Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Author
Title: Teknik Skala Dalam Statistika
Author: Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS )
Rating 5 of 5 Des:
  T E K N I k S K A L A T u j uan t e k n i k s k a l a ada l ah un t uk m e n g e t ahui c i r i - c i r i a t au k a r...


 TEKNIk SKALA



Tujuan teknik skala adalah untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik sesuat hal   berdasarkan   suat ukuran   tertentu,   sehingga   kita   dapat membedakan, menggolong-golongkan, bahkan mengurutkan ciri-ciri atau karakteristik tersebut.



A.  SIFAT SKALA

Mengingat variable adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, aturan pertama yang perlu diketahui oleh seorang peneliti agar dapat mengukur atau memberikan nilai yang tepat untuk konsep yang diamatinya adalah mengenai tingkat pengukuran maka nilai variable dapat dibedakan menjadi empat tingkatan skala yaitu Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio.




 
1.  Skala Nominal

Skala nominal adalah tingkat pengukuran yang paling sederhana. Pada skala ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori- kategori dalam ukuran itu. Skala ini hanya sekedar membedakan suatu kategori dengan kategori lainnya dari suatu variable. Dasar penggolongan hanyalah kategori yang tidak tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exchaustive). Angka-angka yang diberikan kepada obyek merupakan label dan tidak diasumsikan adanya tingkatan antara satu kategori dan kategori lainnya dari satu variable. Dengan tingkat ukuran nominal ini, peneliti dapat menggolongkan respondennya ke dalam dua kategori atau lebih. Variabel





kualitati yang   ditransformasi   menjadi   dat kuantitati dalam   bentuk pengukuran nominal disebut juga variabel dummy.



2.  Skala Ordinal










 
Skala Ordinal adalah skala berikutnya dengan tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan skala nominal Skala ini   bertujuan untuk membedakan antara kategori-kategori dalam satu variable dengan asumsi bahwa ada urutan atau tingkatan skala. Angka-angka ordinal lebih menunjukkan urutan peringkat dari yang rendah menuju peringkat yang lebih tinggi atau sebaliknya. Angka2 tsb tidak menunjukkan kualitas absolute, tidak pula memberikan petunjuk bahwa interval2 antar setiap dua angka sama. Untuk variabel ini biasanya dipakai ukuran ordinal atas, menengah akan memberikan informasi  berapa interval antara kelas ekonomi rendah dan ke dan bawah. Ukuran ini tidak menunjukkan angka rata-rata kepentingan, sikap urutan ranking atas dasar sikapnya pada objek atau tindakan tertentu atau persepsi. Melalui ukuran ini peneliti dapat membegi respondennya kedalam. Misalnya seorang mhs. Ingin menhukur kepuasan nasabah kelas ekonomi dan tidak kelas ekonomi atas. Tingkat pengukuran ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial dan ekonomi.
Maka dengan menggunakan skala ordinal ia dapat membagi  urutan-urutannya sebagai berikut : Sangat tidak puas (STP) dengan bobot 1, Tidak Puas (TP) dengan bobot 2, Cukup (C) dengan bobot 3, Puas (P) dengan bobot 4 Sangat Puas (SP) dengan bobot 5.      Semua penilaian yang positif atau baik misalnya Puas, Setuju, Baik, Tinggi dan seterusnya dinilai paling tinggi yaitu misalnya 4, sedangkan penilaian yang kurang baik atau negative dimulai dari nilai rendah





misalnya nilai 1.   Perlu diketahui bahwa pada skala ordinal, kita tidak dapat secara pasti mengatakan bahwa nilai  Puas (4) adalah dua kali dari nilai Tidak Puas (2) .



3.  Skala Interval




 
Skala Interval adalah skala suatu variable yang selain dibedakan, dan mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori dan kategori yang lain dalam satu variable. Skala dan indeks sikap biasanya menghasilkan ukuran yang interval. Karena itu ukuran ini merupakan salah  satu  ukuran  yang  paling  sering  dipakai  dalam  penelitian  sosial  dan ekonomi. Analisis statistik parametrik dan ekonometrika dapat diterapkan pada data jenis ini. Contohnya adalah variable umur.    Salah satu ciri khas dari nilai adalah tidak adanya angka nol.


