I. PENDAHULUAN
ARUNG JERAM alias rafting adalah kegiatan yang memadukan unsur olahraga,
rekreasi, petualangan, dan edukasi. Memang tak ada persyaratan khusus untuk
mengikuti kegiatan ini, karena hampir semua orang dapat mencobanya. Mulai dari
anak-anak, remaja sampai dewasa, bahkan orang tua yang berumur 60 tahun
sekalipun.
Tidak memiliki kemampuan berenang
pun bukan menjadi hambatan untuk mengikuti kegiatan arung jeram. Yang anda
perlukan hanya kondisi fisik yang prima dan melakukan reservasi dua minggu
sebelum kegiatan. Guna menunjang kegiatan dan agar kegiatan arung jeram yang
akan anda ikuti lebih berkesan dan penuh makna, berikut ini Panduan Kegiatan
Arung Jeram.
A. Riverboats (Perahu)
Bagian-bagian yang terdapat pada perahu:
1. Bow and Stern
2. Chamber atau biasa disebut tube
3. Floor
4. Thwart
5. Boat line (tali kapal)
6. D-Ring
7. Handling Grip
8. Bilge Hole/self bailing
9. Valve
Cara duduk di perahu berbeda dengan cara duduk di kursi, yaitu dengan menyamping. Peserta duduk pada sisi perahu (baik sisi kiri maupun sisi kanan); kaki dalam posisi kuda-kuda pada lantai perahu. Posisi kuda-kuda ini dimaksudkan sebagai pengatur keseimbangan badan selama anda mengikuti pengarungan. Saat duduk di perahu, perhatikan jangan sampai ada bagian tubuh anda yang terikat atau terlilit tali. Ini sangat berbahaya jika perahu mengalami flip atau terbalik.
Posisi duduk anda pun harus mudah
untuk menggapai boat line. Bila boat line pada perahu anda terlihat kendur,
beritahukan segera pada skipper untuk mengencangkan boat line tersebut agar
tidak mengganggu selama pengarungan.
Aturlah jarak duduk anda dengan
peserta yang lain agar tidak mengganggu pergerakan selama pengarungan, baik
untuk mendayung maupun saat menjalankan instruksi moving position atau
perpindahan.
Seperti perahu, PFD atau pelampung
memiliki berbagai jenis dan ukuran. Ia terbuat dari bahan polyfoam yang
dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang. US Coastal Guard
menganjurkan memakai PFD type III pada setiap kegiatan arung jeram. Pelampung
jenis ini yang paling umum digunakan pula oleh para rafter dalam setiap
pengarungannya.
Setiap PFD Type III memiliki daya
apung tinggi– dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat berada di dalam
air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di dalam air.
Cara pemakaian PFD/Pelampung:
- Pilihlah PFD yang berwarna
cerah. Pastikan tidak ada lubang atau jahitan yang terlepas pada PFD
tersebut, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan mudah.
Bila bagian perut anda lebih besar dari bagian dada, pilih dan pakailah
PFD dengan ukuran lebih besar.
- PFD atau pelampung dipakai
seperti menggunakan rompi/jaket. Pastikan setiap strap terpasang dengan
benar dan bantalan kepala berada di luar. Atur keeratan tali senyaman
mungkin, sehingga PFD yang anda gunakan tidak terlalu sempit atau longgar.
Setelah anda selesai memakai PFD,
lakukan gerakan berikut:
- Pada posisi berdiri, putarkan
badan anda ke kiri dan kanan. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat
gerak tubuh anda dan tidak mengalami pergeseran/perubahan posisi. Ini
ditandai dengan letak strap tetap pada satu garis tegak lurus seperti
posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan tali
pada setiap strap. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan membantu
mengatur keeratan tali strap ini.
- Pada posisi duduk kedua kaki
diluruskan kedepan; putarkan badan anda ke kiri dan kanan lalu lakukan
gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak
tubuh anda. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan setiap strap
yang ada.
