Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Author
Title: PERENCANAAN USAHA TANI AGROWISATA KEBUN JERUK KECAMATAN SIMPANG 4 KABUPATEN KARO
Author: Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS )
Rating 5 of 5 Des:
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI.............................................................................................. i KATA P...
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang...................................................................................... 1
Tujuan ..................................................................................................  3
Manfaat................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4
Tinjauan Teoritis.................................................................................... 4
Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................................... 6
METODE PELAKSANAAN................................................................... 7
Lokasi dan Waktu................................................................................. 6
Metode Pengumpulan Data.................................................................. 6
Tahapan kegiatan.................................................................................. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 7
Gambaran Umum Agrowisata.............................................................. 7
Kondisi Usahatani/Sarana  Produksi.................................................... 10
Analisis................................................................................................. 16
KESIMPULAN dan SARAN................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 19


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral ataupun material sehingga penulis eapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu saya mengharapakan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya selaku penulis dan umumnya bagi para pembaca.












                            Penyusun,

                                                                                                                      Nurhabli Ridwan




BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
            Jeruk (Citrus. Sp) adalah tanaman yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan dinegara-negara tropis Asia lainnya. Sebab tanaman jeruk memang berasal dari negara-negara        tropis Asia, termasuk diwilayah Indonesia. Maka tidak mengherankan  kalau orang-orang dari Eropa tertarik terhadap jeruk Indonesia dan kawasan Asia umumnya.Di Indonesia sejarah tanaman jeruk tidak begitu dikenal. Tanaman jeruk yang ada sekarang ini adalah merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda.Mereka mendatangkan jeruk-jeruk manis dan keprok dari Amerika, italia.  Namun sampai sekarang beberapa jenis jeruk siam, jeruk garut, dan jeruk batu. Dalam usaha Hortikultura dikenal tiga tingkatan, yaitu : Tingkat ilmiahnya, tingkat keseniannya dan tingkat usahanya. Tingkat ilmiahnya menyangkut bidang penelitian atau pengetahuan tentang pembiakan, pembuahan, peningkatan mutu, peningkatan hasil, penyimpanan, pengolahan, pembasmian hama dan penyakit, tingkat keseniannya berbentu keterampilan menyemai, memindahkan,         mencangkok,   okulasi, pemangkasan, pemeliharaan dan sebagainya. Kebutuhan konsumen yang cukup tinggi akan tanaman hortikultura menyebabkan usaha pengadaan bibit tanaman hortikultura terutama pada tanaman jeruk, umumnya dilakukan secara vegetatif. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya, memperbaiki sifat tanaman dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat (Sunarjono,1987).
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura penting yang permintaannya cukup besar dari tahun ke tahun dan paling menguntungkan untuk diusahakan. Data dinas pertanian Sumut menunjukkan luas panen tahun 2008 mencapai 13.090 hektar dan pada tahun 2009 menjadi 12.086 hektar. Sementara total produksinya sebesar 858.508 ton,dan menurun pada tahun 2009 yaitu sebesar 728.796 ton per hektar. Kondisi tersebut menunjukan terjadinya penurunan total produksi jeruk di Sumatera Utara sebagai salah satu daerah produksi jeruk terbesar di Indonesia. Sedangkan data produksi jeruk nasional berkisar 17 – 25 ton/hektar dari potensi 25 - 40 ton/hektar  (Departemen Pertanian, 2009).
Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah sentra produksi buah jeruk di Sumatera Utara. Jeruk memiliki prospek dan potensi pasar yang sangat baik di dalam maupun di luar negeri, maka pengusahaan komoditas tersebut memerlukan peningkatan baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas. Sampai saat ini produktivitas jeruk di Indonesia masih rendah. Rendahnya produktivitas tersebut antara lain disebabkan oleh gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) (Direktorat Perlindungan Hortikultura, 1996).
Komoditi buah-buahan di Kabupaten Karo termasuk komoditi unggulan. Kabupaten Karo merupakan sentra produksi komoditi jeruk. Varietas jeruk yang ditanam di Kabupaten Karo sekarang ini adalah washington, sunkist, padang, siam madu dan sebagainya. Pada tahun 2010, produksi jeruk di Kabupaten Karo mencapai 890 ribu ton. Selain jeruk, Karo juga menghasilkan buah-buahan lain seperti mangga, alpokat, pisang dan marquisa (BPS Kabupaten Karo, 2011)

