PENYULUHAN DAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEMPIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROPONIK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
KELUARGA
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
komplek perumahan lainnya di.daerah perkotaan pada
umumnya memiliki pekarangan yang sempit dengan lebarnya hanya 2 meter saja. Pekarangan yang sempit akan
membatasi kegiatan masyarakat untuk melakukan penghijauan dan budidaya tanaman sayur-sayuran dan
buah-buahan yang dapat menunjang
peningkatan gizi keluarga.
Peningkatan kesejahteraan keluarga dapat
dilaksanakan melalui budidaya tanaman sayur-sayuran dan tanaman buah pot di
pekarangan. Di daerah perkotaan sulit
untuk mendapatkan tanah yang subur untuk media pertanaman, budidaya secara
hidroponik merupakan suatu alternatif yang dapat diterapkan. Hidroponik sebagai salah satu bentuk budidaya
tanaman di daerah perkotaan, antara lain bertujuan agar usaha penyediaan
tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi gizi keluarga di perkotaan
dapat terpenuhi dan juga akan menekan biaya untuk membelinya. Hidropnik diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan dan efisiensi dalam penggunaan lahan serta dapat menambah keserasian
dan kenyamanan atau meningkatkan kualitas lingkungan kota.
Pertambahan penduduk di Indonesia
setiap tahun mengalami peningkatan secara terus-menerus, sehingga mengakibatkan
permintaan akan beras, sayuran, dan buah-buahan sangat banyak. Untuk
dapat menanggulangi hal itu, pemerintah melakukan suatu tindakan dengan
meningkatkan hasil produksi di bidang pertanian, khususnya untuk padi, sayuran
dan buah-buahan untuk mencukupi permintaan di dalam negeri.
Dengan kondisi lahan yang semakin menurun yangterdapat di Indonesia karena
adanya pertambahan penduduk yang mengalami peningkatan tiap tahun sehingga
terjadi penurunan luas lahan. Maka dilakukan inofasi-inofasi baru untuk
menanggulangi hal tersebut. Salah satunya adalah dengan membuat media tanam non
tanah yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk dalam pengolaan dibidang pertanian.
Adanya media tanam non tanah, dibuat untuk dikondisikan yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman agar memperoleh hasil produksi menjadi baik,
dibandingkan media tanah.
Media tanam merupakan suatu tempat tumbuh tanaman. Tanaman
dapat tumbuh dengan baik jika berada dalam media tanam yang baik, yaitu di
dalam ketersediaan unsur hara yang ada, dengan adanya mineral dan kondisi
yang yang baik yang terdapat dalam media tanam tersebut. Dengan adanya
peningkatan kemampuan berfikir manusia maka dalam pembuatan media tanam mampu
dilakukan dengan teknik tertentu. Keteknikan merupakan suatu cara yang
dilakukan untuk mempersiapkan media tumbuh tanaman, baik berupa tanah maupun
non tanah. Media tanam yang baik sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman.
Dengan adanya perkembangan dan
pengetahuan yang sangat pesat maka dapat diketahui bahwa media tanam tidak
hanya dapat dilakukan dengan media tanam tanah melainkan dengan media tanam non
tanah. Pengembangan secara terus-menerus mengenai keteknikan dalam media
tanam dilakukan dalam memperoleh media tanam yang baik untuk mencukupi
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Contohnya pada media tanam
hidroponik. Media ini dapat dijadikan sebagai media tumbuh tanaman yang baik
dengan media tanam non tanah. Media tanam hidroponik mempunyai berbagai manfaat
salah satunya adalah dengan pengefisienkan penggunaan lahan, adanya penggunaan
pestisida yang efisien dibandingkan dengan kultur tanah. Dengan adanya
pemanfaatan media tanam non tanah dengan berbagai keteknikan tertentu,
diharapkan dapat mengatasi berbagai macam kondisi lingkungan yang kurang
mendukung pada peningkatan hasil produksi di bidang pertanian.
1.2
Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan hidroponik cair?
2.
Bagaimana pembuatan media hidroponik cair?
3.
Apa kelebihan dan kekurangan media hidroponik cair pada sistem NFT (Nutrient
Film Technique)?