- Masih dalam posisi duduk dan
kedua kaki diluruskan ke depan, minta bantuan skipper/rekan untuk
menarik/mengangkat pelampung yang anda gunakan pada bagian bahu dari arah
belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda ditarik/diangkat, posisi
bahu pelampung tidak melebihi batas telinga anda. Jika ya, atur kembali
keeratan setiap strap yang ada.
Setiap dayung terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.
2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip”.
2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium.
3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
Cara memegang dayung:
Memegang dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang sapu. Yang membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”.
Bagian ini digenggam dengan empat
jari pada bagian atas T horisontal (dayung dalam posisi berdiri dan bagian
bilah berada dibawah), sementara jari jempol menjepit bagian T horisontal dari
bagian bawah bawah. Cara memegang ini sama untuk tangan kiri (peserta yang
duduk pada bagian kanan perahu), maupun kanan (peserta yang duduk pada bagian
kiri perahu).
Lengan yang lain menggenggam bagian
gagang, berjarak lebih kurang sejengkal dari bilah dayung. Jangan terlalu
dekat/rendah ataupun terlalu jauh/tinggi. Biasakan diri dengan cara memegang
dayung ini, baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lakukan pemanasan dengan
menggunakan dayung bersama rekan-rekan anda.
D. Helm
Pilihlah helm sesuai dengan ukuran kepala. Pastikan tidak ada keretakan pada helm tersebut, serta semua tali dan strap masih dalam kondisi yang baik. Pakailah seperti pemakaian helm pada umumnya.
Atur strap senyaman mungkin; jangan
terlalu sempit atau terlalu longgar agar tidak mengganggu pandangan anda selama
pengarungan. Sekali lagi, pastikan strap sudah terpasang dan pada posisi yang
benar.
III. PADDLE COMMAND (INSTRUKSI DALAM
PENGARUNGAN)
Setelah anda terbiasa dengan cara memegang dayung, anda akan diberikan instruksi cara menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut paddle command. Prinsip dalam menggunakan dayung, adalah tenaga disalurkan pada kedua lengan yang menggerakkan dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu. Arah dayungan tersebut dibantu gerakan badan; disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu.
Setelah anda terbiasa dengan cara memegang dayung, anda akan diberikan instruksi cara menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut paddle command. Prinsip dalam menggunakan dayung, adalah tenaga disalurkan pada kedua lengan yang menggerakkan dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu. Arah dayungan tersebut dibantu gerakan badan; disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu.
Basic Paddle Technic, instruksi
tentang teknik dasar mendayung, yaitu:
- Forward (Maju) : Instruksi yang diberikan untuk dayungan maju,
dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang
berada didalam air kearah belakang searah perahu. Posisi blade/bilah
dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus terhadap permukaan atau
mendekati 90 derajat. Pada saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar
dengan permukaan; berputar mendekati 90 derajat hingga bilah dayung
kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada
instruksi lanjutan.
- Backward (Mundur) : Instruksi yang diberikan untuk dayungan mundur,
dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang
berada di dalam air ke arah depan searah perahu. Posisi blade/bilah dayung
saat menyentuh air adalah sejajar dengan permukaan air. Begitu pun saat
keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar
hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan
berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.
- Turn Left (Belok Kiri) : Instruksi untuk membelokkan perahu ke arah kiri.
Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk pada
perahu bagian kanan, sementara peserta pada kiri perahu stop mendayung.
Jika skipper merasa perlu untuk membelokkan perahu ke kiri dengan cepat,
maka posisi peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.
Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kanan-maju”
dan “kiri-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan
dayungan maju, sementara peserta pada bagian kiri melakukan dayungan
mundur.
- Turn Right (Belok Kanan) : Instruksi yang diberikan untuk membelokkan perahu ke
arah kanan; kebalikan dari instruksi turn left (belok kiri). Gerakan ini
dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian
kiri, sementara peserta pada bagian kanan stop mendayung. Jika skipper
merasa perlu membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, posisi peserta yang
duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur. Untuk memperjelas
instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kiri-maju” dan
“kanan-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan
dayungan maju, sementara peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan
dayungan mundur.