4.  Skala Rasio

Skala Rasio adalah skala suatu variable yang selain dibedakan, mempunyai tingkatan serta jarak antara suatu nilai dengan nilai yang lainnya, juga diamsumsikan bahwa setiap nilai variable diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama (mempunyai titik nol mutlak). Ukuran rasio diperoleh apabila selain informasi tentang urutan dan interval antar responden. Angka-angka pada skala menunjukkan besaran sesungguhnya dari sifatyang kita ukur. Karena ada titik nol, maka perbandingan rasio dapat ditentukan. Dengan adanya nilai nol absolute ini maka nilai pada skala pengukur adalah jumlah yang senyatanya dari yang diukur, dan karena itu semua operasi matematik dapat diterapkan pada ukuran rasio.





Misalnya, seandainya ada suatu skala rasio untuk prestasi, akan ada kemungkinan  untuk  mengatakan  bahwa  seorang  mahasiswyang  mendapat skor 8 pada skala itu mempunyai prestasi yang dua kali lebih besar daripada mahasiswa yang skornya 4.



Tabel 7.1 Perbandingan Sifat Skala

SIFAT
NOMINAL
ORDINAL
INTERVAL
RASIO
Membedakan (=,=)
Ya
Ya
Ya
Ya
Urutan (<,>)
-
Ya
Ya
Ya
Jarak (+,-)
-
-
Ya
Ya
Nol mutlak (x,:)
-
-
-
Ya





 
B.  METODE SKALA

Metode penggunaan skala dipergunakan apabila seluruh skala-skala tersebut di atas ingin digabungkan untuk mendapatkan variable baru. Untuk itu dipergunakan teknik skala yaitu Skala Likert dan Skala Guttman.

1.  Skala Likert

Dalam skala likert, kemungkinan jawaban tidak hanya sekedar setuju” dan “tidak setuju saja, melainkan dibuat dengan lebih banyak  kemungkinan jawaban. Skala ini merupakan bentuk skala yang paling sering digunakan dalam penelitian sosial dan ekonomi. Apabila menggunakan skala jenis ini, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi dimensi, selanjutnya dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan menjadi indikator- indikator. Akhirnya indikator-indikator dapat dijadikan titik tolak untuk membuat





item instrument berupa pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. misalnya

:

Sangat tidak

setuju
Tidak

setuju
Tidak ada

Pendapat
Setuju
Sangat

Setuju
1
2
3
4
5


Cara mengerjakan adalah :




 
1.  Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Responden diharuskan memilih sala satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia.
Kemudian  masing-masing  jawaban  diberikan  skor  tertentu  (misalnya,

1,2,3,4,5).

2.  Membuat skor total untuk setiap orang dengan menjumlah skor untuk semua jawaban.
3. Menilai     kekompakan     antara-pernyataan.     Caranya     adalah membandingkan jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat berbeda, tetapi memberikan jawaban yang sama untuk suatu pernyataan tertentu. Pernyataan yang bersangkutan dinilai tidak baik, dan pernyataan tersebut dikeluarkan (tidak dipergunakan untuk mengukur kondep yang diteliti).
4.  Pernyataan yang kompak dijumlahkan untuk membentuk variable baru dengan mempergunakan teknik summated rating.





                                    2.  Skala Guttman




 
Tujuan  skala  ini  adalah  untuk  memperoleh  ukuran  gabungan  yang bersifat   unidimensional   (hany menguku sat dimensi   saja).   Skal ini didasarkan pada kenyataan bahwa relevansi tiap-tiap indikator terhadap variabel adalah berbeda; satu indikator mungkin lebih dapat mengukur variabel tersebut dengan  lebih  tepat.  Skala  guttman  sangat  baik  untuk  menyakinkan  peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan atribut universal. Skala Guttman mempertahankan keunggulan dimensi, artinya skala sebaiknya hanya mencoba mengukur satu dimensi saja dari pada variabel yang memilih ot Yang berbeda –beda dan apabila seorang responden mempunyai beban yang lebih besar bobotnya maka dia diharapkan akan menyetujui pernyataan 2 yang bobotnya lebih rendah. Misalnya penelitian mengenai pembuatan skala pemilikan benda2 tersebut menyetujui pernyataan beberapa dimensi. Prinsip lain adalah pernyataan sikap kumulatio juga.Artinya mereka yang mampu memeiliki sepeda motor . Mereka yang mampu memiliki sepeda motor diangfap mampu memilki sepeda begitu seterusnya. Untuk itu diajukan pertanyaan sebagai berikut  ;
A.    Apakah anda memiliki radio

B.    Apakah anda memiliki televise ?

C.   Apakah anda memiliki sepeda motor ?

D.   Apakah anda memiliki mobil ?

Andaikan kepada 15 reponden diajukan pertanyaan seperti tersebut di atas
dan didapat hasi sebagai berikut :
   
                                 