            Sebelum bergerak lebih jauh, institusi pembenihan perlu pemantapan langkah-langkah seperti perbaikan, penambah sarana kantor dan penambahan serta pemeliharaan serta penambahan sarana pembenihan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kerja dan mengantisipasi kedepan yang akan dijadikan tempat wisata agro benih serta untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pengunjung. Disamping pengembangan kelembagaan tani seperti penangkaran benih melalui pembinaan teknik produksi benih. Prospek agribisnis jeruk di Sumatera Utara terutama di Kabupaten Karo cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Kabupaten karo merupakan sentra produksi komoditi jeruk. Varitas jeruk yang ditanam di Kabupaten karo sekarang ini adalah jenis Siam, Washington, Sunkist, Padang, Siam madu dan sebagainya. Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk maniss dan keprok dari Amerika dan Itali,
            Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi               : Spermathophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Rutales
Keluarga          : Rutaceae                                 
Genus              :Citrus
Spesies            : Citrus sp.      
Usahatani jeruk di Kabupaten Karo terus mengalami perkembangan dengan beragam introduksi teknologi dan cara pengelolaan yang dinilai lebih baik dalam arti meningkatkan produksi dan produktivitas. Orientasi produksi yang kuat mendorong petani Karo secara aktif melakukan pemupukan dan penyemprotan tanaman secara teratur. Usahatani jeruk memiliki tiga komponen biaya yang cukup besar yaitu komponen pupuk (organik maupun buatan), pestisida dan komponen tenaga kerja mencakup pemeliharaan, panen dan pasca panen.

                                          
1.2     Tujuan Praktikum
1.      Tujuan umum
a.  Untuk menganalisis Perencanaan Usaha Tani Agrowisata Kebun Jeruk di Simpang 4 Kabupaten Karo
b.       Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah untuk diterapkan dilapangan serta dapat menambah pengetahuan.
c.      Dapat mengamati, memahami dan menganalisa semua permasalahan yang ditemukan dilapangan serta berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut.

2.      Tujuan khusus
                        Diharapkan setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui dan memahami keadaan serta permasalahan yang ada dilapangan khususnya permasalahan yang ada di Perkebunan Jeruk Tanah Karo.

1.3       Manfaat Praktikum

untuk memperoleh informasi tentang Perencanaan Usaha Tani Agrowisata Kebun Jeruk di Simpang 4 Kabupaten Karo dan sebagai laporan kegiatan praktikum Mata Kuliah Agrowisata















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Tinjauan Teoritis
            Tinjauan usaha tani mempunyai tujuan dalam mengetahui besar pendapatan petani yang dianalisa ini akan menyatakan bahwa usaha tani yang dilakukan layak untuk dijalankan dalam arti yang menguntungkan atau merugikan. Menurut Soeharjo dan Patong (1977), suatu usaha tani dikatakan sukses jika situasi pendapatan  memenenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a.       Cukup untuk membayar semua pembelian sarana produksi termasuk biaya angkutan dan biaya administrasi yang melekat pada pembelian tersebut.
b.      Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, termasuk pembayaran sewa tanah dan pembayaran dana depresiasi modal.
Pangkal tolak dari hal tersebut diatas, maka untuk mencapai suatu keberhasilan dalam usahatani         penerimaan harus lebih besar dari pengeluaran. Maksudnya adalah bahwa pendapatan harus mampu menutupi seluruh biaya produksi.
A.      Penerimaan
    
Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi secara fisik terhadap harga jual yang berlaku. Harga dari suatu produk merupakan faktor yang paling menentukan untuk permintaan atas produk tersebut. Namun dalam kenyataannya masih banyak usaha tani yang belum mampu menetapkan harga, sebaliknya mengetahui terlebih dahulu besarnya biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk, karena besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu yang menentukan besarnya harga pokok dari produk yang dihasilkan (Soeharjo dan Patong, 1977).

