengantam kapan saja (Anonimus, 2014).
Batang
            Pohon kopi berbatang tegak lurus dan beruas-ruas hampir pada tiap tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang tegak lurus, yang direbut cabang (orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut ( wiwilan) tunas air atau cabang air (Ariffin, 2009).
            Batang kopi memiliki kulit batang yang berwarna coklat kehitaman dan memiliki sisik-sisik keras yang dapat melindungi batang tersebut dari sntuhan keras dari pohon lain. Batang kopi umumnya tidak terlalu besar dan tinggi tanaman kopi umumnya tidak terlalu tinggi. Batangnya memiliki banyak ranting-ranting pohon di setiap mata batangnya (Arifin, 2009).
Daun
            Salah satu panduan untuk membedakan jenis tanaman kopi adalah dengan memerhatikan bentuk dan fisik daun. Secara umum, daun kopi berbentuk seperti telur, bergaris ke samping, bergelombang (talang air), hijau pekat, kekar dan meruncing di bagian ujungnya. Daun tumbuh dan tersusun secara berdampingan di ketiak batang, cabang dan ranting. Sepasang daun terletak di bidang yang sama di cabang dan ranting yang tumbuh mendatar (Fajar, 2009).
Daun kopi berwarna hijau pekat yang memiliki banyak zat klorofil di dalammya, bntuk daun yang lebar menyatakan bahwa tanaman ini dapat berfotosintesis dengan sempurna, tetapi yang menjadi kendala pada tanaman ini adalah tanaman ini di wajibkan mendapatkan tanaman penaung karena pada daun kopi memiliki stomata yang banyak dan besar. Lubang stomata ini lah yang membuat tranpirasi pada daun kopi menjadi lebih tinggi sehingga tanaman kopi di haruskan menggunakan tanaman penaung (Fajar, 2009).
 Bunga
            Tumbuhnya bunga kopi pada ketiak-ketiak cabang primer tersusun berkelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-6 kuntum bunga yang bertangkai pendek. Pada tiap-tiap ketiak daun dapat tumbuh 3-4 kelompok bunga maka pada tiap buku dapat tumbuh ± 30 kuntum bunga atau lebih dan pada musim berbunga satu (1) pohon dapat keluar sampai ribuan kuncup.Kucup bunga tersebut mempunyai susunan (Garrin, 2009).
Kelompok berwarna hijau, berukuran kecil dan pendek.Daun bunga mahkota terdiri dari 3-8 helaian bunga (tergantung pada jenisnya). Liberika 6-8 helai, Robusta 3-8 helai. Benang sari terdiri dari 5-7 helai berukurang pendek. Tangkai putik berukuran kecil panjang, kepala putik berseri 2 helai. Bekal buah susunan tengelam didalamnya terdiri-dari 2 butir biji dari bakal buah hingga menjadi masak berlansung 7-12 bulan tergantung dari jenis iklim dan letal geografinya (Garrin, 2009).
Buah
            Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan buah yang masak berwarna merah. Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggun), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang) (Mazid, 1984).
Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk  (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman kopi (Mazid, 1984).