4.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi media hidroponik cair pada sistem NFT
(Nutrient Film Technique)?
5.
Bagaimana pemberian nutrisi pada sistem NFT (Nutrient Film Technique)?
6.
Biaya Menggunakan Hidroponik ?
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian hidroponik cair (non substrat).
2.
Untuk mengetahui pembuatan media tanam non tanah dalam bentuk cair untuk
budidaya system hidroponik NFT (Nutrient Film Technique).
3.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media cair budidaya system hidroponik
NFT (Nutrient Film Technique).
4.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam media cair non substrat
budidaya sytem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique).
5.
Untuk mengetahui pemberian nutrisi pada sistem NFT (Nutrient Film Technique).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Media tanaman merupakan hal
terpenting yang harus diperhatikan karena merupakan salah satu penyedia segala
kebutuhan yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti unsur hara, mineral dan air.
Kebutuhan akan unsur hara, mineral dan air dipengaruh oleh adanya media tanam
yang baik dan sesuai. Selain media tanam tanah juga terdapat media tanam non
tanah. Media tanam non tanah adalah media tanam yang terbuat dari bahan-bahan
tertentu yang dilakukan dengan teknik tertentu untuk memperoleh media tanam
yang diharapkan. Salah satu media tanam non tanah adalah hidroponik, hidroponik
merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagi media tanaman dengan
penambahan nutrisi unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. (Perwatasari, 2012)
Hidroponik memiliki berbagai keuntungan dalam pengembangan di bidang pertanian.
Keuntungan dari penggunaan media hidroponik dalam bidang pertanian adalah
hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih baik dan
terkontrol, penngunaan air, nutrisi dan pestisida secara nyata lebih efisien
dibandingkan kultur media, hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas dibandingkan
kultur jaringan, dan penanaman untuk hidroponik tidak terikat oleh adanya
musim. (Mas’ud,
2009)
Hidroponik dapat dibagi menjadi dua, yaitu hidroponik aktif dan hidroponik
pasif. Hidroponik aktif adalah system dimana larutan disimpan dalam tangki dan
dialirkan ke akar tanaman kemudian larutan tersebut akan dikembalikan lagi
ketangki. Sedangkan hidroponik pasif adalah system aliran nutrisi diam yang
dapat disimpan dalam bak atau wadah tertentu, tanpa adanya pergerakan di
dalamnya dan bersifat diam. Adanya macam media hidroponik dalam bentuk pasif
maupun aktif diberlakukan sampai tanaman tersebut dipanen. (Sibarani. 2005)
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman hidroponik di dalam
greenhouse antara lain adalah temperatur udara, kelembaban udara. temperatur
larutan nutrisi, dan pH larutan nutrisi. Hal tersebut harus benar-benar
diperhatikan untuk memperoleh hasil yang baik. (Herry suhardianto. 2009)
Air merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam ketersediaan terhadap
tanaman. Tanaman tidak mampu bertahan hidup jika kekurangan air. Dalam jangka
waktu pendek tanaman akan membutuhkan air dan akan layu atau bahkan mati karena
disebabkan kekurangan air tersebut. Maka dalam hidroponik air harus diperhatikan
jangan sampai kekurangan air karena, air menjadi bahan pengangkut makanan dari
akar sampai menyebar keseluruh tubuh tanaman. (Haryato, 2009)
Dalam pemberian air atau yang disebut dengan irigasi pada media tanam
hidroponik harus dilakukan dengan teratur dan sesuai agar tidak terjadi
kekeringan pada media tanam dan tanaman tidak kekurangan air. Penyiraman
sebaiknya dilakukan 2 kali sehari,. Penyiraman dilakukan ketika tidak terjadi
hujan. Jika terjadi hujan penyiraman tidak usah dilakukan, karena dapat
megakibatkan pertumbuhan tersebut tidak sesuai. (Anas D. Susila, 2008)
Pada
budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah
yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk
larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik.
Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman.
