Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Author
Title: MENGENAL JENIS-JENIS AWAN
Author: Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS )
Rating 5 of 5 Des:
  A.  DEFINISI Awan adalah kumpulan titik air atau kristal – kristal es yang melayang – layang di udara. Terbentuknya awan akibat ada...

http://www.islam.gov.my/sites/default/files/awan2.gif 
A.  DEFINISI
Awan adalah kumpulan titik air atau kristal – kristal es yang melayang – layang di udara. Terbentuknya awan akibat adanya kondensasi (perubahan wujud air dari uap air menjadi titik air). Kondensasi berupa kristal – kristal garam. Kristal tersebut berasal darideburan ombak pantai, debu , serta asap pabrik dan kendaraan bermotor.
Seorang ahli (Gibbs (1987) mengatakan yang dimaksud dengan iklim adalah keadaan atmosfer yang meliputi suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang. Keadaan atmosfer tersebut ditentukan adanya proses penguapan air yang terangkat keatas dan pada ketinggian tertentu terdinginkan dan membentuk butiran air (hujan) dan bila ukuran butir air ini bertambah besar secara visual terlihat sebagai awan. Salah satu cara untuk menetapkan ramalan/prakiraan iklim/cuaca, dapat dilakukan dengan membaca gejala alam yaitu dengan melihat jenis awan yang nampak, apakah awan tersebut mengandung hujan lebat, petir, kilat, atau bahkan berpotensi terjadi badai, cuaca buruk dan turbulensi yang sangat besar.
B. PROSES TERBENTUKNYA AWAN
http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2013/01/26/1383188_20130126063144.jpg
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini berubah menjadi titik-titik air, terbentuklah awan. Proses ini terjadi dengan cara :
  • Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
  • Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titik-titik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
  • Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
C. KLASIFIKASI AWAN
Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan menjadi 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan perkembangan vertikal.
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/36ac9-cloud-types.gif?w=581&h=393

1.  Kelompok Awan Tinggi
Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km. Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah :
a.  Cirrus
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/57676-sirusgelombang.jpg?w=460
Cirrus (Ci), awan terlihat halus dan lembut seperti bulu2, berwarna putih. Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon. Awan ini tidak menimbulkan hujan. Ketinggian umumnya lebih dari 5.000 meter. Terdiri dari kristal es, suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas atau kering.
b.  Cirrostratus
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/3c5ed-sirostratus.jpg?w=460
Cirrostratus (Cs), gugusan kristal es, menyebar dan menutupi sebagian atau seluruh langit. Menyerupai selaput tipis tembus cahaya. Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. Sering terbentuk cincin atau halo di sekeliling matahari atau bulan. Kadang-kadang terjadi hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), seolah-olah cerah di permukaan.
c.  Cirrocumulus
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/850eb-sirokumulus.jpg?w=460
Cirrocumulus (Cc), mengandung butiran air super dingin, bercampur dengan kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan.. Butiran air cepat membeku. Awan ini berumur sangat singkat, cepat berubah menjadi cirrostratus. Mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi (virga), bercampur salju.
2.  Kelompok Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km. Yang termasuk dalam awan sedang antara lain  :
a.  Altocumulus
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRyv33v92o2o-A9g4ylg0SXCtWROksrwi-j-JIgIw2h-3GyJM-KSw
Altocumulus (Ac), puncak awan putih bergulung, dengan dasar awan lebih gelap dan umumnya melebar. Seperti pecahan atau halus, ketebalan beragam. Menggambarkan udara cerah, namun bisa berkembang menjadi awan hujan lainnya, bahkan cumulonimbus. Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih antara satu sama lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus. Lapisan awan lenticularis dapat terbentuk di atas pegunungan, atau angin kencang pada siang hari, massa udara stabil dan kering.
b.  Altostratus
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/aac4b-altocumulus.jpg?w=500&h=335
Altostratus (As), berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit. Dapat menghasilkan hujan gerimis, hujan ringan hingga sedang. Umumnya terbentuk sepanjang sore hari, diikuti hujan pada senja atau malam hari dan menghilang apabila matahari terbit di awal pagi. Dalam kondisi tertentu dapat berkembang awan altostratus lenticularis, akibat angin kencang, dan tidak menghasilkan hujan.
3.  Kelompok Awan Rendah
Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang tergolong ke dalam awan rendah antara lain :
a.  Stratocumulus
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQuamBSEdoc6sNGFXUm7p6AkK6-yaTSmpfpZgDNgqExtT6vBxjD
Stratocumulus (Sc), awan rendah yang umumnya bergerak lebih cepat dari cumulus. Cenderung lebih mengembang ke arah horisontal daripada arah vertical, berbentuk seperti bola-bola yang sering menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.. Dasar awan umumnya lebih gelap daripada puncak awan, namun ciri-cirinya dapat lebih beragam. Dapat berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil. Dapat terlihat seperti lembaran rendah yang lebar atau berbentuk rekahan dimana cahaya matahari terlihat melalui rekahan tersebut. Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
b.  Stratus
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/23bbb-stratus2.jpg?w=460
Stratus (St), awan terpecah-pecah dan tipis, dapat berbentuk lembaran atau lapisan. Tidak tumbuh vertikal. Berkembang pada kondisi dimana aliran angin mengakibatkan udara terkondensasi pada lapisan atmosfer bawah. Awan ini cukup rendah dan sangat luas. Tingginya di bawah 2000 m. Kadang-kadang terlihat sebagai kabut. Bila tumbuh terus, dapat berkembang menjadi awan badai Nimbostratus.
c.  Nimbostratus
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/61f28-nimbostratus2.jpg?w=460
Nimbostratus (Ns), berwarna gelap, visibility rendah, langit tertutup awan, dan sinar matahari terhalang. Bentuknya tidak menentu dengan pinggir compang-camping. Umumnya disertai cuaca buruk. Hujan turun dengan intensitas rendah hingga sedang, untuk waktu yang lama. Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.  
4.  Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal
Awan ini terletak antara 500-1500 m, yang tergolong dalam awan dengan perkembangan vertikal antara lain :
a.  Cumulus
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT7ivZQkQVdH0CBjZeW_2TR4j1vMg2-qSB4HQhw2eOmeXAOdt9I-kSceQhttp://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/abb21-awankumulus.jpg?w=460
Cumulus (Cu), adalah awan yang mengandung kristal es. Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi umumnya lebih dari 5.000 meter dimana suhu sangat dingin, walaupun pada musim panas atau kering.. Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.
b.  Cumulonimbus
http://barripandapa.files.wordpress.com/2013/12/2bf88-hal61.jpg?w=460
Cumulonimbus (Cb), awan cumulus yang tumbuh vertikal ketika cuaca terik. Berwarna putih/gelap. Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500 kaki. Menimbulkan hujan lebat, petir, kilat, kadang-kadang terkait dengan badai dan cuaca buruk. Turbulensi sangat besar.   Sedangkan berdasarkan bentuknya, Awan terbagi menjadi 3 yaitu :
  • Kumulus, yaitu aawan yang bentuknyaa bergumpal-gumpal dan dasarnya horizontal.
  • Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehinga menutupi langit secara merata.
  • Sirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat seperti bulu ayam. Awan ini tidak dapat menimbulkan hujan.
http://www.islam.gov.my/sites/default/files/awan1.gif
http://infokapal.files.wordpress.com/2011/01/cloud.jpg?w=512&h=393