Syarat Tumbuh Tanaman Kopi (Coffea arabica)
Iklim
Berbicara mengenai iklim, Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa yang artinya Indonesia sendiri beriklim tropis. Dengan iklim tropis ini, negara Indonesia sangat cocok untuk menanam berbagai tanaman perkebunan apalagi tanaman kopi. Dengan berbagai macam tanaman kopi tersebut serta iklim yang cocok akan sangat beruntung sekali jika bercocok tanam kopi (Anonimus, 2001).
Dengan curah hujan yang akan membantu mempengaruhi pembentukan bunga menjadi buah. Untuk kopi jenis arabika dianjurkan curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm pertahun, sedangkan kopi robusta maksimal 2000 mm pertahun. Untuk daerah dengan ketinggian  diatas 1000 m memiliki musim kering yang pendek, padahal kopi khususnya kopi arabika membutuhan musim kering yang agak panjang supaya produksinya optimal (Anonimus, 2001).
Suhu
Suhu yaitu keadaan panas atau dinginnya udara pada suatu tempat. Suhu lingkungan untuk kopi arabika sekitar 16-22°C, sementara robusta mampu beradaptasi dengan suhu sekitar 20-28°C. Setiap daerah memiliki varietas atau klon yang berbeda. Yang artinya adalah suatu klon atau varietas unggul pada suatu daerah belum tentu unggul pada daerah yang lainnya. Seperti jenis arabika dari daerah lain pasti memilki karakter yang berlainan dengan daerah lainnya., hal tersebut dapat berupa aroma, dan cita rasanya (Mazid, 1984).
Kopi arabika dari Jawa tentu berbeda dengan kopi arabika yang ada di Sulawesi, begitu juga dengan yang ada di Toraja meskipun varietas atau klonnya sama. Hal ini juga berlaku pada kopi robusta, maskipun sama tapi ketika ditanam di daerah lain maka hasilnya juga akan berbeda atau tidak sama dengan daerah asalnya. Klon unggul harus di uji produktivitasnya hingga tiga generasi. Setelah itu bibit kopi yang telah teruji di daerah tertentu sebaiknya jangan di budidayakan di daerah lain, cukup dibudidayakan di daerah sekitar saja tempat dimana kopi tersebut diuji tanam (Mazid, 1984).
Ketinggian Tempat
Ketinggian area tidak punya pengaruh segera pada perkembangan serta produksi tanaman kopi, namun faktor temperatur yang punya pengaruh pada perkembangan tanaman kopi. Biasanya, tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh ketinggian area dari permukaan laut. temperatur serta elevasi saling terkait dengan lingkungan di sekitarnya (Fajar, 2009).
Dengan berbagai macam kopi yang ada tentu saja tidak sembarangan dalam penanamannya.  Tiap-tiap kopi membutuhkan ketinggian atau elevasi yang berbeda-beda. Seperti kopi arabika dan robusta, tentu saja ketinggian akan mempengaruhi penanamannya. Sebab kopi arabika dapat tumbuh pada ketinggian 800-1500 meter dpl, sedangkan kopi robusta dapat tumbuh pada ketinggian 400-800 meter dpl (Garrin, 2009).
Tanah
Kondisi tanah yang baik untuk penanaman kopi dianjurkan tanah yang memiliki top soil atau kandungan organik yang tebal. Biasanya tanah seperti ini banyak terdapat di dataran tinggi. Tingkat keasaman atau derajat keasaman (pH) tanah yang dianjurkan untuk tanaman kopi sekitar 5,5 – 6,5 . Jika keadaan tanah terlalu asam maka dapat kita tambahkan pupuk Ca(PO)2 atau Ca(PO3)2 atau sering kali kita dengar sebagai kapur. Apabila pH tanah terlalu rendah atau untuk meningkatkan pH tanah dapat kita tmbahkan urea (Mazid, 1984).
Kondisi topografi wilayah juga harus di perhatikan karena jika terjadi anomali iklim atau katidaknormalan atau penyimpangan iklim pekebun dapat melakukan beberapa rekayasa. Khusus untuk daerah yang memiliki tiupan angin kencang, di sarankan untuk menanam tanaman pelindung seperti lamtoro, dadap, serta sengon laut. Tanaman pelindung untuk saat ini yang paling cocok untuk tanaman kopi adalah lamtoro (Mazid, 1984).






BAHAN DAN METODE

Tempat danWaktu
            Praktikum ini dilaksanakan di lahan Kebun  Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara, Jln. Karya Wisata Ujung, kecamatan Namurambe, Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian tempat + 25 mdpl dengan topografi datar.penelitian ini di laksanakan pada hari sabtu tanggal 28 maret 2015 pukul 14.00 Wib sampai selesai.
Bahan dan Alat
Bahan
            Bahan yang digunakan adalah bibit tanaman kelapa (Cocos nucifera), bibit tanaman kopi (coffea arabicana) dan benih tanaman kakao (Theobroma cacao).
Alat
            Alat yang digunakan adalah: meteran, cangkul, benang nilon, patok, parang, babat, gembor, bambu, tali plastic, dan alat tulis serta alat-alat yang mendukung praktikum ini.


