Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS ) Author
Title: TUGAS EKONOMI MIKRO
Author: Generasi Rimba Alam Semesta ( GRAS )
Rating 5 of 5 Des:
I.                    PENDEKATAN UTILITAS Asumsi-asumsi yang digunakan yaitu : 1 Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen...
I.                   PENDEKATAN UTILITAS
Asumsi-asumsi yang digunakan yaitu :

1 Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya :

Utilitas = U (barang X, barang Y, barang Z .........)

2 Konsumen akan memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggarannya.
3 Utilitas dapat diukur secara kardinal
4 Marginal Utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun. MU adalah perubahan Total Utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan 1 unit barang yang dikonsumsi (ceteris paribus)

Hubungan antara TU dengan MU


Kuantitas rokok yang dihisap
Total Utility
(TU)
Marginal Utility
(MU)
0
0
-
1
9
9
2
17
8
3
24
7
4
30
6
5
35
5
Skedul MU yang mempunyai ciri yang menurun, setiap tambahan rokok yang dihisap akan menghasilkan tambahan TU yang semakin kecil.

Perbandingan antara MU dengan P

Seorang konsumen akan memilih barang yang dapat memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggarannya. Utilitas tsb akan maksimum jika perbandingan antara MU & harga adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi, Ex : barang X, Y, Z.

MUX                MUY            MUZ
=                    =
 Px                     PY                 PZ

Ex ;
Jika kaidah diatas tidak terpenuhi, maka konsumen bisa "mengatur" lagi alokasi pengeluarannya untuk menaikkan tingkat utilitas yang diperolehnya. Jika konsumen mengurangi konsumsi barang X sebesar 1 unit, maka konsumsi barang Y akan naik sebesar 4 unit dengan jumlah pengeluaran yang sama. Utilitas akan turun sebesar 10 unit untuk penurunan 1 unit barang X tsb. Utilitas akan naik sampai 20 unit jika tambahan konsumsi barang X sebesar 4 unit. TU konsumen akan naik, jika asio MU & P adalah sama, maka konsumen tidak perlu mengatur lagi pengalokasian pembelian untuk menaikkan TU-nya.

MUX                10                                           MUY                5         
=                                = 2,5                            =                     = 5
 Px                     4                                             PY                   1

SLOPE MARGINAL UTILITY
Asumsi bahwa MU semakin menurun (deminishing marginal utility) mencerminkan bahwa kurva permintaan akan ber slope negatif. Konsumen akan mengurangi jumlah barang yang dibelinya jika harga barang tsb naik, sesuai dengan kaidah rasio di atas, ceteris paribus.



II.                Analisis Kepuasan Sama
Indifference Curve (Kurva kepuasan sama) adalah kurva yang memberikan berbagai kombinasi yang memberikan kepuasan yang sama.



Utiliti 100
Utiliti 118
Produk (Y)
Jasa (X)
Produk (Y)
Jasa (X)
2
10
4
10
4
6
5
8
5
5
7
6
9
3
10
5

Text Box: IC1=100

IC2=118
 
MRS untuk IC1. Jika Y, 2è4, maka X, 10è6

Budget Line (Garis Anggaran)
Total anggaran = Pengeluaran untuk produk Y + Pengeluaran untuk Jasa X
                          = Py Qy + Px Qx
Berikut ini disajikan contoh.
Py =Rp 250 per unit dan Px = Rp 100 per unit dengan anggaran Rp 1.000, Rp 1.500, dan Rp 2.000
Qy = = 4 unit dan  Qy = = 10 unit




Garis anggaran yang relevan = B = 250 Y + 100 X
Anggaran Rp 1.000
Anggaran Rp 1.500
Anggaran Rp 2.000
Produk
Jasa
Produk
Jasa
Produk
Jasa
4
0
6
0
8
0
0
10
0
15
0
20



U1=100
 

U2=118
 
Anggaran Rp 1.000 tidak cukup untuk keranjang belanja yang terletak pada U1=100 atau U2 =118
Pengeluaran minimum sebesar Rp 1.500 diperlukan untuk mencapai tingkat utiliti U1 = 100 dan pengeluaran minimum diperlukan untuk mencapai tingkat utiliti U2 = 118.
Jika Py turun dari Rp 250 menjadi Rp 150 dan menjadi Rp 75 dan Px tidak berubah. Anggaran Rp 1.500.
Anggaran Rp 1.500
Produk
Rp 250
Jasa
Rp 100
Produk
Rp 150
Jasa
Rp 100
Produk
Rp 75
Jasa
Rp 100
4
0
12
0
24
0
0
15
0
15
0
15