Sumber :
Awan serta Hubungannya dengan Hujan dan Musim, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, 2010. Gambar : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, 2010

,� b i " ��! � reast-font-family:"Times New Roman"'>*Apakah di dekat anda terdapat tim rescue yang akan melemparkan throw bag/rescue rope?

Jika ya, raih throw bag/rescue rope yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian tali, jangan pada bagian kantong tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive swimming sambil tim rescue menarik anda ke tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat rintangan atau obstacle (bebatuan, dahan/ranting, atau pohon tumbang)?
Jika ya, hindari daerah tersebut baik dengan aggressive swimming ataupun defensive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat undercut, strainer, dan sieves?
Jika ya, hindari daerah tersebut secepat mungkin dengan aggressive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di bawah perahu terbalik?
Jika ya, segeralah keluar dari bawah perahu dengan cara menyelam ke arah hulu atau ke samping. Jangan menyelam ke arah hilir karena anda akan tetap terperangkap di bawah perahu.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di dalam hole/hydraulic (arus berputar-putar)?
Jika ya, lakukan aggressive swimming dengan mengikuti putaran arus ke arah luar yang menuju hilir. Atau dapat juga dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah pusaran dengan posisi berdiri sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan kaki anda sekuat mungkin ke arah hilir.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.


V. KLASIFIKASI TINGKAT KESULITAN SUNGAI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWgLmrAj1SYAdnZMRQ5ssY5PRKj6JVB7PCY64a1HHfrzHsXcNV0Kuu6a18R6hcHkq5DJHhiocDiJr9LCkmGMMF7LpSbHWCWLa58fmbDfz98F7cVNXU_e4A2aHMEkl7fiSqWyp6bc3Fv_Q7/s320/Kaituna.jpg
Tak disangsikan lagi, arung jeram telah menjadi suatu kegiatan yang sangat populer dibandingkan dengan kegiatan kepetualangan lainnya. Arung jeram dapat dinikmati beramai-ramai tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan profesi seseorang.
Saat ini telah banyak sungai yang dapat diarungi serta dikelola secara profesional oleh beberapa operator arung jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan dengan tingkatan umur dan kemampuan calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan tingkat kesulitan mudah, sampai sungai yang menjanjikan tantangan dan petualangan.
Berikut ini penjelasan tentang ragam tingkat kesulitan sungai:

Class I

Tingkat kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat (datar) dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan dapat terlihat jelas. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan self-rescue sangat mudah dilakukan.

