
A. DEFINISI
Awan adalah kumpulan titik air atau
kristal – kristal es yang melayang – layang di udara. Terbentuknya awan akibat
adanya kondensasi (perubahan wujud air dari uap air menjadi titik air).
Kondensasi berupa kristal – kristal garam. Kristal tersebut berasal darideburan
ombak pantai, debu , serta asap pabrik dan kendaraan bermotor.
Seorang ahli (Gibbs (1987)
mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan atmosfer yang meliputi
suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang terjadi
disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut
ditentukan adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada
ketinggian tertentu terdinginkan dan membentuk butiran air (hujan) dan bila
ukuran butir air ini bertambah besar secara visual terlihat sebagai awan. Salah
satu cara untuk menetapkan ramalan/prakiraan iklim/cuaca, dapat dilakukan
dengan membaca gejala alam yaitu dengan melihat jenis awan yang nampak, apakah
awan tersebut mengandung hujan lebat, petir, kilat, atau bahkan berpotensi
terjadi badai, cuaca buruk dan turbulensi yang sangat besar.
B. PROSES TERBENTUKNYA AWAN

Udara selalu mengandung uap air.
Apabila uap air ini berubah menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Proses
ini terjadi dengan cara :
- Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di
dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan
air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang
lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.
- Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan
menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan
perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai
satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah
hujan.
- Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara
panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang
menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di
dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang
menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
C. KLASIFIKASI AWAN
Pada tahun 1894, Komisi Cuaca
Internasional membagi bentuk awan menjadi 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi,
awan sedang, awan rendah, dan awan dengan perkembangan vertikal.

1. Kelompok Awan Tinggi
Pada kawasan tropis, awan ini
terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak
pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. Awan
yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah :
a. Cirrus

Cirrus (Ci), awan terlihat halus dan
lembut seperti bulu2, berwarna putih. Awan ini juga sering tersusun seperti
pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu
atau dua titik horizon. Awan ini tidak menimbulkan hujan. Ketinggian umumnya
lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat dingin, walaupun
pada musim panas atau kering.
b. Cirrostratus

Cirrostratus (Cs), gugusan kristal
es, menyebar dan menutupi sebagian atau seluruh langit. Menyerupai selaput
tipis tembus cahaya. Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata
menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman
yang bentuknya tidak teratur. Sering terbentuk cincin atau halo di sekeliling
matahari atau bulan. Kadang-kadang terjadi hujan yang tidak sampai ke permukaan
bumi (virga), seolah-olah cerah di permukaan.
c. Cirrocumulus

Cirrocumulus (Cc), mengandung
butiran air super dingin, bercampur dengan kristal es sehingga bentuknya
seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan.. Butiran air cepat
membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah menjadi cirrostratus.
Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), bercampur salju.
2. Kelompok Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan ini
terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di ketinggian
2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang
termasuk dalam awan sedang antara lain :
a. Altocumulus

Altocumulus (Ac), puncak awan putih
bergulung, dengan dasar awan lebih gelap dan umumnya melebar. Seperti pecahan
atau halus, ketebalan beragam. Menggambarkan udara cerah, namun bisa berkembang
menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Tiap-Tiap elemen nampak jelas
tersisih antara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang
membedakannya dengan Sirokumulus. Lapisan awan lenticularis dapat terbentuk di
atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil dan
kering.
b. Altostratus

Altostratus (As), berwarna
kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit. Dapat menghasilkan hujan
gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk sepanjang sore hari,
diikuti hujan pada senja atau malam hari dan menghilang apabila matahari terbit
di awal pagi. Dalam kondisi tertentu dapat berkembang awan altostratus
lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan hujan.
3. Kelompok Awan Rendah
Awan ini terletak pada ketinggian
kurang dari 3 km, yang tergolong ke dalam awan rendah antara lain :
a. Stratocumulus

Stratocumulus (Sc), awan rendah yang
umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus. Cenderung lebih mengembang ke arah
horisontal daripada arah vertical, berbentuk seperti bola-bola yang sering
menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.. Dasar awan
umumnya lebih gelap daripada puncak awan, namun ciri-cirinya dapat lebih
beragam. Dapat berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila
atmosfer stabil. Dapat terlihat seperti lembaran rendah yang lebar atau
berbentuk rekahan dimana cahaya matahari terlihat melalui rekahan tersebut.
Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
b. Stratus