- Stop (Berhenti) Instruksi yang diberikan untuk menghentikan dayungan;
semua dayung tidak berada dalam air, digenggam dengan posisi di atas
pangkuan.
Dalam kegiatan arung jeram,
keselamatan setiap peserta adalah hal yang utama. Banyak faktor yang harus
diperhatikan dalam melakukan kegiatan arung jeram ini. Namun peserta harus
selalu menyadari, kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas dari segala
resiko dan bahaya; baik oleh faktor manusia, peralatan, maupun faktor alam yang
menyertainya.
Meski begitu, anda tidak perlu
cemas, karena justru di sinilah letak salah satu kegembiraan yang akan anda
rasakan saat bermain-main dengan air.
Self rescue atau tindakan
penyelamatan diri saat melakukan kegiatan arung jeram ini perlu anda cermati
betul. Walaupun anda dipandu skipper yang berpengalaman, ia tetap memiliki
keterbatasan. Sehingga hal terbaik yang harus anda lakukan adalah melakukan
tindakan penyelamatan diri sebelum datang tim rescue yang akan membantu anda.
Prinsip setiap tindakan penyelamatan
dalam kegiatan arung jeram, adalah menyelamatkan diri sendiri sebelum melakukan
tindakan penyelamatan terhadap orang lain. Si penyelamat harus benar-benar
berada dalam kondisi yang aman dalam melakukan tindakan penyelamatan. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari resiko lainnya dan kemungkinan bertambahnya
korban.
Berikut dijelaskan hal apa saja yang
harus anda lakukan dalam self rescue:
1. Swimmer
Swimmer adalah istilah yang digunakan oleh kalangan boater untuk menyebut orang yang terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram. Jika anda belum pernah mengalaminya, percayalah suatu saat anda akan mengalaminya. Bagi anda yang baru kali pertama melakukan kegiatan arung jeram, tidak perlu khawatir.
Banyak peserta yang kali pertama
mengikuti kegiatan arung jeram mengalami hal ini dan tidak terjadi apa-apa
dengan mereka. Bahkan menjadi cerita menarik bagi rekan-rekannya dan
menimbulkan kesan tersendiri bagi yang mengalami. Namun tak sedikit pula
peserta yang tidak mengalaminya dalam setiap kegiatan yang diikuti.
Hal pertama yang harus anda lakukan
jika mengalami swimmer: Jangan panik!
Mengapa jangan panik? Karena jika
terjadi kepanikan, anda tidak akan tahu apa yang harus anda lakukan untuk
tindakan self rescue. Setelah anda dapat mengatasi rasa panik, selanjutnya anda
harus menyadari dan mengetahui situasi di sekeliling anda.
Defensive swimming position adalah
berenang mengikui arus dalam posisi terlentang, kaki dalam keadaan rapat dan
selalu berada di atas air untuk menghindari foot entrapment. Defensive swimming
dilakukan pada arus deras dengan pandangan terarah ke hilir. Gunakan tangan
sebagai pengatur keseimbangan atau untuk menuju pinggiran sungai dan
menghindari berbagai rintangan lainnya.
Ingat … walaupun tidak terjadi
sesuatu selama anda melakukan defensive swimming dan anda mulai menikmatinya,
anda tidak dalam posisi yang benar-benar aman. Berusahalah untuk menggapai
tepian sungai dan segera keluar dari air. Jangan mencoba berdiri, meskipun pada
daerah dangkal sekalipun, sebelum anda mencapai tepian sungai atau berada pada
arus yang cukup tenang.
Aggressive swimming position adalah
berenang dengan cara melawan arus. Dilakukan pada arus yang relatif tenang
dengan posisi menghadap ke hulu. Tujuannya, untuk mendekati perahu penolong,
menghindari strainer, sieves, undercut, dan untuk menyeberang ke sisi tepian
sungai yang lain dengan cepat. Ingat, aggressive swimming ini hanya efektif
dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang. Jika anda lakukan ini pada arus
deras, tenaga anda akan terbuang percuma; anda akan tetap terseret arus deras.