B.     Biaya
                 Biaya adalah semua pengeluaran yang harus dikeluarkan produsen untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan penunjang lainnya yang akan didaya gunakan agar produk-produk tertentu yang telah direncanakan dapat terwujud dengan baik (Kartasapoetra, 1987).
                 Dalam usaha tani, biaya memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, dimana besar kecilnya biaya yang telah dikeluarkan dalam berproduksi akan menentukan besar kecilnya harga produk yang dihasilkan.

                 Menurut Mubyanto (1987), bahwa bentuk biaya dapat dibagi atas tiga bagian yaitu :
1.      Biaya tetap, adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari jumlah produksi serta tidak habis dalam satu musim tanam seperti tanah, perakitan dan pajak yang telah ditetapkan.
2.      Biaya variabel, adalah biaya yang jumlahnya tergantung dari besarnya jumlah produksi serta habis dalam satu produksi serta habis dalam satu kali musim tanam seperti benih, pupuk dan obat-obatan.
3.      Biaya kotor, yaitu jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.

     Selanjutnya Soekartiwi (1995), menyatakan bahwa penggolongan biaya produksi dilakukan berdasarkan sifatnya. Biaya tetap adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi, sedangkan petani harus tetap membayarnya berapapun jumlah komoditi yang dihasilkan usahataninya. Biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah, biaya ini adalah adanya suatu barang yang diproduksi.

     Biaya yang diamati dalam praktek lapang di Kebun Jeruk Kecamatan Simpang 4 Kabupaten Karo terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetapnya yaitu biaya sarana produksi yang diliputi biaya batang atas, pupuk, pestisida, polibag, gunting, pisau okulasi, plastic pembalut, cangkul, gerobak, sekop, media (tanah, sekam, pupuk kandang), pupuk anorganik. Sedangkan biaya variabelnya yaitu biaya tenaga kerja dan listrik, jadi yang dilihat dalam praktek lapang ini adalah merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.

C.      Pendapatan
                
Pendapatan dalam usahatani merupakan selisih yang dikeluarkan dengan penerimaan yang diperoleh dalam suatu kegiatan untuk mendapatkan produksi dilapangan pertanian (Soeharjo dan Patong, 1997). Karena dalam kegiatan seorang petani bertindak sebagai pengelola, sebagai penanam modal pada usahanya, maka pendapatan ini dapat digambarkan sebagai balas jasa kerja factor-faktor produksi yang biasanya dihitung dalam jangka waktu tertentu.

                 Selanjutnya pendapatan yang diterima oleh petani akan dipengaruhi oleh besarnya usahatani sebagai perusahaan, tingginya dari hasil tanaman efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja, alat-alat dan modal pembagian suatu cabang usaha tani, serta cara pemasaran dan pendidikan petani.
                 Mubyanto (1987), mengemukakan bahwa tujuan utama usaha tani sebagai perusahaan keluarga adalah pendapatan keluarga yang terbesar serta bagian hasil pertanian tersebut untuk diperlukan oleh keluarga, dalam pengelolaan usaha tani tujuannya untuk meningkatkan produksi.


2.2  Tinjauan Penelitian Terdahulu
Menurut Asmidah (2013), dalam skripsinya yang berjudul “ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran Jeruk Manis Di Pasar  Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara” menyatakan bahwa penawaran  jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya  penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana Fhitung (50,629) > F-Tabel (2,975) pada = 5%. Dengan taraf kepercayaan 95% secara  parsial variabel harga beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata terhadap  jumlah penawaran jeruk manis. Sedangkan keuntungan dan variabel biaya penjualan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk manis. Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen,  pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-Hitung (35,388) > F-Tabel (2,975) pada = 5%.











BAB III
           
METODE PELAKSANAAN
 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
            Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Jeruk Kecamatan Simpang 4 Kabupaten Karo. Praktikum ini berlangsung selama 1 hari, tanggal 6 Desember 2015.

3.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan praktikum, pengumpulan data dan informasi dilakukan empat metode, yaitu :
1.      Metode wawancara
            Wawancara dilakukan dengan pimpinan, staf teknis dan pekerja
lapangan Kebun Jeruk Kecamatan Simpang 4 Kabupaten Karo untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.
2.      Metode observasi
Observasi dilakukan untuk melihat dan meninjau secara langsung keadaan dan kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Jeruk Kecamatan Simpang 4 Kabupaten Karo.
3.      Metode Praktek Lapang
Mahasiswa dituntut untuk dapat mempraktekan secara langsung dilapangan.
4.      Studi Kepustakaan
Mencari data-data yang diperlukan melalui pustaka-pustaka untuk menunjang informasi yang diperoleh dilapangan serta mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan.