Dari ketersediaan bentuk cair,
tanaman dapat menyerap unsur hara dengan baik karena dalam bentuk cair
merupakan awal dari kemudahan tanaman dalam ketersediaan unsur hara yang
dibutuhkan. Ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangattergantung pada kemampuan
tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. (Siswandi. 2008)
Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan akar sangat mempengaruhi, karena
dengan adanya ketersediaan unsur hara yang tercukupi akar tanaman dapat
berkembang dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan tanaman untuk tumbuh
dan berkembang. Diharapkan dengan adanya berbagai macam media tanam yang baik
dapat meningkatkan produktifitas pada tanaman yang ditanam.
(Nina Rosana, 2011)
Pemupukan dalam media hidroponik memiliki cara pemupukan yang berbeda dengan
media tanam pada tanah. Pupuk yang diberikan adalah pupuk berupa pupuk cair,
cara pemberiannya dapat dilakukan dengan irigasi tetes atau dengan disiramkan
pada media tanam tersebut. Cara irigasi tetes merupakan cara yang pas dalam
pemberian pupuk, karena dapat menghambat adanya kekeringan. Hal ini dilakukan
karena media non tanah mudah meneruskan air atau tidak dapat menyimpan air.
Sedangkan pada kenyatannya media tanam non tanah membutuhkan nutrisi yang baik.
(Redaksi Agromedia. 2007)
Pemberian pupuk yang diberikan kepada tanaman yang ditanam pada media tanam non
tanah harus sesuai. Agar tanaman tersebut tidak mati karena adanya unsur hara
yang berlebihan. Kecukupan unsur hara untuk media tanam non tanah harus sesuai
dengan kebutuhan tanaman, terutama untuk unsur-unsur makro dan mikro yang
sangat dibutuhkan tanaman baik dalam pertumbuhan vegetative merupakan untk
pertumbuhan generative. (Pinus Lingga dan Marsono. 2008)
III. PEMBAHASAN
Hidroponik
merupakan suatu media non tanah dengan memanfaatkan larutan tertentu sebagai
penyedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan
baik. Pada awalnya sistem hidroponik identic dengan penanaman tanpa media
tanah, akan tetapi sesuai dengan perkembangan teknologi, hidroponik digunakan
untuk penumbuhan tanaman dengan mengontrol nutrisi tanaman sesuai dengan
kebutuhannya, salah satu metoda yang mulai banyak digunakan adalah nutrient
film technique yang merupakan sistem hidroponik tertutup, yang mana nutrisi
akan mengalir secara terus menerus atau dalam jangka waktu tertentu secara
teratur. Pengertian hidroponik substrat adalah memanfaatkan air sebagai media
penanaman, sehingga menyuplai nutrisi yang terdapat di luar ke dalam media cair
tersebut.
Beberapa keunggulan
dari teknik NFT adalah Perawatan
lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat,
tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan
tidak rusak, teberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim,
tanaman hidroponik dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya: di
atap, dapur, atau garasi. Keunggulan dari teknik NFT ini hampir
sama dengan teknik hidroponik lainnya, hanya saja teknik NFT lebih sedikit
memerlukan tempat. Dari keunggulan ini, teknik NFT dapat menjadi pilihan masa
depan dengan kondisi lahan yang sempit.
Selain adanya media hidroponik
substrat juga ada media hidroponik non substrat. Media hidroponik non substrat
ini adalah adanya prinsip kerja NFT (Nutrient Film Technique). Prinsip kerja
NFT ini adalah media hidroponik yang tidak menggunakan tanah atau media
lainnya, akan tetapi menggunakan air sebagai media. Tanaman yang akan ditanam
langsung ditanam pada media tersebut. Kondisi akar yang ditanam pada media NFT
ini diletakkan langsung pada talang yang telah terisi air dan nutrisi. Sehingga
akar langsung menyentuh langsung pada air tersebut.
Budidaya hidroponik merupakan suatu langkah yang dapat dilakukan untuk budidaya
tanaman. Budidaya hidroponik berbeda dengan budidaya konversional. Dalam
budidaya hidroponik memiliki banyak keuntungan, akan tetapi juga memiliki
kekurangan. Keuntungan dari budidaya hidroponik adalah produksi per tanaman
lebih besar dan kualitas lebih baik, kehilangan setelah panen lebih kecil,
harga lebih tinggi dan relative konstan, kepadatan tanaman per luas dapat
dilipatgandakan sehingga menghemat pengunaan lahan, nutrisis yang dibutuhkan
tanaman cukup tersedia dan lebih efisien, mutu produk lebih efisien, tidak
tergantung musim tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar.