Stratus (St), awan terpecah-pecah
dan tipis, dapat berbentuk lembaran atau lapisan. Tidak tumbuh vertikal.
Berkembang pada kondisi dimana aliran angin mengakibatkan udara terkondensasi
pada lapisan atmosfer bawah. Awan ini cukup rendah dan sangat luas. Tingginya
di bawah 2000 m. Kadang-kadang terlihat sebagai kabut. Bila tumbuh terus, dapat
berkembang menjadi awan badai Nimbostratus.
c. Nimbostratus

Nimbostratus (Ns), berwarna gelap,
visibility rendah, langit tertutup awan, dan sinar matahari terhalang.
Bentuknya tidak menentu dengan pinggir compang-camping. Umumnya disertai cuaca
buruk. Hujan turun dengan intensitas rendah hingga sedang, untuk waktu yang
lama. Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.
4. Kelompok Awan Dengan
Perkembangan Vertikal
Awan ini terletak antara 500-1500 m,
yang tergolong dalam awan dengan perkembangan vertikal antara lain :
a. Cumulus


Cumulus (Cu), adalah awan yang
mengandung kristal es. Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi
umumnya lebih dari 5.000 meter dimana suhu sangat dingin, walaupun pada musim
panas atau kering.. Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.
Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas
mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.
b. Cumulonimbus

Cumulonimbus (Cb), awan cumulus yang
tumbuh vertikal ketika cuaca terik. Berwarna putih/gelap. Terletak pada
ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500
kaki. Menimbulkan hujan lebat, petir, kilat, kadang-kadang terkait dengan badai
dan cuaca buruk. Turbulensi sangat besar. Sedangkan berdasarkan
bentuknya, Awan terbagi menjadi 3 yaitu :
- Kumulus, yaitu aawan yang bentuknyaa bergumpal-gumpal
dan dasarnya horizontal.
- Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas
sehinga menutupi langit secara merata.
- Sirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat
seperti bulu ayam. Awan ini tidak dapat menimbulkan hujan.