 3.3 Tahapan kegiatan
Dalam pelaksanaan praktikum, Tahap kegiatan dilakukan tiga tahapan, yaitu :
1.      Melaksanakan Survey Lokasi
            Survey lokasi dilakukan dengan pimpinan, staf teknis dan pekerja
lapangan Kebun Jeruk Kecamatan Simpang 4 Kabupaten Karo untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.
2.      Melaksanakan Analisis
            Analisis dilakukan untuk mendata semua kegiatan yang dilakukan selama praktikum berlangsung.
3.      Melaksanakan Pelaporan
         Mahasiswa yang selesai praktikum membuat pelaporan dari hasil praktikum di lapangan
BAB IV
           
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Agrowisata
Foto Bersama Dosen Agrowisata FP UMA, Mahasiswa FP UMA dan Pemilik Kebun Jeruk
 
Mahasiswa dan Dosen melakukan wawancara kepada Pemilik Kebun
 
Kondisi Kebun Jeruk
 
Tanaman Kopi yang berada di kebun jeruk
 
 




4.2 Kondisi Usaha Tani
A.IKLIM
Tanaman jeruk manis, juga jeruk lainnya, dapat ditanam di daerah anatara 40 derajat LS. Namun, tanaman jeruk paling banyak terdapat di daerah 20 derajat -  40 derajat LU dan 20 derajat -  40 derajat LS. Disekitar laut tengah, daerah 44 derajat LU, masih merupakan daerah yang cocok untuk tanaman jeruk. Di daerah subtropis, tanaman jeruk ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl. Sedangkan di daerah katulistiwa sampai ketinggian 2.000 m dpl. Didaerah subtropis, produksi jeruk lebih tinggi dari daerah tropis. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh iklim yang berbeda atau karena faktor-faktor lain yang dilakukan lebih insentif, seperti pemupukan, pengairan, pengendalian hama penyakit dan lain-lain.
Produksi jeruk di daerah subtropis bisa mencapai 36-40 ton per hektar, sedangkan di daerah tropis hanya mencapai 13 - 22 ton per hektar. Daerah Sumatera Utara termasuk daerah tropis, cocok untuk tanaman Jeruk.
a.Temperatur
Aktivitas pertumbuhan jeruk akan sangat kurang bila temperatur kurang dari 13 derajat celcius tetapi masih bisa bertahan pada temperatur lebih dari 38 derajat celcius. Temperatur optimal untuk pertumbuhan jeruk 25 derajat celcius dan 30 derajat celsius. Diatas dan dibawah temperatur optimal, pertumbuhannya akan berkurang. Apabila temperatur diatas 38 derajat celcius atau dibawah 13 derajat celcius kemungkinan pertum-buhannya akan terhenti. Namun, ada juga tanaman jeruk yang masih bisa bertahan sampai temperatur 50 derajat celcius atau sedikit dibawah 0 derajat celcius.

Jumlah panas tidak merupakan ukuran yang penting, kecuali ditempat yang tinggi. Waktu yang diperlukan untuk pertum-buhan dan masknya buah di daerah tropis lebih pendek bila dibandingkan dengan di daerah subtropis. Kultivar cepat yang di daerah subtropis buahnya masak dalam waktu 8 bulan, di daerah tropis menjadi 6 bulan, sedangkan kultivar lambat di daerah subtropis buahnya masak dalam waktu 11 bulan, di daerah tropis menjadi 7 bulan.

b.Sinar Matahari
Tanaman jeruk memerlukan sinar matahari yang penuh, bila terlindung akan berkurang produktivitasnya. Penurunan produksi ini bisa mencapai separo bagian dari tanaman yang tak terlindungi. Sinar matahari mempunyai peranan penting dalam kehidupan tanaman jeruk. Sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan zat-zat organik dalam daun yang biasanya kita sebut fotosintesa atau asimilasi karbon. Tanaman memerlukan tenaga matahari untuk pertumbuhan normal, perkembangan buah dan lainnya. Tanah yang subur juga memerlukan sinar matahari yang cukup. Intensitas sinar matahari ditentukan oleh sinar langsung dan sinar pantulan dari sekitarnya. Derajat intensitas sinar tergantung dari letak geografis, ketinggian dari permukaan laut, ada atau tidak adanya awan, dan lamanya penyinaran. Reaksi tanaman terhadap periode dan lamanya penyinaran disebut fotoperiodisme.