3.      

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pembukaan lahan
Pembukaan lahan (land clearing) sebagai tahap awal penyiapan lahan dapat dilakukan dengan dua cara utama yaitu dengan cara manual membabat dan membakar (slash and burn) atau dengan cara mekanis memakai alat – alat besar. Pembukaan lahan pada penelitian ini dilakukan dengan cara membersihkan seluruh gulma yang ada di areal lahan. Pembukaan lahan dilakukan dengan mencangkul dan membabat rumput – ruput yang ada di areal lahan, kemudian mengumpulkan gulma yang telah dibabat dan dibuang di samping areal lahan percobaan.
            Hal yang pertama kali dilakukan dalam praktikum ini adalah pembukaan lahan, yang semula lahan ditumbuhan gulma harus dibersihkan sehingga tidak ada lagi tanaman pengganggu lagi. Tujuan dari pembukaan lahan tersebut untuk pengolahan tanah yang akan di jadi kan tempat budidaya tanaman yang dilakukan.
Persiapan areal
Areal tanam adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk menanam tanaman sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu. Plot dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjadi struktur tanah yang remah/gembur. Tanah dicangkul sedalam 30 cm dan menggemburkan tanah yang telah dicangkul. Plot yang dibuat pada penelitian ini berukuran 200 x 200 cm dengan tinggi plot setinggi 20 – 30 cm. Pada pembuatan plot ini menggunakan alat – alat yang sederhana seperti cangkul, parang babat, dan tali plastic.
            Setelah lahan bersih, pembuatan plot dilakukan dengan menggunakan cangkul, plot dibentuk dengan ukuran 200 cm x 200 cm, ketinggian plot 20 cm jarak antar plot 50 cm, jarak antar ulangan 100 cm. Pembuatan plot ini berguna untuk tanaman yang baru di tanaman, pembuatan plot ini mencegah erosi tanah, agar unsur hara yang ada di plot tersebut tidak lihat.
Pembuatan naungan
            Pembuatan naungan berfungsi untuk menaungi bibit kopi. Pembibitan kopi sebenarnya memerlukan naungan. Naungan tersebut berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya yang berlebih pada bibit kopi. Tanaman kopi yang sudah di tanam pun seharusnya memerlukan naungan tetapi naungan tanaman kopi dewasa adalah naungan hidup yaitu pohon kayu yang tinggi yang dapat mengurangi intensitas cahaya yang berlebih pada tanaman kopi dewasa.
            Pembuatan naungan tersebut dilakukan dengan mengukur luas areal naungan yang akan di buat, tiang naungan menggunakan bamboo maupun kayu dan bersifat semi permanen. Atap naungan dapat menggunakan sisa-sisa daun kelapa sawit yang sudah di tunas, sehingga atap tersebut dapat bertahan hingga umur benih semaian kakao sudah tumbuh besar. Dan untuk naungan tanaman kopi dewasa sebaiknya di tanam 1 tahun sebelum tanaman kopi tersebut di tanam di areal tersebut, dan apabila tanaman kopi sudah di tanam maka tanaman naungan nya di harapkan sudah tumbuh besar.
Penanaman
Penanaman benih bibit kopi dilakukan setelah bibit sudah mencapai tinggi diatas 30 cm. penanaman dilakukan pada plot percobaan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, dengan jumlah populasinya adalah masing-masing satu bibit setiap satu plot. Bibit kopi ditanam tepat di pertengahan plot tanam sehingga hanya ada satu tanaman pada satu plot.
            Penanaman benih kopi dilakukan dengan dengan mengambil garis lurus tengah plot areal tanaman. Awalnya plot tanaman di lubangi di bagian tengah lalu ambil bibit kopi yang sudah layak tanam sekitar tingginya 30 cm. buang polybag yang ada pada bibit tanaman kopi. Sebelum kopi di tanamkan sebaiknya lubang tanam kopi tersebut di beri pupuk kompos secukupnya supaya dapat merangsang hidupnya organism-organisme tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Selanjutnya tanaman tersebut di tanam dan di rawat sebaiknya.

