KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur penyusun
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisis Tanah tentang “Analisis Sifat Tanah”.
Saya
penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan teman-teman
fakultas pertanian serta
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya tim penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga makalah ini bisa bermanfaat
untuk pembaca.
Medan
, 27 Februari 2016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanah
adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun
dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang
merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi
akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk
wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.Mata kuliah Analisis Tanah makalah ini berjudul
“Analisis Sifat Tanah”.
Tanah
bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya.
Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya.
Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.
Tanah
terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik),
cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah).
Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada
dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air),
maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya,
bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat
menyebabkan tanaman layu.
Penelitian tanah pada
umumnya dimulai dengan oengamatan profil tanah di lapangan. Profl tanah terdiri
dari beberapa horizon tanah yang kurag lebih sejajar dengan permukaan tanah dan
dibedakan satu sama lain atas dasar warna, struktur, tekstur dll.
1.2 MAKSUD DAN
TUJUAN
Maksud dan tujuan dilaksanakannya Mata kuliah
Analisis Tanah ini mengenai “Analisis Sifat Tanah” yaitu agar mahasiswa mengerti dan
memahami tentang sifat yang ada pada tanah yaitu dengan mengamati profil tanah
dengan caramengamati beberapa parameter diantaranya
warna tanah, tekstur, struktur, dan lain-lain.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 KEGIATAN 1 : “ PENGAMBILAN CONTOH TANAH
(BIASA)”
Kajian Teori
Pengambilan contoh tanah biasa atau yang disebut
dengan tanah terganggu ini dilakukan di atas permukaan tanah ataupun pada
lapisan tanah. Pengambilan contoh tanah terganggu ini merupakan sample yang
akan di teliti di Laboratorium, dan pengambilannya dilakukan dekat dengan
lokasi pengambilan tanah utuh.
Cara-cara pengambilan contoh tanah ini
vermacam-macam ada yang dengan cara silang, zig-zag, dan acak.
Tujuan
Pengambilan contoh tanah biasa atau terganggu
ini dimaksudkan sebagai simulasi dimana bobot isinya di sesuaikan dengan
keadaan alami tanah untuk dilapangan.
Alat dan Bahan
Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan contoh tanah
terganggu yaitu :
1. Alat Bor tanah
2. Kantong plastiK
3. Pisau
Cara Kerja
1. Pertama-tama permukaan
tanah dibersihkan dulu dari rerumputan dan sampah-sampah lainnya.
2. Tanah dibor kira-kira
kedalaman 20 cm dari permukaan tanah.
3. Tanah dimasukkan ke
dalam kantong plasrik sebayak 1 Kg.
2.2 KEGIATAN 2 : Pengambilan contoh tanah utuh (
Undisturbed soil sample)
Kajian Teori
Pengambilan contoh tanah
utuh ini dilakukan dekat dengan lokasi pengambilan contoh tanah
terganggu.Karena contoh tanah ini sangat diperlukan dalam penelitian sifat
fisik tanah.Pengambilan contoh tanah utuh ini sangat penting sekali karena
dapat menentukan hal-hal lainnya.Dalam pengambilan contoh tanah utuh ini harus
benar-benar di perhatikan dan jangan sampai ada hal sekecil apapun yang
mengganggu, karena tanah ini harus benar-benar utuh dan asli.
Tujuan
Pengambilan contoh tanah utuh ini dimaksudkan untuk berbagai
analisa sifat fisik tanah, seperti penentuan Bulk Density, dlll.
Alat dan Bahan
1. Ring sample
2. Pisau yang tipis dan tajam
Cara kerja
1. Permukaan tanah yang
sudah dibersihkan dari rerumputan dan sampah di siapkan untuk digali hingga
membuat tangga ke bawahnya.
2. Ring sampel diletakkan pada tanah yang betanda
tanah di samping, bagian runcing pada ring sample simpan di bawah.
3. Tekanlah ring sample itu
pada tanah, sampai tanah terisi penuh pada ring sample dan kira-kira sudah
muncul ke bibir ring, maka penekanan di hentikan.
4. Potong bagian bawahnya
dengan pisau yang tajam kemudian angkat, dan ratakan atas dan bawahnya.