Sinar yang tersebar mempunyai peranan penting dalam fotosintesa karena bekerja-nya bisa lebih lama daripada sinar langsung. Sinar yang tersebar dapat masuk ke dalam tajuk tanaman dari segala penjuru sehingga tersedia bagi semua daun untuk otosintesa. Bagian luar tajuk tanaman mendapat sinar 5 - 14 kali lebih banyak dibandingkan dengan bagian dalam tajuk. Oleh karena itu, cabang dalam seringkali ada yang mati atau mudah terserang penyakit karena kekurangan sinar matahari. Semakin tinggi suatu tempat, maka makin bertambah pula intensitas sinar. Oleh karena itu tanaman jeruk yang ditanam di daerah pegunungan akan mempunyai aroma yang baik, warna lebih cerah, dan lebih banyak mengandung gula bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada ketinggian lebih rendah, untuk varietas yang sama.

Tanaman yang ditanam terlalu rapat maka cabangnya tumbuh cenderung menuju ke atas. Makin bertambah umur tanaman jeruk makin banyak pula memerlukan sinar dan makin kurang tahan bila terlindung. Bila terlalu rimbun, perlu dilakukan pemangkasan cabang tanaman yang tak berguna. Di daerah tropis, lamanya penyinaran setiap bulan boleh dikatakan hampir sama, yaitu 12 jam, atau anatara 11 dan 13 jam. Kemungkinan, dengan adanya perbedaan lamanya penyinaran, menyebabkan perbedaan kualitas kecepatan pertumbuhan dan lain-lain. Lamanya panjang hari dari fajar sampai senja, mungkin banyak pengaruhnya terhadap pembuangan. Biasanya, tanaman dibedakan menjadi tanaman hari pendek, hari netral, dan hari panjang.

             Didaerah subtropis, tanaman jeruk manis pada umumnya ditanam didaerah yang lebih rendah. Sebagai contoh di daerah California, jeruk ditanam didaerah dengan ketinggian kurang dari 700 m, di Spanyol kurang dari 250 m, sedangkan di Indonesia banyak ditanam di daerah yang tinggi, misalnya di Kabanjehe, Ngablak, Tawangmangu yang tingginya lebih dari 1.000 m ( pracaya, 2000 ).

c. Curah Hujan, Air, dan Kelembaban
                Air merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman jeruk manis, pembentukan buah, fotosintesa, dan lain-lain. Air juga sebagai komponen semua jaringan tanaman. Kandungan air pada daun dan tunas sekitar 50-75%, pada buah lebih kurang 85% dan pada akar kira-kira 60-85%. Air melarutkan unsur hara dan membawanya ke seluruh tubuh tanaman dan aktivitas kehidupan sel-sel dalam semua jaringan tanaman.

               Bila tidak ada irigasi ( pengairan ) maka sumber air berasal dari curah hujan. Masa kering menuntun terbentuknya kuncup bunga, kemudian pada musim hujan akan berbunga dan berbuah. Tanaman jeruk memerlukan cukup air, kerpeluan air yang terbanyak yaitu pada waktu mulai berbungan, terbentuk buah, dan membesarnya buah. Bila udara kering lalu turun hujan, maka kelembaban menjadi tinggi. Hal ini mengakibatkan buah menjadi retak. Curah hujan sekurang-kurangnya 700 m setiap tahun, yang baik bila merata. Walaupun curah hujan 1.250 - 1.850 mm tetapi kalau turunya tidak merata, maka perlu ada tambahan pengairan. Bila hujan terlalu banyak mungkin juga akan timbul penyakit ( misalnya jamur upas ), atau terganang terlalu lama sehingga tanaman bisa mati.

