PENDAHULUAN
Pemupukan adalah tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada
komplek tanah, baik langsung maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan
makanan pada tanaman. Tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar
tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan tanaman.
1.
Tanaman perlu diberikan
pemupukan, jika :
- Tanah miskin hara
- Pertumbuhan tanaman
terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan dan ditemukan gejala
kekurangan unsur hara.
- Pertumbuhan tanaman
perlu dipercepat untuk mengurangi resiko akibat persaingan dengan gulma.
- Ingin meningkatkan
hasil produksi dan hasil panen
2.
Jenis pupuk yang biasanya
digunakan adalah pupuk yang mengandung unsur hara primer (N, P, K). Namun
mungkin saja tanaman juga kekurangan unsur hara lain. Oleh karena ada 3 cara
untuk mengetahui tanaman kekurangan unsur hara (deficiency) apa saja, yaitu :
- Mengamati gejala-gejala
yang muncul dalam pertumbuhan tanaman, apakah normal atau tidak.
- Analisis tanah di
laboratorium dengan mengambil sample tanah di lapangan
- Analisis jaringan
tanaman di laboratorium dengan mengambil sample daun tanaman.
3.
Pemupukan dilakukan menjelang atau awal musim hujan. Kalau diperlukan pupuk
tambahan pada tahun yang sama, maka dilakukan menjelang akhir musim hujan.
Sebelum pemupukan dilakukan, sebaiknya pH tanah diketahui. Jika pH tanah asam,
maka perlu diberi kapur kaptan (CaCO3) agar pH tanah naik sehingga pemupukan
memberikan respon yang baik pertumbuhan tanaman.
Sebagian
besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Banyak rahli
yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem spesifik, yang hanya
dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen penyusunnya sebagai
kesatuan yang utuh. Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan
bentuk struktur hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula
seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis yang tinggi, siklus
hidrologis yang memadai dan lain-lain.
Secara de
facto tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah
tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah
seperti kaolinite dan illite. Kondisi tanah asam ini
memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar silikanya memang
cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan
pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi
andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan
keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai
kendala/keunikan tipe hutan ini Kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan
keunikan tersendiri. Aktivitas biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah
atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut sekitar 80% terdapat pada top soil
saja. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hutan tropika basah
merupakan ekosistem yang rapuh (fragile ecosystem), karena setiap komponen
tidak bisa berdiri sendiri. Disamping itu dijumpai pula fenomena lain yaitu adanya
ragam yang tinggi antar lokasi atau kelompok hutan baik vegetasinya maupun
tempat tumbuhnya (Marsono, 1991)
Siklus
Hara/Biogeokimia
Biogeokimia
adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap
tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik
tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik
melalui udara, tanah, dan air.
energy dan zat-zat kimia yang merupakan suatu
proses integrasi fungsional, yang keduanya merupakan suatu pasangan karena
energy disimpan dlam ikatan kimia. Aliran ini terjadi diantara tingkat tropic
serta komponen-komponen biotik dan abiotik mengabungkan ekosistem de dalam
suatu unit fungsional. Ketika energy dilepaskan melalui proses pernapasan, maka
senyawa-senyawa yang terlibat mengalami degradasi, dan unsur-unsur kimiawinya
dilepaskan kehabitat, yang dapat digunakan kembali. Aliran kimiawi ini
disebut juga siklus mineral atau siklus biogeokimia yang merupakan Daur ulang
materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) yang ada dialam.
. (Irawan Djamal. Z.,2007)
Fungsi
Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen
biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat
terjaga .
Siklus
biogeokimia atau siklus organic – anorganik adalah siklus unsur atau senyawa
kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme,
tetapi jugs melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga
disebut siklus biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air,
siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
Pengetahuan
mengenai perjalanan semua senyawa organik yang terdapat dalam geosfer, mulai
asal usulnya dari bakteri, terikatnya senyawa organik ke dalam batuan
sedimenter dan tersimpan dalam periode geologi tertentu, sampai kembali ke
permukaan bumi, yang kesemuanya itu melibatkan berbagai proses transformasi
biokimia dan geokimia
Di
alam diketahui ada + 100 unsur kimia, tetapi hanya 30 – 40 unsur yang
sangat diperlukan makhluk hidup. Unsur-unsur kimia, termasuk unsur utama
dari protoplasma, cenderung untuk bersikulasi dalam biosfer dengan pola
tertentu dari lingkungannya ke organisme & kembali lagi ke lingkungan
dikenal dengan SIKLUS BIOGEOKIMIA dan Pergerakan unsur-unsur dan
senyawa-senyawa anorganik yang penting untuk menunjang kehidupan dikenal dengan
SIKLUS HARA (Irawan Djamal. Z.,2007)
Masing-masing
siklus tersebut terdiri atas 2 kompartemen atau 2 pool, yaitu :
1.