Sedangkan kekurangannya adalah biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan media
hidroponik ini mahal, perawatannya lumayan susah karena adanya penjagaan
nutrisi yang akan diberikan dan volume air yang diberikan harus diperhatikan
dengan sebaik mungkin, dan hanya tanaman tertentu saja yang dapat ditanam pada
media tanam hidroponik ini.
Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
media hidroponik NFT yaitu :
1. Suhu, kondisi suhu yang terdapat pada green house pada
penempatan hidroponik tersebut harus sesuai sehingga tanaman yang ditanam pada
hidroponik tidak mati. Sedangkan suhu mempengaruhi tanaman yang ditanam dalam
hidroponik tersebut dapat berkembang dengan baik atau tidak.
2. Aliran nutrisi, aliran nutrisi juga mempengaruhi tanaman
tersebut dapat tumbuh dengan baik atau tidak, jika aliran nutrisi yang ada
dalam media NFT itu baik, maka pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman juga
akan baik. Sehingga aliran nutrisi yang ada harus disesuaikan, baik kecepatan
aliran yang terdapat dalam hidroponik tersebut maupun arah aliran pada media
hidroponik NFT tersebut. Agar tanaman dapat memperoleh nutrisi yang ada secara
merata. Dan agar tidak terjadi endapan nutrisi dalam media tersebut. Jika
terjadai endapan nutrisi pada media hidroponik tersebut, maka tanaman tidak dapat
memperoleh nutrisi dengan baik dan cukup.
3. Ketersediaan oksigen harus tercukupi, adanya ketersediaan
oksigen juga harus diperhatikan dalam penanaman hidroponik jenis NFT tersebut.
Hal tersebut harus diperhatikan karena dalam melangsungkan hidupnya tanaman
membutuhkan oksigen, sehingga ketersediaan oksigen yanga ada harus benar-benar
diperhatikan terutama pada perakaran tempat akar memperoleh nutrisi yang
disediakan dan diberikan secara eksternal.
4. Adanya air yang bersih, karena media yang digunakan dalam
media hidroponik non substrat ini adalah air, maka kebersihan air yang menjadi
media tempat tanaman dapat tumbuh tersebut harus bersih. Hal ini terjadi
apabila air yang digunakan sebagai media tersebut bersih, maka akar tanaman
tersebut tidak akan terserang penyakit. Contohnya seperti fungi dan bakteri
lain yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman pada media NFT tersebut.
5. Ketersediaan nutrisi yang cukup bagi tanaman tersebut,
karena media yang digunakan adalah air, maka nutrisi yang dibutuhkan harus
tersedia dengan baik. Nutrisi yang diberikan juga harus sesuai dengan takaran
yang dibuthkan oleh tanaman tersebut agar tanaman dapat menyerap nutrisi
tersebut secara optimal.
6. Penggunaaan timer standart (sebagai pengatur metode
penyiraman otomatis), sehingga proses penyiraman tanaman tidak dapatdisesuaikan
dengan kebutuhan tanaman itu sendiri (terjadi pemborosan air dan nutrisi).
7.
Kemiringan talang (1-5%) untuk
pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat
(dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang
yang memadai untuk menghindari terbendungnya larutan nutrisi.
Pemberian nutrisi dalam system NFT harus benar-benar diperhatikan, karena
apabila terjadi kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat mengakibatkan tanaman
tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam pemberian nutrisi
dalam system NFT memiliki ketentuan-ketentuan dosis yang harus benar-benar
diperhatikan yaitu dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut :
{Volume talang (liter)+Volume bak (liter)} x Dosis
penggunaan nutrisi (grm/liter)
Maka
dengan perhitungan tersebut dapat diketahui berapa banyak dosis pupuk yang
harus diberikan pada media NFT tersebut. Sedangkan untuk pemberian nutrisi
tersbut harus memperhatikan tanaman yang ditanam, karena pada tanaman yang
ditanam memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan
adanya perhitungan terhadap nutrisi yang akan diberikan kepada tanaman
tersebut.