              Bila ada pengairan yang cukup, warna cukup bagus pada waktu telah masak walaupun masih menggantung di pohon terutama pada waktu siang panas dan malam dingin. Sedangkan di daerah yang bulannya selalu basah walaupun basah sudah masak, warnanya masih tetap hijau. Curah hujan ideal bila merata sepanjang tahun yang berkisar 1.000 mm sampai 2.000 mm, karena bisa memelihara kelembaban tanah sepanjang tahun pada kebun jeruk.
B.TANAH
              Tanaman jeruk manis ditanam diberbagai jenis tanah, dari tanah pasir kasar sampai tanah liat berat. Tanah tidak boleh tergenang air. Didaerah yang tergenang air harus segera dikeringkan, atau menanamnya pada tanah yang ditinggikan. Drainase yang baik sangat perlu untukmemperoleh hasil yang tinggi. Tanah yang baik untuk tanaman jeruk yaitu bila berasal dari endapat yang subur, cukup dalam dan tidak beragam. Walaupun tanaman jeruk bisa ditanam ditanah berat, tetapi lebih baik bila ditanam di tanah ringan sampai sedang, yang erasi ( peredaran udara ) cukup baik, gembur, cukup dalam, air bisa merembes, dan cukup bahan organik.

               Tanaman jeruk tidak mempunyai banyak akar rambut atau boleh dikatakan tidak mempunyai akar rambut. Oleh karena itu, tanah tempat tumbuhnya harus cukup humus atau bahan organik ( kompos, pupuk kandang, pupuk hijau).Struktur fisik tanah sangat penting, tanah harus bisa mengikat dan merembeskan air, jangan sampai tanah tergenang. Akar tanaman jeruk memerlukan cukup oksigen, maka erasi tanah sangat penting.

              Tanaman jeruk manis yang ditanam pada tanah yang cukup bahan organik sampai lapisan dalam lebih dari 50 cm, akan lebih cepat besar pertumbuhannya. Tanaman jeruk sangat sensitif bila tanah banyak mengandung garam. Di Indonesia tanaman jeruk bisa hidup baik pada pH 5-6. Bila pH terlalu rendah, tanah ditambah kapur atau dolomit ( dolomit yaitu campuran karbonat dan magnesium karbonat ).
Pengolahan Tanah
Bila tempat tanam telah ditetapkan dan syarat-syarat yang diperlukan telah terpenuhi bisa dimulai mengadakan persiapan sebagai berikut :
  1. Tanah dibersihkan dari tanaman-tanaman penggangu. Semak, Alang-Alang, Rumput, dan Gulma.
  2. Selanjutnya buatlah batasan-batasan dengan sebilah bambu ( patok ) untuk menentukan tempat tanam. Dalam pembagian ini diperhitungkan juga pembagian jalan kontrol ( bila luas areal tanah 1 ha dibagi menjadi 4 ). Bila pembuangan air tidak lancar, buatlah selokan-selokan pembuangan air. Ini penting, terutama untuk tempat-tempat yang cekung dan keadaaan tanahnya liat.
  3. Bila bibit yang digunakan berakar panjang, usahkan agar tanah digembur-gemburkan lebih dalam. Tapi bila bibit yang digunakan berakar dangkal ( cangkokan, stek), usahakan agar tanah digemburkan secara meluas.
  4. Pada tanah yang letaknya tinggi serta sedang sebaiknya ditanam bibit okulasi, sedang pada areal yang air tanahnya tidak dalam penggunaan bibit cangkokan adalah sangat tepat.
  5. Bila tanah tempat areal tanam tidak banyak mengandung humus, kondisi tanah terlalu kurus dan liar, sebaiknya ditanami dulu dengan tanaman pupuk hijau selama 1 - 2 tahun. Setelah itu batang dan daun dibenamkan, agar tanah menjadi lebih subur.
  6. Setelah tanah selesai dikerjakan, mulailah diajir. Pada tempat yang akan ditanami pohon ditancapkan sebuah diperlukan. Cara-cara memasang yang terpenting harus sama jaraknya dan harus berderet lurus. Aturannya ada dua macam, yaitu bujur sangkar atau segitiga.
  7. Setelah jalan induk, jalan kontrol, dan tempat air rampung diatur, dimulailah pembuatan lubang-lubang tempat penanaman. Lubang dibuat 3 -  4 minggu sebelum bibit ditanam.