5. Tutup ring sample
tersebut dan simpan pada tempat yang aman, yang tidak mengganggu tanah di
dalamnya
2.3 KEGIATAN3 : “PENENTUAN KANDUNGAN AIR TANAH”
Kajian Teori
Kandungan air tanah ini termasuk hal yang
penting juga, karena kita perlu mengetahui kadar air dalam tanah untuk tanaman
itu berapa jumlahnya. Penetuan kandungan air tanah dapat dilakukan jika kita
sudah memiliki sample tanah utuh.
Kandungan air tanah
dilakukan dengan menggunakan oven sebagai pengering.Hal ini dilakukan setelah
tanah yang ada di dalam ring sample di diamkan selama kuranglebih 2 hari, agar
tanah tidah terlalu basah.
Tujuan
Penentuan kandungan air tanah ini bertujuan agar
kita dapat mengetahui berapa jumlah air yang terdapat pada tanah.
Alat dan Bahan
1.
Tanah pada ring sample
2.
Timbangan analitik
3.
Oven
4.
Tabung Infiltrometer
5.
Timbangan duduk
Cara kerja
1. Timbanglah ring sample
yang kosong terlebih dahulu, kemudian catatlah
2. Timbanglah ring sample
yang berisi tanah utuh yang akan di hitung kandungan air tanahnya. Dan di catat
kembali
3. Setelah tanah pada ring
sample itu di diamkan selama 2 hari agar
tanah itu tidak terlalu basah, kemudian timbang kembali dan catat
4. Masukan tanah pada ring
sample pada oven selama 2 jam, kemudian masukkan pada tabung Infiltrometer,
lalu timabnglah kembali dan catat, lihatlah perbedaan dengan sebelumnya
5. Hitunglah berapa
kandungan air tanah pada contoh tanah utuh tersebut.
2.4 KEGIATAN 4 : “Penentuan Bobot
Isi Tanah (Bulk Density)”
Kajian Teori
Bulk density atau Bobot
isi (B.I) adalah perbandingan antara
massa tanah dengan keadaan kering mutlak dengan volumenya. Tanah yang akan
diamati harus tanah utuh bukan tanah terganggu. Contoh tanah pada ring sample
akan memudahkan dalam penghitungan volume dan bobot isi tanah.
Tujuan
Pengamatan mengenai
bobot isi tanah atau yang disebut dengan Bulk Density dimaksudkan agar kita
dapat mengetahui massa tanah dalam keadaan kering pada rig sample setelah
dilakukan beberapa pengeringan
Alat dan bahan,
1. Ring Sample yang berisi
tanah
2. Oven pengering
3. Timbangan duduk
4. Timbangan analitik
Cara Kerja
1. Contoh tanah utuh yang
sudah dimbil di lapangan dengan kegiatan 2 di atas kemudian ditimbang
seluruhnya ring sample + tanah dengan timbangan duduk, kemudian kurangi
hasilnya dengan berat ring maka kita aka menemukan berat tanah utuh tersebut.
2. Dengan mengetahui
kandungan air tanah pada % berat, kita dapat mengitung berat tanah kering
mutlak.
Hasil Pengamatan
Setelah kita mendapatkan data pengamatan dari kegiatan 2 dan 3,
kita sudah dapat mengitung berat tanah kering mutlak, yaitu
Berat tanah kering udara :
240 gram
Kandungan air tanah (% berat) : 16.45 %
Maka berat tanah kering
mutlaknya adalah
Diameter ring : 7.4 cm
Tinggi ring : 4cm
Jadi isi ring =
4 =171.95 cm3
![](file:///C:\Users\Candra\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
2.5 KEGIATAN 5 : “Penentuan Total
Porositas dan Penyebaran Pori Tanah”
Kajian Teori
Dari kegiatan 2, 3 dan 4, masih berkesinambungan pada kegiatan ke
5 ini, karena dalam penentuan total porositas kita juga harus menentukan Bulk
density dan Particle density terlebih dahulu. Total porositas tanah dalam
keadaan alami dinyatakan sebagai presentase volume total pori yang diisi oleh
udara da air diantara partikel tanah berdasarkan nilai bobot isi dan kepadatan
partikel (particle density).