Cara kerja dari model teknik NFT diatas
adalah air yang sudah bernutrisi dialirkan menuju talang-talang yang sudah
dibuat dan di tanami oleh tanaman. Talang yang dibuta tidak datar melainkan
dibuat miring. Kemiringan talang dibuat agar nutrisi yang terlarut dan dialirkan
ke talang-talang tidak mngendap dan dapat terserap sempurna oleh tanaman.
Aliran air diatur kecepatannya dari tingkat kemiringan talang tersebut. Fungsi
lain dari air yang selalu mengalir adalah memberikan suplai oksigen bagi akar,
agar dapat mengalirkan nutrisi yang diserap ke bagian atas tanaman. Nutrisi
pada air nantinya akan habis karena diserap oleh tanaman, indikasi dari nutrisi
yang habis adalah buih yang ada pada bag akan habis. Jarak antar tanaman diatur
sedemikian rupa agar nutrsi dapat terserap sempurna. Aliran air harus selalu
mengalir agar sirkulasi pada talang tetap baik.
Analisis Biaya dan Pendapatan budidaya sawi hidroponik,
NFT
(nutrient film technique) hidroponik tidak memerlukan media lain selain air.
Tanah yang berfungai sebagai berpegangnya akar tanaman digantikan dengan
media-media seperti disebut sebelumnya.
Analisis
Biaya dan Pendapatan Usaha tani Sayuran Hidroponik Sekala kecil dengan system
NFT adalah sebagai berikut :
Biaya investasi dan penyusutan
peralatan :
1. Biaya Penyusutan :
1. Biaya Penyusutan :
- Sewa lahan untuk luas 500 m2/musim
tanam (1 tahun)
- Tendon air 100 liter 10 buah, Penyusutan ± 5 tahun Rp. 1.000 000,-
- Tray + pembibitan 1000 buah penyusutan 3 tahun Rp. 350 000,-
- Pembuatan media tanam dengan pipa pvc 2,5”( Paralon ) 320 batang, Penyusutan 5 tahun Rp. 14. 000 000,-
- Net /jaring 100 meter, penyusutan 2 tahun Rp. 1.250 000,-
- Pompa air 20 buah, penyusutan 1 tahun Rp. 1.500 000,-
- Lain-lain 10% dari total Investasi Rp. 1.800 000,-Total biaya investasi / penyusutan = V
- Tendon air 100 liter 10 buah, Penyusutan ± 5 tahun Rp. 1.000 000,-
- Tray + pembibitan 1000 buah penyusutan 3 tahun Rp. 350 000,-
- Pembuatan media tanam dengan pipa pvc 2,5”( Paralon ) 320 batang, Penyusutan 5 tahun Rp. 14. 000 000,-
- Net /jaring 100 meter, penyusutan 2 tahun Rp. 1.250 000,-
- Pompa air 20 buah, penyusutan 1 tahun Rp. 1.500 000,-
- Lain-lain 10% dari total Investasi Rp. 1.800 000,-Total biaya investasi / penyusutan = V
2. Biaya Variabel tidak Tetap (
biaya produksi ) :
- Larutan Nutrisi untuk 20 unit
modul /media tanam dengan harga member Rp.65 000 x 10 st / 10 000 ltr = Rp. 650
000.-
- Pemakaian listrik / bulan
- Rockwool media semai/tanam dengan harga member 8 slab x 55 000 = Rp. 440 000.-
- Pestisida nabati
- Air
- Benih untuk 20 modul tergantung benih Rp.
- Tenaga kerja pengawas 2 orang x Rp 1.000 000 = Rp. 2.000 000,-
- Total biaya Tetap = W
- Biaya produksi awal = V + W
- Pemakaian listrik / bulan
- Rockwool media semai/tanam dengan harga member 8 slab x 55 000 = Rp. 440 000.-
- Pestisida nabati
- Air
- Benih untuk 20 modul tergantung benih Rp.