Berikut ini beberapa pertanyaan yang
dapat membantu anda mendefinisikan situasi di sekeliling anda saat anda
mengalami swimmer dan menentukan tindakan apa yang harus anda lakukan:
*Apakah di belakang anda terdapat
perahu? (Baik perahu yang melemparkan anda ataupun perahu lain)
Jika ya, berusahalah mendekatinya
dari arah samping pada arus yang relatif tenang dengan aggressive swimming
position. Jangan lakukan ini dari arah depan karena anda dapat terseret perahu.
Jika telah dekat, gapai dan peganglah boat line pada perahu. Tunggu sampai
rekan anda menarik dan menaikkan anda ke atas perahu kembali dengan cara
menarik bahu pelampung yang anda kenakan.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat tim
rescue yang akan melemparkan throw bag/rescue rope?
Jika ya, raih throw bag/rescue rope
yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian tali, jangan pada bagian kantong
tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive swimming sambil tim rescue
menarik anda ke tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat rintangan
atau obstacle (bebatuan, dahan/ranting, atau pohon tumbang)?
Jika ya, hindari daerah tersebut
baik dengan aggressive swimming ataupun defensive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat
undercut, strainer, dan sieves?
Jika ya, hindari daerah tersebut
secepat mungkin dengan aggressive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di bawah perahu
terbalik?
Jika ya, segeralah keluar dari bawah
perahu dengan cara menyelam ke arah hulu atau ke samping. Jangan menyelam ke
arah hilir karena anda akan tetap terperangkap di bawah perahu.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di dalam
hole/hydraulic (arus berputar-putar)?
Jika ya, lakukan aggressive swimming
dengan mengikuti putaran arus ke arah luar yang menuju hilir. Atau dapat juga
dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah pusaran dengan posisi berdiri
sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan kaki anda sekuat mungkin ke
arah hilir.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
Tak disangsikan lagi, arung jeram
telah menjadi suatu kegiatan yang sangat populer dibandingkan dengan kegiatan
kepetualangan lainnya. Arung jeram dapat dinikmati beramai-ramai tanpa
memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan profesi seseorang.
Saat ini telah banyak sungai yang
dapat diarungi serta dikelola secara profesional oleh beberapa operator arung
jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan dengan tingkatan umur dan
kemampuan calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan tingkat kesulitan mudah,
sampai sungai yang menjanjikan tantangan dan petualangan.
Berikut ini penjelasan tentang ragam
tingkat kesulitan sungai:
Class I
Tingkat kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat (datar) dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan dapat terlihat jelas. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan self-rescue sangat mudah dilakukan.
Class I
Tingkat kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat (datar) dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan dapat terlihat jelas. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan self-rescue sangat mudah dilakukan.
Class II
Sungai dengan tingkat kesulitan rendah–menengah. Cocok untuk pemula: sungai yang lebar dan arus yang cukup deras, lintasan pengarungan jelas sehingga tidak memerlukan pengamatan terlebih dahulu.
Sungai dengan tingkat kesulitan rendah–menengah. Cocok untuk pemula: sungai yang lebar dan arus yang cukup deras, lintasan pengarungan jelas sehingga tidak memerlukan pengamatan terlebih dahulu.
Sesekali, manuver perahu perlu
dilakukan; bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah dilewati oleh pengarung
yang terlatih. Penumpang yang terlempar keluar perahu dan terhanyut jarang
sekali mengalami cidera. Pertolongan bantuan masih belum perlu. Sungai dengan
tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk latihan dasar kegiatan arung jeram.
Class III
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup sulit, serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta kontrol perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers mungkin ada, namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan, terutama pada sungai-sungai besar.
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup sulit, serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta kontrol perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers mungkin ada, namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan, terutama pada sungai-sungai besar.
Cidera saat terlempar keluar perahu
dan terhanyut masih sangat jarang; self-rescue biasanya masih mudah dilakukan
namun pertolongan bantuan sudah mulai diperlukan untuk menghindari resiko yang
mungkin terjadi. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk
kegiatan wisata keluarga atau sebagai rekreasi alternatif, karena dapat diikuti
anak-anak mulai usia 9 tahun.