Tujuan
Tujuan kegiatan ke 5 ini yaitu agar kita
mengetahui porositas dan penyebaran pori pada tanah yang kita amati.
Alat dan bahan
1. Ring sample berisi tanah
utuh
Cara Kerja
1.
Tentukan berat jenis tanah (bulk density) seperti pada kegiatan IV
diatas.
2.
Untuk nilai kepadatan partikel (Particle density) dipakai angka
2.65 (nilai real density)
Hasil Pengamatan
Pori air yang berguna bagi tanaman :
0.2 s/d
8.5 mikron = pori air tersedia
bagi tanaman
8.6
s/d 29.6 mikron = pori drainase
lambat
![](file:///C:\Users\Candra\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Porositas tanah adalah 88.7 %
2.6 KEGIATAN VI : “Penentuan
Kestabilan Agregat Tanah Dengan Metode Pengayakan kering dan Basah”
Kajian Teori
Agregat tanah adalah sejumlah butir-butir primer
tanah.Mekanisme pembentukan agregat-agregat ini merupakan fase penting pada
struktur tanah, karena struktur tanah ditentukan oleh jumlah dan sifat agregat
tanah.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan agregat adalah tekstur, bahan
organik, kation-kation kompleks, kelembaba, faktor biotik, dan
pengolahan tanah.
Tujuan
Kegiatan ke 6 ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui bagaiumana
proses pengayakan untuk menstabilkan agregat tanah, baik pada pengayakan kering
ataupun pengayakan basah.
Cara Kerja
a. Pengayakan Basah
1.
Tanah terganggu yang sudah di
oven sebanyak 50 gram kemudian di tumbuk
2.
Setelah ditumbuk masukkan ke
dalam gelas ukur,
3.
Campurkan air sebanyak 50 ml
pada gelas ukur yang sudah berisi tanah
4.
Kocoklah sampai tanah dan air
bercampur hingga terpisah tanah dengan pasirnya.
5.
Lalu saring dengan pengayak
0.05 mm, saring hingga pasir terlihat,
6.
Kemudian oven selama 15 menit
dengan suhu 150C
Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan ini,
maka setelah pengayakan basah ini dilakukan, maka terlihat jelas antara pasir
dengan yang lainnya.
2.7 KEGIATAN 8 : “Penentuan Warna Tanah Di Lapangan”
Kajian Teori
Warna tanah adalah hal yang dijadikan petunjuk mengenal
sifat-sifat khusus dari tanah yang kita teliti, apabila warna tanah itu gelap
berarti menunjukan tanah itu mengandung bahan organik yang tinggi. Warna tanah
dapat ditentukan dengan membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku
“Munsell Soil Color Chart”, warna dinyatakan dalam 3 satuan yaitu Hue (warna
utama/kilapan), value (nilai, dipengaruhi oleh cahaya), chrome
(kroma/kemurnian)
Contoh:
-Hue value
chrome
5 YR 5/4
Tujuan
Penentuan warna tanah
dilapangan ini bertujuan untuk memudahkan kita menilai keadaan tanah atau sifat
fisik tanah.
Alat dan Bahan
1.
Sample tanah
2.
Buku Munsell soil color chart
Cara Kerja
1.
Ambilah agregat tanah untuk
mewakili tanah perlapisan
2.
Kemudian bandingkan warna tanah tersebut dengan warna-warna yang
terdapat pada buku munsell soil color chart.
3.
Catatlah satuan/kode yang
terdapat pada buku tersebut, kode yang dipakai dalam praktikum ini yaitu 5YR
yang berarti Yellowish red (merah kekuning-kuningan).
4.
Lakukan hal yang sama pada
setiap lapisan.