Sumber :
Awan serta Hubungannya dengan Hujan
dan Musim, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian,
Badan Litbang Pertanian, 2010. Gambar : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, 2010
Jika ya, raih throw bag/rescue rope
yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian tali, jangan pada bagian kantong
tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive swimming sambil tim rescue
menarik anda ke tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat rintangan
atau obstacle (bebatuan, dahan/ranting, atau pohon tumbang)?
Jika ya, hindari daerah tersebut
baik dengan aggressive swimming ataupun defensive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat
undercut, strainer, dan sieves?
Jika ya, hindari daerah tersebut
secepat mungkin dengan aggressive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di bawah perahu
terbalik?
Jika ya, segeralah keluar dari bawah
perahu dengan cara menyelam ke arah hulu atau ke samping. Jangan menyelam ke
arah hilir karena anda akan tetap terperangkap di bawah perahu.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di dalam
hole/hydraulic (arus berputar-putar)?
Jika ya, lakukan aggressive swimming
dengan mengikuti putaran arus ke arah luar yang menuju hilir. Atau dapat juga
dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah pusaran dengan posisi berdiri
sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan kaki anda sekuat mungkin ke
arah hilir.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Tak disangsikan lagi, arung jeram
telah menjadi suatu kegiatan yang sangat populer dibandingkan dengan kegiatan
kepetualangan lainnya. Arung jeram dapat dinikmati beramai-ramai tanpa
memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan profesi seseorang.
Saat ini telah banyak sungai yang
dapat diarungi serta dikelola secara profesional oleh beberapa operator arung
jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan dengan tingkatan umur dan
kemampuan calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan tingkat kesulitan mudah,
sampai sungai yang menjanjikan tantangan dan petualangan.
Berikut ini penjelasan tentang ragam
tingkat kesulitan sungai:
Class I
Tingkat kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat (datar) dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan dapat terlihat jelas. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan self-rescue sangat mudah dilakukan.
Class I
Tingkat kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat (datar) dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan dapat terlihat jelas. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan self-rescue sangat mudah dilakukan.
Class II
Sungai dengan tingkat kesulitan rendah–menengah. Cocok untuk pemula: sungai yang lebar dan arus yang cukup deras, lintasan pengarungan jelas sehingga tidak memerlukan pengamatan terlebih dahulu.
Sungai dengan tingkat kesulitan rendah–menengah. Cocok untuk pemula: sungai yang lebar dan arus yang cukup deras, lintasan pengarungan jelas sehingga tidak memerlukan pengamatan terlebih dahulu.
Sesekali, manuver perahu perlu
dilakukan; bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah dilewati oleh pengarung
yang terlatih. Penumpang yang terlempar keluar perahu dan terhanyut jarang
sekali mengalami cidera. Pertolongan bantuan masih belum perlu. Sungai dengan
tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk latihan dasar kegiatan arung jeram.
Class III
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup sulit, serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta kontrol perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers mungkin ada, namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan, terutama pada sungai-sungai besar.
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup sulit, serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta kontrol perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers mungkin ada, namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan, terutama pada sungai-sungai besar.
Cidera saat terlempar keluar perahu
dan terhanyut masih sangat jarang; self-rescue biasanya masih mudah dilakukan
namun pertolongan bantuan sudah mulai diperlukan untuk menghindari resiko yang
mungkin terjadi. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk
kegiatan wisata keluarga atau sebagai rekreasi alternatif, karena dapat diikuti
anak-anak mulai usia 9 tahun.
Class IV
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah–tinggi. Sungai ini memiliki arus yang sangat deras namun masih dapat diprediksi dengan pengendalian perahu yang tepat. Teknik pengarungan sungai ini sangat tergantung karakter sungai itu sendiri. Pasalnya, sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat beragam dan berbeda-beda walau memiliki tingkat kesulitan yang sama.
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah–tinggi. Sungai ini memiliki arus yang sangat deras namun masih dapat diprediksi dengan pengendalian perahu yang tepat. Teknik pengarungan sungai ini sangat tergantung karakter sungai itu sendiri. Pasalnya, sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat beragam dan berbeda-beda walau memiliki tingkat kesulitan yang sama.
Jeram-jeram besar, hole, dan
lintasan sempit yang tidak dapat dihindari memerlukan manuver yang cepat.
Berhenti sejenak pada arus sedikit tenang mungkin diperlukan sebelum memulai
maneuver; sekedar mengamati arus atau untuk istirahat. Karena pada jeram-jeram
tertentu, bahaya selalu mengancam.
Resiko cidera bagi penumpang hanyut cukup
besar dan kondisi air menyebabkan self-rescue sulit dilakukan sehingga perlu
pertolongan bantuan. Pertolongan bantuan tersebut memerlukan latihan khusus
agar teknik penyelamatan dapat dilakukan dengan benar. Sungai dengan tingkat
kesulitan ini sangat menyenangkan dan menjanjikan tantangan lebih. Tentunya
dengan dukungan peralatan memadai, pengetahuan cukup, dan pemandu terampil.
Class V
Sungai dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung.
Sungai dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung.
Drops atau penurunan yang tiba-tiba,
jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak terhindari, sampai waterfall
(air terjun) sering dijumpai pada sungai ini. Jeram yang dilewati seringkali
beruntun pada jarak cukup panjang, sehingga membutuhkan ketahanan fisik yang
tinggi.
Kalaupun ada pusaran air tenang
(eddies), jumlahnya sangat sedikit sekali dan cukup sulit untuk diraih. Pada
skala tertinggi, sungai dengan tingkat kesulitan ini memiliki kombinasi jeram
yang sangat beragam, mulai dari curler, hair, hay stakes, headwall, strainer,
under cut, wave train, sampai pin hole yang sangat berbahaya dan mematikan.
Terlempar keluar dari perahu pada
sungai ini sangat berbahaya dan tindakan penyelamatan sering sulit dilakukan
bahkan untuk seseorang yang mahir sekalipun. Peralatan yang tepat, pengalaman
yang luas, dan latihan keterampilan dalam penyelamatan sangat penting.
Class VI
Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak mungkin dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat berat; tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak mungkin dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat berat; tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Sungai dengan tingkat kesulitan ini
hanya untuk tim khusus yang memiliki keahlian tinggi–bukan untuk diarungi
perorangan–setelah seringkali mengarungi sungai tingkat kesulitan class V.
Ragam klasifikasi tingkat kesulitan
sungai di atas merupakan tingkat kesulitan sungai yang ditetapkan secara
internasional. Namun, klasifikasi ini masih sangat variatif dan dapat
berubah-ubah walau masih pada sungai yang sama. Hal itu karena tingkat
kesulitan ini sangat tergantung pada debit air dan kemiringan sungai. Sehingga
pada waktu-waktu tertentu, sungai-sungai tersebut memiliki tingkat kesulitan
yang mungkin bertambah atau mungkin berkurang.
Karena itu, oleh kalangan penggiat
arung jeram, di belakang ”class sungai” sering ditambahkan tanda “+” (plus).
Misalnya, sungai Citarik yang memiliki tingkat kesulitan III+. Artinya, pada
jeram-jeram tertentu sungai citarik memiliki tingkat kesulitan yang setara
dengan sungai Class IV.
Post a Comment