JawabanYA diberi kode 1, jawaban TIDAK diberi kode : 0


RESPONDEN
JAWABAN PERTANYAAN
A
B
C
D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
JUMLAH
PEYIMPANGAN              1                        1                       1                        0 = 3 (e) :
JUMLAH
PILIHAN                         12                      11                      9                       8 = 40
JAWABAN (Pj) :



\

 
Jumlah keseluruhan jawaban (n) = 15 x 4 = 60

Berdasarkan  skala  Guttman  ini  dihitung  Koefisien  Reprodusibilitas  (Kr) dan

Koefiesien Skalabilitas (Ks)5




Kr     = 1 -



Jumlah


Jumlah Penyimpangan
pernyataan ´ Jumlah responden



= 1 – e/n

= 1 – 3/60 = 0,95




Ks    = 1 -



Jumlah


Jumlah Penyimpangan penyimpangan yang diharapka



= 1 – e/k,




dimana k = c (e Pj)

c          : Kemungkinan jawaban benar, karena alternative jawaban adalah ya dan tidak, maka c = 0,5
e         : Jumlah penyimpangan

Pj      : Jumlah pilihan jawaban




 
n         : Jumlah keseluruhan jawaban

k          : Jumlah penyimpangan yang diharapkan

Jadi :

Ks       = 1 – 6/0,5 (60 – 40)

= 0,70

berdasarkan perhitungan Kr dan Ks, diperoleh Kr lebih besar dari 0,90, demikian pula Ks lebih besar dari 0,60. maka skala tersebut dapat dianggap layak untuk dipergunakan.



3.  Skala Bogardus

Skala Bogardus merupakan contoh skala yang baik. Skala Bogardus tidak hany berguna untuk mengukur hubungan antar Ras, tetapi dapat diubah untuk mengukur sikap politik, hubungan orang tua dan anak, hubungan antar negara, hubungan antar organisasi disamping aplikasi lainnya.



4.  Skala Thurstone

Suatu skala bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan suatu kriteria  tertentu.  Skala  yang  disusun  menurut  metode  Thurstone  disusun





sedemikian rupa sehingga interval antar-urutan dalam skala mendekati interval yang sama besarnya. Ringkasan tahap-tahap yang harus ditempuh untuk menyusun skala Thurstone adalah sebagai berikut:
1)  Penelitian mengumpulkan sejumlah pernyataan yang relevan untuk variabel yang hendak diukur. Pertanyaan ini dapat bersifat positif ataupun negatif.



 
2)  Suatu  panel  ahli  diminta  menilai  relevansi  pernyataan-pernyataan  tadi terhadap variabel yang hendak diukur. Penyataan-pernyataan yang paling mendapatkan penilaian sangat berbeda dari panel disingkirkan dan pernyataan-pernyataan   yang   mendapa penilaian   yang   hampi sama diikutkan dalam skala.
3)  Setelah nilai skala tiap pernyataan ditentukan, dipilih sejumlah pernyataan yang mempunyai nilai yang merata untuk skala yang ditentukan.
4)  Untuk mencegah sistematik-bias, sebaiknya pernyataan-pernyataan disusun secara acak, tidak mengikuti urutan skala.
5)  Skor responden pada skala ini adalah nilai rata-rata dari nilai pernyataan- pernyataan yang dipilihnya.



5.  Metode Perbedaan Semantik (Semantic Differensial)

Skala perbedaan semantik berusaha mengukur arti obyek atau konsep bagi seorang responden. Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada suatu skala yang mempunyai dua ajektif yang bertentangan. Skala bipolar (dua kutub) ini mengandung tiga dimensi/unsur dasar sikap seseorang, yakni evaluasi, potensi, dan aktivitas. Unsur evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu obyek. Unsur potensi yaitu





kekuatan atau atraksi fisik suatu obyek. Ketiga unsur aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu obyek
Menurut Osgood, ketiga unsur ini dapat mengukur tiap dimensi sikap, yakni:
1)  Evaluasi responden tentang obyek atau konsep yang sedang diukur.




 
2)  Persepsi responden tentang potensi obyek atau konsep tersebut

3)  Persepsi responden tentang aktivitas obyek.

Langkah-langkah  untuk  menyusun  suatu  skala  perbedaan  semantik adalah sebagai berikut :
1)  Tentukan konsep atau obyek yang hendak diukur.

2)  Pilihlah pasangan ajektif yang relevan untuk konsep atau obyek tersebut.

Penentuan ajektif harus dilakukan secara empiris pada dua kelompok sampel yang berbeda.
3)  Skor buat seorang responden adalah jumlah skor dari pasangan ajektif.








































































































































































About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top