Hasil pengamatan
Dari hasil pengamatan dan dari 2 model pegambilan tanah yaitu
Model : Bor
Pada lapisan 1 : Motles nya Coklat dengan sedikit bercak abu
Matrix color nya 5YR 4/6
Pada lapisan 2 : Motles nya coklat dengan sedikit bercak merah
Matrix color nya 5YR 5/4
Pada lapisan 3 : Motles nya coklat dengan bercak merah dan abu
Matrix color nya 5YR 3/3
Pada lapisan 4 : Motles nya abu kuning keorenan
Matrix color nya 5YR 6/1
Model :
Profil
Pada lapisan 1 : Motles nya Coklat dengan sedikit bercak abu
Matrix color nya 5YR 5/8
Pada lapisan 2 : Motles nya Coklat sedikit bercak abu
Matrix color nya 5YR 4/8
Pada lapisan 3 : Motles nya banyak merah
Matrix
color nya 5YR 7/8
Pada lapisan 4 : Motlesnya lebih banyak merah
Matrix color nya
5YR 7/2
Pada lapisan 5 : Motles nya abu-abu banyak merah
Matrix color nya 5YR 6/0
Pada lapisan 6 : Motles nya biru kehitam-hitaman ada banyak bercak
kuning
Matrix color nya 5YR 4/0
Pada lapisan 7 : Motles nya biru abu kehitaman ada banyak bercak
kuning
Matrix color nya 3/1
KEGIATAN 9 : “Penentuan Kelas Tekstur Tanah Di Lapangan”
Kajian Teori
Dalam hal ini penetapan kelas tekstur dilapangan tentunya tak
seteliti analisis di laboratorium, tetapi setidaknya ini cukup membantu untuk
mengetahui kelas tekstur tanah walaupun misalnya ada yang kurang tepat, paling
tidak mendekati yang sebenarnya. Dalam penetapan kelas tekstur ini diperlukan
pengalaman dan perasaan yang tajam, yang peka akan kelas tenah tersebut.
Perhatikanlah hal-hal berikut ini :
Kekasaran
|
Kelicinan
|
Kelengketan
|
Kelas tekstur
|
Tidak kasar atau agak kasar
|
Tidak licin
|
Sangat lengket dan plastis
|
Liat
|
Cukup licin seperti sutra
halus
|
Sangat lengket dan plastis
|
Liar Berdebu
|
|
Cukup lengket dan plastis
|
Lempung liat berdebu
|
||
Sangat licin dan seperti
sutra
|
Sedikit sekali lengket dan
plastis
|
Debu
|
|
Sangat licin dan seperti
sutra
|
Hamper tidak lengket dan
plastis
|
Lempung berdebu
|
|
Agak kasar sampai cukup
kasar
|
Sedikit licin
|
Cukup lengket dan cukup
plastis
|
Lempung berliat
|
Cukup kasar
|
Tidak licin
|
Sangat lengket dan plastis
|
Liat berpasir
|
Cukup kasar
|
Tidak licin
|
Sangat lengket dan plastis
|
Lempung berpasir
|
Cukup kasar
|
Agak licin
|
Agak lengket dan plastis
|
Lempung
|
Sangat kasar
|
Tidak licin
|
Tidak lengket dan plastis
|
Lempung berpasir
|
Sangat kasar sekali
|
Tidak licin
|
Tidak lengket dan plastis
|
Pasir
|
Liat : Lengket
Debu : Licin / mengkilap
Pasir : Kasar
Tujuan
Penetapan kelas tektur ini
bertujuan umtuk membedakan antara lapisan-lapisan tanah, juga melatih kepekaan.
Alat dan bahan
1.
Bor tanah
2.
Air
Cara kerja
1.
Ambil sedikit tanah
perlapisan letakan pada tangan, percikkan sedikit air, rasakan adanya kasar atau licin atau lengket serta
lihat apakah ada kilatan-kilatan.
2.
Catatlah hasil pengamatan
tersebut.
Hasil pengamatan
Dari hasil ptraktikum
analisis mengenai kelas tekstur tanah yaitu
Model : Profil
Lapisan 1 : Liat
berpasir
Lapisan 2 : Liat
berdebu
Lapisan 3 : Liat
berdebu
Lapisan 4 : Liat
Lapisan 5 : Liat
Lapisan 6 : Liat
Lapisan 7 : Liat
Model : Bor
Lapisan 1 : Liat
berdebu
Lapisan 2 : Liat
berdebu
Lapisan 3 : Liat
berdebu
Lapisan 4 : Liat
berdebu
Dari hasil mata kuliah
analisis tanahini kita sudah tahu bagaimana proses menentukan kelas tekstur
tanah dengan cara menggunakan perasaan dan kepekaan serta pengalaman.