Pembuatan lubang penanaman
             Saat tanam yang baik untuk menanam bibit jeruk adalah pada permulaan musim hujan. Bisa juga penanaman dilakukan menjelang akhir musim hujan, tetapi resikonya orang harus rajin menyirami bibit mudah setiap hari agar tidak mati kekurangan air pada musim kemarau. Waktu terbaik untuk mulai mengerjakan tanah adalah pada bulan Juni - Agustus. Besarnya lubang minimal 60 x 60 x 60 cm. Lebih besar lebih baik, umpamanya 80 x 80 x 70 cm atau 1 x 1 x 0,5 m. Penggalian lubang jangan terlalu dalam, pengaruhnya kurang baik ( me-rugikan), karena akan tanaman akan mengumpul di lapisan yang dalam dan lapisan atas kurang.

               Sedangkan perakaran di lapisan atas sangat diperlukan peredaran hawa di lapisan ini lancar, serta pemupukan pun bisa di-kerjakan lebih mudah. Selain itu lubang penanaman yang terlalu dalam sering menarik air dari tanah sekelilingnya, hal itu akan merusak akar tanaman dan menghambat pertumbuhannya. Lubang tanaman dibuat dengan cara menggali lubang. Tanah bagian atas yang subur ( berwarna kehitam-hitaman) dipisahkan dari tanah bawah. Tanah atas dibuang disebelah kiri, tanah bawah ke sebelah kanan. Selanjutnya lubang dibiarkan menganga terjemur matahari 2 - 4 minggu lamanya.

               Tanah bagian bawah dimasukkan dalam lubang, letaknya tetap dibawah seperti semula. Sedangkan tanah bagian atas, sebelum dimasukkan dalam lubang dicampur dulu dengan 2 - 3 kaleng pupuk kandang/kompos ditambah 1,5 kg pupuk fosfat. Dalam keadaan serupa ini bibit jeruk belum boleh ditanam. Setelah tanah turun kembali, hingga muka tanah diatas lubang sedikit lebih tinggi dari pada tanah disekelilingnya, barulah bibit pohon ditanam.

               Saat tanam yang baik untuk menanam bibit jeruk adalah pada permulaan musim hujan. Sebelum bibit ditanam, tanah dalam lubang hartus betul-betul basah dari atas sampai kebawah. Lubang digali yang lebar dan dalamnya sesuai dengan akar seluruhnya. Bila bibit terletak dalam keranjang persemaian. Keranjangnya harus dilepas terlebih dahulu, dan selain itu perakarannya juga harus diperiksa. Bibit yang akarnya berbelit-belit dan melingkar-lingkar jangan smapai dipakai. Sebab akan menggangu pertumbuhan tanaman nantinya. Atau kalau hendaknya dipakai, letak akar dibenarkan dan diluruskan arah pertumbuhannya. Bila ada akar yang panjangnya melelbihi batas lubang akar, sebaiknya dipotong saja kelebihannya.

                 Janganlah menanam terlalu dalam, tapi jangan pula terlalu dangkal. Batas akar dengan batas sama tinggi dengan permukaan tanah. Labih-lebih untuk bibit okulasi. Jangan sampai tanah melampaui tatau menutupi batang okulasinya. Untuk menghindari adanya rongga-rongga antar akar dan tanah, siramlah tanah dengan air sebanyak mungkin. adanya rongga dalam tanah akan mengakibatkan akar mengering ( akar jeruk sangat halus ), sehingga seluruh pohon bisa mati sebelum tumbuh. Setelah itu tanah dipadatkan dengan tangan.

                  Setelah selesai menanam, sekitar bibit tanaman diberi jerami kering guna melindungi tanah agar tidak kering oleh panas sinar matahari atau mengeras padat karena terkena siraman air hujan. Lebih bagus lagi kalau jauh sebelumnya telah disiapkan bahan perlindungan yang terbuat dari bumbu dengan atap alang-alang, daun nipah atau kelapa.