Class II
Sungai dengan tingkat kesulitan rendah–menengah. Cocok untuk pemula: sungai yang lebar dan arus yang cukup deras, lintasan pengarungan jelas sehingga tidak memerlukan pengamatan terlebih dahulu.
Sesekali, manuver perahu perlu dilakukan; bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah dilewati oleh pengarung yang terlatih. Penumpang yang terlempar keluar perahu dan terhanyut jarang sekali mengalami cidera. Pertolongan bantuan masih belum perlu. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk latihan dasar kegiatan arung jeram.
Class III
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup sulit, serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta kontrol perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers mungkin ada, namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan, terutama pada sungai-sungai besar.
Cidera saat terlempar keluar perahu dan terhanyut masih sangat jarang; self-rescue biasanya masih mudah dilakukan namun pertolongan bantuan sudah mulai diperlukan untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk kegiatan wisata keluarga atau sebagai rekreasi alternatif, karena dapat diikuti anak-anak mulai usia 9 tahun.

Class IV
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah–tinggi. Sungai ini memiliki arus yang sangat deras namun masih dapat diprediksi dengan pengendalian perahu yang tepat. Teknik pengarungan sungai ini sangat tergantung karakter sungai itu sendiri. Pasalnya, sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat beragam dan berbeda-beda walau memiliki tingkat kesulitan yang sama.
Jeram-jeram besar, hole, dan lintasan sempit yang tidak dapat dihindari memerlukan manuver yang cepat. Berhenti sejenak pada arus sedikit tenang mungkin diperlukan sebelum memulai maneuver; sekedar mengamati arus atau untuk istirahat. Karena pada jeram-jeram tertentu, bahaya selalu mengancam.
Resiko cidera bagi penumpang hanyut cukup besar dan kondisi air menyebabkan self-rescue sulit dilakukan sehingga perlu pertolongan bantuan. Pertolongan bantuan tersebut memerlukan latihan khusus agar teknik penyelamatan dapat dilakukan dengan benar. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat menyenangkan dan menjanjikan tantangan lebih. Tentunya dengan dukungan peralatan memadai, pengetahuan cukup, dan pemandu terampil.

Class V
Sungai dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung.
Drops atau penurunan yang tiba-tiba, jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak terhindari, sampai waterfall (air terjun) sering dijumpai pada sungai ini. Jeram yang dilewati seringkali beruntun pada jarak cukup panjang, sehingga membutuhkan ketahanan fisik yang tinggi.
Kalaupun ada pusaran air tenang (eddies), jumlahnya sangat sedikit sekali dan cukup sulit untuk diraih. Pada skala tertinggi, sungai dengan tingkat kesulitan ini memiliki kombinasi jeram yang sangat beragam, mulai dari curler, hair, hay stakes, headwall, strainer, under cut, wave train, sampai pin hole yang sangat berbahaya dan mematikan.
Terlempar keluar dari perahu pada sungai ini sangat berbahaya dan tindakan penyelamatan sering sulit dilakukan bahkan untuk seseorang yang mahir sekalipun. Peralatan yang tepat, pengalaman yang luas, dan latihan keterampilan dalam penyelamatan sangat penting.

Class VI
Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak mungkin dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat berat; tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Sungai dengan tingkat kesulitan ini hanya untuk tim khusus yang memiliki keahlian tinggi–bukan untuk diarungi perorangan–setelah seringkali mengarungi sungai tingkat kesulitan class V.
Ragam klasifikasi tingkat kesulitan sungai di atas merupakan tingkat kesulitan sungai yang ditetapkan secara internasional. Namun, klasifikasi ini masih sangat variatif dan dapat berubah-ubah walau masih pada sungai yang sama. Hal itu karena tingkat kesulitan ini sangat tergantung pada debit air dan kemiringan sungai. Sehingga pada waktu-waktu tertentu, sungai-sungai tersebut memiliki tingkat kesulitan yang mungkin bertambah atau mungkin berkurang.
Karena itu, oleh kalangan penggiat arung jeram, di belakang ”class sungai” sering ditambahkan tanda “+” (plus). Misalnya, sungai Citarik yang memiliki tingkat kesulitan III+. Artinya, pada jeram-jeram tertentu sungai citarik memiliki tingkat kesulitan yang setara dengan sungai Class IV.


About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top