- Tenaga kerja pengawas 2 orang x Rp 1.000 000 = Rp. 2.000 000,-
- Total biaya Tetap = W
- Biaya produksi awal = V + W
3. Bunga Pinjaman
5% dari biaya produksi = 5% x (V +
W) = x
4. Biaya tak Terduga
- 5% dari biaya produksi awal = 5% x
(V + W) = X
- Jadi, total biaya produksi = ( V + W ) + 2X
- Jadi, total biaya produksi = ( V + W ) + 2X
5. Panen Total / Tahun
Setiap modul rata-rata mampu
memproduksi sayuran sebanyak 416 tanaman, jika pertanaman memiliki berat 200
gram saja berarti 200 gr x 416 = 83 200 gram atau 83,2 kg. untuk satu kali
panen selama ± 35 hari.
6. Hasil produksi :
Dalam sistem hidroponik NFT
penanaman menggunakan cara rotasi sehingga diharapkan dapat menghasilakan
sayuran segar dengan panen tiap hari. Jadi jika jumlah 20 modul sudah bisa
menghasilkan sayuran segar selama 1 bulan 83,2 kg x 20 = 1664 kg.
7. Keuntungan :
Jika dalam 1 kg sayuran seharga Rp.
5000 dengan menjual langsung pada konsumen, maka Rp. 5000 x 1664 kg = Rp. 8.320
000.- dalam satu bulan.
Hitungan dalam 1 tahun = Rp. 8 320 000 x 12 bulan = Rp. 99.840 000,-
Kotornya Rp. 99.840 000,-
Hitungan dalam 1 tahun = Rp. 8 320 000 x 12 bulan = Rp. 99.840 000,-
Kotornya Rp. 99.840 000,-
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan
Hidroponik merupakan teknologi tanam
yang sudah modern, bisa dikatakan sebagai penanaman tanpa menggunakan media
tanah. Hidroponik adalah teknik media tanam menggunakan air sebagai media untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.
Segala bentuk kebutuhan tanaman seperti nutrisi dan oksigen di akumulasikan
dengan air, sehingga tanaman tidak mati.
Beberapa keunggulan dari teknik NFT adalah Perawatan lebih praktis dan
gangguan hama lebih terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat, tanaman hidroponik
dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak rusak,
teberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim, tanaman hidroponik
dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas
Dari hasil
kegiatan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
pengabdian ini dapat menambah pengetahuan warga tentang budidaya hidroponik dan
penggunaan lahan pekarangan sempit sehingga dapat memebudidayakan buaha-buahan
dan sayur-sayuran di pekarangan maka juga akan meningkatkan gizi keluarga.
Saran
Dari kegiatan
yang telah dilakukan maka dapat disarankan untuk lebih di tingkatkan budidaya
hidropnik di pekarangan sehinngga
pekarangan bersih dan asei serta meningkatkan gizi keluarga..
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia, Redaksi. 2007. Budidaya
Tanaman Melon. Jakarta Selatan. Agromedia Pustaka.
Haryato. 2009. Bertanam Seledri
Secara Hidroponik. Yogyakarta. Kanisius.
Lingga, Pinus dan Marsono. 2008. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Depok. Penebar Swadaya.
Sibarani., Sahat. 2009. Analisis
Sistem Irigasi Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique ) pada Selada (Lactuca
sativa var. crispa L).
Mas’ud, Hidayati. 2009. Sistem
Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Selada. Media Litbang Sulteng 2 (2) : 131-136.
Perwtasari,
Balia. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Pakchoi (Brassica Juncea L.) dengan Sistem Hidroponik.
Agrovigor 5 (1) : 14-25.
Rosana, Nina. 2011. Teknik
Penggunaan Beberapa Media Tanam pada Beberapa Klon Mawar Mini. Buletin
Teknik Pertanian 16 (1) : 21-23.
Siswandi. 2008. Berbagi Formulasi
Kebutuhan Nutrisi Sistem Hidroponik. Inovasi Pertanian 7 (1) : 103-110.
Suhardiyanto, Herry., dkk. 2008.
Aplikasi PCL untuk Mengendalikan Lingkungan Pertumbuhan Tanaman Krisan pada
Sistem Ebb and Flow. Ilmiah Ilmu Kompoter 6 (1) : 1-7.
Susila, Anas D. 2008. Pengembangan
Teknologi Maju untuk Meningkatkan Produksi Sayuran Berkualitas Sepanjang Tahun.
Post a Comment