4.3 Analisis
Usahatani jeruk di Kabupaten Karo terus mengalami perkembangan dengan beragam introduksi teknologi dan cara pengelolaan yang dinilai lebih baik dalam arti meningkatkan produksi dan produktivitas. Orientasi produksi yang kuat mendorong petani Karo secara aktif melakukan pemupukan dan penyemprotan tanaman secara teratur.
Kabupaten karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Sumatra Utara yang memiliki potensi tidak kalah baik dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Dengan dilakukan nya pengembangan buah jeruk di kabupaten karo, akan memberikan dampak positif bagi pariwisata di kabupaten karo, dimana tidak hanya untuk melihat potensi tanaman jeruk nya, tetapi dapat sekalian menikmati pariwisata nya. Hal ini menyebabkan kedua nya saling menguntungkan, sehingga potensi pengembangan buah jeruk ini membuat pariwisita di kabupaten karo juga semakin meningkat.
Macam-macam tempat wisata di kabupaten karo yaitu :
1.      Panorama/ Keindahan alam ( panorama doulu, Sipiso-piso, Gundaling)
2.      Danau (Danau Toba dan Lau Kawar)
3.      Gunung Berapi (Sibayak dan Sinabung)
4.      Air panas alam ( Debuk-debuk)
5.      Atraksi Budaya (Desa Budaya Lingga, Dokan, Peceren)
6.      Peninggalan Sejarah ( Puntungan Meriam Putri Hijau)
7.      Agro Wisata (Kebun jeruk, bunga dll)










KENDALA DAN TANTANGAN

            Kendala dan tantangan yang ditemui pada perkembangan buah jeruk di Kabupaten Karo ini adalah hama yang sering menyerang tanaman jeruk. Macam-macam hama yang sering menyerang tanaman jeruk adalah sebagai berikut :
1.      Kutu Loncat
Bagian yang diserang adalah tangkai , kuncup daun, tunas, daun muda.
Gejala : tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian : Menggunakan insektisida , Monocrotophos dan endosulfan
2.      Kutu Daun
Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga
Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa
Pengendalian : menggunakan insektisida dengan bahan aktif methidathion, Dimethoate,Diazion,Phosphamidon,Malathion.
3.      Tungau
Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah
Gejala : bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun
Pengendalian : Semprotkan insektisida Propargite, Dicofol
4.      Lalat buah
Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak
Gejala : Lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah
Pengendalian : gunakan insektisida Fenthion, Dimethoathe dicampur dengan Feromon Methyl-eugenol atau protein Hydrolisat


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
-      Potensi pengembangan buah jeruk di Kabupaten Karo akan memberikan dampak yang baik juga terhadap pariwisata yang ada di daerah tersebut. Sehingga banyak keuntungan yang diperoleh dari masyarakat kabupaten Karo
-          Tanaman jeruk termasuk komoditas yang bernilai ekonomis dan mengandung gizi yang tinggi.
-          Tanaman jeruk untuk tumbuh baik, memerlukan air yang cukup, tidak boleh tergenang, curah hujan hujan cukup ( kurang lebih 2.000 mm ).
-          Tanah yang cocok adalah gembur, tidak padat, pH sekitar netral ( 5,5-6,5), tidak beragam, tanah dalam.
-          Guna mencapai pertumbuhan yang baik, persiapan lahan perlu mendapat perhatian.

5.2 Saran
-Sebaiknya pertumbuhan pohon jeruk lebih diperhatiakn lagi agar hama yang menyerang tanaman jeruk dapat berkurang sehingga tidak banyak kerugian yang diperoleh oleh petani.
-Perlu penguatan kelembagaan kelompok tani dalam merencanakan sekaligus pengelolaan usahataninya secara baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.










DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius (AAK). 1994, Budidaya Tanaman Jeruk, Kanisius, Yogyakarta
Kartasapoetra. AG. 1987, Ekonomi Produksi, Jakarta.
Laporan Perbanyakan Benih Hortikultura (Produksi dan Penyaluran). 2006, Dinas Pertanian, Anjongan.
Mubyanto, 1987, Kebijakan Pembangunan Ekonomi, Pembangunan Searah dan Pembangunan Pertanian, Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Profil Unit Pembenihan Induk Tanaman Pangan dan Horikultura, 2006, Dinas Pertanian, Anjongan.
Sunarjono. H. 1987, Ilmu Produksi Tanaman Buah-buahan, Sinar Biru, Bandung.
Soeharjo dan Patong. 1977, Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani, Universitas Hasanuddin.





About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top