Reservoir pool : besar, lambat bergerak, umumnya bukan komponen ekologi
2.
Exchange/Cycling pool : kecil, tapi lebih aktif bertukar dengan cepat antara
organisme dengan lingkungannya.
Dari
sudut biosfer secara keseluruhan, siklus biogeokimia terdiri atas :
a)
Tipe gas dimana reservoir adalah di atmosfer atau hidrosfer (lautan).
misal
: siklus carbon (CO2) & siklus nitrogen (N)
b)
Tipe sedimen dimana reservoir adalah kerak bumi
misal
: siklus fosfor
Menurut
K Hairiah et all bahwa sistem hutan alami memiliki siklus hara tertutup,
dalam arti unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetasi hutan diambil
dari tanah, dan sebagian besar unsur hara tersebut dikembalikan lagi ke dalam
tanah melalui daun, ranting atau cabang yang gugur. Dalam sistem tersebut,
jumlah kehilangan hara melalui pencucian dan erosi sangatlah kecil, sebagian
besar cadangan hara tersimpan dalam vegetasi di atas tanah. Ketika hutan alami
dibuka menjadi lahan pertanian, baik melalui kegiatan tebang bakar ataupun
penggunaan alat-alat berat, sebagian besar cadangan hara pada lahan tersebut
menjadi hilang. Seiring dengan itu, sifat-sifat tanah yang lain juga berubah.
Siklus hara yang semula tertutup menjadi terbuka, mencerminkan
semakin meningkatnya ketidakseimbangan antara unsur hara yang diambil dengan
yang dikembalikan ke dalam tanah.
Sebagai
contoh, tanah menjadi putih dan keras setelah 3-5 tahun hutan dibuka untuk
lahan pertanian, dan akhirnya hanya untuk ubikayu. Hal ini terjadi karena
sebagian besar biomasa hasil tanaman semusim diangkut ke luar petak, sebagai
hasil panen dan sisa panen digunakan untuk pakan ternak. Dengan demikian
kandungan bahan organik tanah yang berfungsi sebagai penyangga hara dan air
semakin rendah.
Hutan
yang mempunyai berbagai macam fungsi dan tipe pada dasarnya tidak terlepas pada
jumlah dan kondisi jenis pohon yang ada didalamnya. Tingkat kuantitas dan
kualitas jenis pohon yang mendominasi ini tidak terlepas dari kemampuan suatu
jenis untuk dapat tumbuh, sehingga konsep pertumbuhan menjadi penting.
Pertumbuhan pohon menurut Fakuara (1990), adalah bertambahnya masa sel (nutrien
dan air) yang tidak dapat kembali lagi (tidak susut). Tingkat pertumbuhan suatu
jenis (Delvian, 2006).
Unsur
hara yang terkandung pada tanah hutan tropis masih kaya unsur hara makro dan mikro dan banyak nya bahan organik
yang terdapat dari daun atau makhluk hidup yang sudah terdempoosisi dan
mikroorganisme yang baik banyak terkandung dalam tanah yang terkandung dapa
tanah hutan.
Tanah hutan yang baik adalah tanah
yang memiliki solum yang dalam, subur, dan kaya akan unsur hara yang diperlukan
serta sesuai bagi perkembangan pohon/tegakan hutan. Ketersediaan bahan organik
dan unsur hara tersebut harus berlangsung secara terus menerus untuk mendukung
pertumbuhan tegakan yang ada di atasnya, kerena itu kehadiran, keterlibatan dan
peranan berbagai organisme tanah, khususnya mikroorganisme menjadi sangat
penting dan menentukan.
Mikroorganisme
yang ditemukan pada pada tanah-tanah hutan tidak jauh berbeda dengan
mikroorganisme yang ada pada tanah-tanah lainnya, baik dari segi keragaman,
jumlah, maupun aktifitasnya. Eksistensi dari mikroorganisme tanah tersebut
dapat bersifat positif dan juga dapat bersifat negatif. Daerah yang paling disukai
oleh organisme tanah adalah antara serasah dan lapisan atas permukaan tanah
(top soil).
Sehingga
tanah yang baru di buka mendaji lahan perkebunan tidak perlu dilakukan
pemupukan dapa fase siklus tanam pertama dikarenakan masih tersedia nya unsur
hara makro dan mikro masih tersedia di dalam tanah.
Post a Comment