Pemiliharaan Tanaman kopi (Coffea arabica)
a. Penyiraman
            Penyiraman dilakukan dua kali sehari dengan menggunakan gembor. Kecuali turun hujan karena pada saat turun hujan keadaan tanah lembab jadi tidak perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman terus menerus pun akan menyebabkan tanaman jagung dapat terkena serangan pathogen, maka dari itu penyiraman harus melihat kondisi tanah itu sendiri.
b. Penyingan
            Penyiangan bertujuan untuk membersihkan plot dari tanaman penggangu ( gulma). Penyingan dilakukan dua minggu sekali penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garfu dan sebagainya yang penting dalam penyiangan ini tidak menggangu perakaran yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat untuk mengcengkram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 14 hari.



c. Pembumbunan
            Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan diatas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah disebelah kanan dan kiri barisan diuruk menggunakan cangkul kemudian ditimbun dibarisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk gulutan yang memanjang, biasanya pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan kedua setelah tanaman berumur satu bulan.
d. Pemupukan
            Pemberian pupuk diberikan dengan cara lubang, yaitu dengan melubangi tanah di sekitar pohon jagunng sebanyak tiga lubang. Hal lini dilakukan agar kndungan hara pada pupuk tidak menguap ke udara. Pemberian pupuk dilakukan pada umur10 hari setelah tanam pemberian kedua pada umur satu bulan setelah tanam dengan dosis pupuk sesuai perlakukan kita atau 1 tutup botol aqua. Jenis pupuk yang digunakan UREA, KCL dan TSP.



KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

2.     Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa, seperti di Kabupaten Jember yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero).
3.     Produksi kakao telah meningkat dari 1,5 juta ton pada tahun 1983-1984 menjadi 3,5 juta ton pada tahun 2003-2004.
4.     Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos.
5.     Pohon kelapa terdiri dari batang tunggal , akar berbentuk serabut, dengan struktur yang tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol.
6.     VCO merupakan minyak yang dihasilkan melalui proses tertentu sedemikian rupa sehingga seasli mungkin seperti keadaan alaminya dalam daging kelapa (virgin).
7.     Kopi merupakan komoditas perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi ada di Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika.
8.     Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam family Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi 12m.
9.     Di Indonesia tanaman kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang penting dan termasuk komoditasekspor.
10.  Budidaya kopi bisa dilakukan baik didataran tinggi maupun rendah, tergantung dari jenisnya..

Saran
Saran saya kepada petani yang ingin membudidayakan kakao, kelapa dan kopi Sebaiknya harus terlebih dahulu memahami karakteristik dari tanaman jenis tersebut. Memperhatikan bibit yang akan digunakan dalam pembudidayaannya dengan menggunakan bibit atau benih yang bersertifikat agar pertumbuhan dan produksinya baik dan melakukan pembersihan lahan yang baik dan benar serta melakukan pembuatan jarak tanam yang sesuai dengan tanaman kelapa, kakao dan kopi, juga melakukan penyiraman pada setiap sore agar biji cepat merangsang pertumbuhan kecambah. Untuk pemberian pupuk sebaiknya petani memberikan pupuk yang bersifat organik agar tanah maupun lingkungan tidak tercemar oleh pemberian pupuk yang bersifat kimia.