2.9 KEGIATAN 10 : “Pengukuran
Laju Infiltrasi Tanah”
Kajian Teori
Infiltrasi adalah
gerkan air secara vertical sampai daerah perakaran, alat pengukur infiltrasi
yaitu infiltrometer.kecepatan infiltrasi dinyatakan dalam sejumlah air yang
masuk ke dalam tanah melalui permukaan tanah dengan kecepatan per satuan
waktu.Data kecepatan iniltrasi itu
menentukan jumlah air di permukaan dan air yang hilang lainnua.
Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini,
kita dapat mengetahui daya serap tanah terhadap air yang dapat diukur dengan
alat yang bernama infiltromeer
Alat dan
bahan
1.
Double ring infiltrometer
2.
Stopwatch
3.
Buku catatan + alat tulis lainnya
4.
Air + ember
5.
Tongkat pengukur
6.
Pelampung diatas air
Cara kerja
1.
Double ring infiltrometer
yang sudah di pasang dipermmukaan tanah kemudian di isi air.
2.
Pasang start pada stopwatch, mulailah menghitung setelah 1 menit
atau 60 detik.
3.
Lihatdan catat data awal dan
setelah 60 detik, kemudian terus berulang sampai dengan keadaan stabil.
Hasil Pengamatan
Dibawah
ini merupakan data hasil pengamatan infiltrasi dari kelompok 1, 2 dan 3.
Percobaan ini dilakukan 1 menit / waktu pengulangannya.
kelompok 1
|
kelompok 2
|
Kelompok 3
|
|
waktu 1
|
6 - 8,5 cm
|
6 - 12 cm
|
5 - 14 cm
|
waktu 2
|
8,5 - 10 cm
|
12 - 15 cm
|
14 - 18 cm
|
waktu 3
|
10 - 11,5 cm
|
-
|
18 - 20 cm
|
waktu 4
|
11,5 - 12.5 cm
|
-
|
-
|
waktu 5
|
12.5 - 13.4 cm
|
-
|
-
|
waktu 6
|
13.4 - 14 cm
|
-
|
-
|
waktu 7
|
14 - 15,2 cm
|
-
|
-
|
waktu 8
|
15.2 - 15.9 cm
|
-
|
-
|
waktu 9
|
15,9 - 16,4 cm
|
-
|
-
|
waktu 10
|
16.4 - 16.8 cm
|
-
|
-
|
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan laju infiltrasi setiap
kelompok berbeda-beda walaupun dari segi waktu itu sama yaitu 60 detik, itu
karena pori-pori yang ada pada tanah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari
data-data pengamatan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ketelitian itu sangat penting dalam proses . Pemilihan
profil untuk pengambilan contoh tanah harus benar-benar diperhatikan, harus
mewakili suatu daerah.
Pada mata kuliah analisis ini kami hanya mengamati sifat-sifat
fisik tanah, sedangkan untuk pengamatan sifat-sifat kimia tanah hanya dapat
dilakukan di laboratorium. Sesuai dengan prosedur bahwa pengamatan sifat-sifat
fisika tanah dapat dilakukan langsung di lapangan.
Setelah kita mengamati setiap kegiatan, di mulai dari
kegiatan pertama kita bisa menghitung untuk kegiatan berikutnya, begitu
seterusnya sampai dengan kegiatan akhir
Saran
Dalam pengamatan profil tanah harus
dilakukan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam pengklasifikasian.
Pengamatan terhadap keadaan lingkungan pada saat pengamatan profil harus
memperhatikan kondisi lapangan saat itu. Kondisi lapangan harus diperhatikan
karena dapat mempengaruhi hasil pengamatan dan akhirnya juga mempengaruhi hasil
klasifikasi tanah pada profil tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Demikian
laporan mata kuliah analisis tanah yang berjudul “Analisis Sifat Tanah” yang
telah saya buat.Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan penilaian mata kuliah
Analisis Tanah.Mohon maaf apabila dalam
laporan ini terdapat banyak kekurangan, karena keterbatasan data dan lain
sebagainya, saya ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
terlaksananya tugas Analisis Tanah ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya bagi diri saya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/profil-tanah/
akses 1 april 2011
Post a Comment