Class IV
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah–tinggi. Sungai ini memiliki arus yang sangat deras namun masih dapat diprediksi dengan pengendalian perahu yang tepat. Teknik pengarungan sungai ini sangat tergantung karakter sungai itu sendiri. Pasalnya, sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat beragam dan berbeda-beda walau memiliki tingkat kesulitan yang sama.
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah–tinggi. Sungai ini memiliki arus yang sangat deras namun masih dapat diprediksi dengan pengendalian perahu yang tepat. Teknik pengarungan sungai ini sangat tergantung karakter sungai itu sendiri. Pasalnya, sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat beragam dan berbeda-beda walau memiliki tingkat kesulitan yang sama.
Jeram-jeram besar, hole, dan
lintasan sempit yang tidak dapat dihindari memerlukan manuver yang cepat.
Berhenti sejenak pada arus sedikit tenang mungkin diperlukan sebelum memulai
maneuver; sekedar mengamati arus atau untuk istirahat. Karena pada jeram-jeram
tertentu, bahaya selalu mengancam.
Resiko cidera bagi penumpang hanyut cukup
besar dan kondisi air menyebabkan self-rescue sulit dilakukan sehingga perlu
pertolongan bantuan. Pertolongan bantuan tersebut memerlukan latihan khusus
agar teknik penyelamatan dapat dilakukan dengan benar. Sungai dengan tingkat
kesulitan ini sangat menyenangkan dan menjanjikan tantangan lebih. Tentunya
dengan dukungan peralatan memadai, pengetahuan cukup, dan pemandu terampil.
Class V
Sungai dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung.
Sungai dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung.
Drops atau penurunan yang tiba-tiba,
jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak terhindari, sampai waterfall
(air terjun) sering dijumpai pada sungai ini. Jeram yang dilewati seringkali
beruntun pada jarak cukup panjang, sehingga membutuhkan ketahanan fisik yang
tinggi.
Kalaupun ada pusaran air tenang
(eddies), jumlahnya sangat sedikit sekali dan cukup sulit untuk diraih. Pada
skala tertinggi, sungai dengan tingkat kesulitan ini memiliki kombinasi jeram
yang sangat beragam, mulai dari curler, hair, hay stakes, headwall, strainer,
under cut, wave train, sampai pin hole yang sangat berbahaya dan mematikan.
Terlempar keluar dari perahu pada
sungai ini sangat berbahaya dan tindakan penyelamatan sering sulit dilakukan
bahkan untuk seseorang yang mahir sekalipun. Peralatan yang tepat, pengalaman
yang luas, dan latihan keterampilan dalam penyelamatan sangat penting.
Class VI
Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak mungkin dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat berat; tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak mungkin dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat berat; tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Sungai dengan tingkat kesulitan ini
hanya untuk tim khusus yang memiliki keahlian tinggi–bukan untuk diarungi
perorangan–setelah seringkali mengarungi sungai tingkat kesulitan class V.
Ragam klasifikasi tingkat kesulitan
sungai di atas merupakan tingkat kesulitan sungai yang ditetapkan secara
internasional. Namun, klasifikasi ini masih sangat variatif dan dapat
berubah-ubah walau masih pada sungai yang sama. Hal itu karena tingkat
kesulitan ini sangat tergantung pada debit air dan kemiringan sungai. Sehingga
pada waktu-waktu tertentu, sungai-sungai tersebut memiliki tingkat kesulitan
yang mungkin bertambah atau mungkin berkurang.
Karena itu, oleh kalangan penggiat
arung jeram, di belakang ”class sungai” sering ditambahkan tanda “+” (plus).
Misalnya, sungai Citarik yang memiliki tingkat kesulitan III+. Artinya, pada
jeram-jeram tertentu sungai citarik memiliki tingkat kesulitan yang setara
dengan sungai Class IV.
Post a Comment