DAFTAR PUSTAKA


Anonimus, 2001. Perkebunan kopi. Serial online: (http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/21905/5/Chapter%20I.pdf). Diakses pada 03 Juni 2015. Medan.
Anonimus, 2012. Tanaman Kelapa. Serial online: (http://bppmd.kaltimprov.go.id/file/buku/ bk_3wuONfpco2R.pdf). Di akses 04 Juni 2015. Medan.
Anonimus, 2013. Mengenal Tanaman Kakao. Serial online : (http://sudut-bacaan.blogspot.com/ 2013/05/mengenal-tanaman-kakao.html). Di akses pada tanggal 07 Mei 2015. Pukul 20.00 Wib. Medan.
Anonimus, 2014. Serial online: (http://bozgoogle.blogspot.com/2014/03/morfologi-tanaman-kopi_21.html). Diakses pada 05 Juni 2015. Medan.
Ariffin. 2009. Budidaya Tanaman kopi. Serial online:(http://bianksoft.pp.wordpress.com/ 2009/06/03/budidaya-tanaman-kopi/). diakses pada 27 Mei 2015. Pukul 20.00 Wib. Medan.
Asia. 2006. Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Induk Kakao. Direktorat Jenderal Perkebunan: Jakarta
Bagus, 2003. Budidaya Tanaman Kelapa Genjah. Ganesha. Jakarta.
Budi, 2013. Morfologi Tanaman Kelapa. Serial online: (http://digilib.unila.ac.id/ 3811/13/BAB%20II.pdf). Diakses pada tanggal 04 Juni 2015. Medan.
Dermawan, 2013. Pemeliharaan Tanaman Kakao Yang Intensif. Serial online: http://www. dishutbunbantenprov. go.id/ read/article-etail/berita/70/pemeliharaan-tanaman-kakao-yang-intensif.html). Diakses pada tanggal 07 Mei 2015. Pukul 20.30 Wib. Medan.
Fajar. 2009. Budidaya Tanaman Kopi. Serial online: (http://galaxyisainsd0976.      blogspot.com/2009/09/23/dasar-ilmu-agronomi/). Diakses pada 27 Mei 2015. Pukul 21.00 Wib. Medan.
Franky. 2011. Budidaya Tanaman Kakao. Serial online:(http://bianksoft.pp.wordpress.com/ 2009/06/03/budidaya-tanaman-kakao/). Diakses pada 07 Mei 2015. Pukul 20.00 Wib. Medan.
Garrin, A. J. 2009. Budidaya Tanaman.Serial online:(http://disperta.bulungan.go.id/ index.php/berita-dan-artikel/perkebunan/7-budidaya-tanaman-kopi). Diakses pada 27 mei 2015. Pukul 21.15 Wib. Medan.
Ginta, 2014. Budidaya Tanaman Kelapa. Serial online: (http://fkrd.lk.ipb.ac.id/files/2014/05/ BUDIDAYA-TANAMAN-KELAPA-2.pdf). Diakses pada tanggal 03 Juni 2015. Medan.
Heru, 2008. Budidaya Tanaman Kelapa. Serial online: (http://www.bakorluhmaluku.com/wp-content/uploads/2008/05/Budidaya_Tanaman_Kelapa.pdf). Diakses pada tanggal 03 Juni 2015. Medan.
Mazid, A. 1984. Pengaruh Sistem Penanaman Benih Kopi Dengan Beberapa Jenis Jarak Tanam. PT Surya press. Bandung.
Prasetyo, 2009. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kelapa. Serial online: (http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Pedoman%20Teknis%20Pengembangan%20Tanaman%20Kelapa.pdf). Diakses pada tanggal 04 Juni 2015. Medan.
Rizaldi, 2003. Budidaya Tanaman Kakao. Ganesha. Jakarta.
Suprapto, 2000. Budidaya Family Falmae. Cv. Trianda. Palembang.
Sukamto, 2014. Budidaya Tanaman Kakao Yang Baik Untuk Hasil Yang Terbaik. Serial online: (https://www.academia.edu/8274639/Budidaya_tanaman_kakao_yang_baik_untuk_hasil_yang_terbaik). Diakses pada tanggal 07 Mei 2015. Pukul 19.30 Wib. Medan.
Susanti, Desy. 2007. Pembudidayaan Tanaman Kopi. Serial online: (http://agronomimode0087.blogspot.com/2009/28/01/Budidaya-tanaman-kopi/). Diakses pada tanggal 08 Mei 2015. Pada pukul 20.00 wib.
Wildan Hafsaki, 2001. Cara Budidaya Tanaman Kakao. Penebar swadaya. Jakarta.






About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top