U2=100
 

U2=118
 
Jadi maksimum produk yang dapat diperoleh dengan harga produk Rp 250 per unit adalah 6 unit, dengan harga Rp 150 per unit adalah 12 unit, dan dengan harga Rp 75 per unit adalah 24 unit.
Pada saat harga produk berubah, konsumen terpengaruh dalam dua hal:

a). Pengaruh pendapatan (Income Effect) yakni peningkatan (penurunan) seluruh konsumsi  yang dilakukan sebagai akibat dari penurunan (kenaikan) harga.
b). Pengaruh substitusi (Substitution Effect) yakni perubahan konsumsi secara relatif yang terjadi pada saat konsumen mengganti produk yang lebih mahal dengan produk yang berharga lebih murah.

Jika diketahui PY = Rp 250 per unit dan PX = Rp 100 per unit dengan U1 = 100 merupakan tingkat kepuasan yang tertinggi yang dapat dicapai dengan anggaran sebesar Rp 1.500. Hal ini menjadikan konsumsi jasa sebanyak 10 unit dan produk sebanyak 2 unit.




Perubahan harga dan pendapatan terhadap kepuasan konsumen.
a.    Perubahan pendapatan barang                             b. Perubahan harga konsumsi
 













SOAL.
1.   Konsumen menghadapi barang X dan Y dengan harga Px dan Py adalah $ 10.000 per unit. Anggaran konsumen $ 80.000
Q
1
2
3
4
5
6
7
8
MUx
11
10
9
8
7
6
5
4
MUy
19
17
15
13
12
10
8
6

a.       Tunjukkan konsumen harus memberlanjakan pendapatan untuk memaksimalkan TU!
b.      Berapa TU dalam kondisi ekuilibrium
c.       Nyatakan dalam persamaan matematis kondisi ekuilibrium tersebut.

JAWAB
a.        
 =  Ã¨  =     

b.
X
11
10
21
Y
19
17
15
13
12
10
86

107

c.
80.000 = 10.000 (2) + 10.000 (6)
 
2.   Konsumen menghadapi barang X dan Y dengan harga Px = $ 4.000  dan  Py= $ 2.000 per unit. Anggaran konsumen $ 80.000
Q
1
2
3
4
5
6
7
8
MUx
20
18
16
14
10
8
6
4
MUy
28
24
20
16
12
8
4
0
       
a.       Tunjukkan konsumen harus memberlanjakan pendapatan untuk memaksimalkan TU!
b.      Berapa TU dalam kondisi ekuilibrium
c.       Nyatakan dalam persamaan matematis kondisi ekuilibrium tersebut.

III.             Teori Nilai Guna (Utility)
Nilai guna (Utility) adalah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang.
Nilai Guna Total (Total Utility/TU) adalah total kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang. Nilai Guna Tambahan (Marginal Utility/MU) adalah tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi tambahan satu unit produk/barang.

Qx
Tux
Mux
0
0
1
10
10
2
18
8
3
24
6
4
28
4
5
30
2
6
30
0
7
28
-2
8
24
-4
9
18
-6

Maksimisasi Nilai Guna
Setiap orang berusaha untuk memaksimalkan kepuasan dari konsumsi barang. Untuk konsumsi satu jenis barang, maka kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat nilai guna total (TU) mencapai maksimum.
Jika konsumen mengkonsumsi lebih dari satu barang, maka penentuan kepuasan maksimum dapat dicapai:
·      Jika ada 2 barang dan harganya sama, maka kepuasan maksimum MUx=MUy
·      Jika ada 2 barang dengan harga yang berbeda, maka tambahan kepuasan (MU) yang lebih besar diperoleh dari barang dengan harga yang lebih rendah dengan MUx=MUy
Dengan harga barang yang berbeda, maka syarat untuk memperoleh nilai guna maksimum (TU) adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk 1 unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan MU yang sam atau  =  
Contoh.
Px = Rp 5.000/unit,dengan nilai guna marginal (MUx) = 5, Py = Rp 50.000/unit dengan nilai guna marginal (MUy)= 50, dan anggaran Rp 50.000
·      Jika dibelikan barang x, maka diperoleh 10 unit dengan MUx=50
·      Jika dibelikan barang y, maka diperoleh 1 unit dengan MUy=50

 =  Ã¨  =
Faktor yang dapat merubah permintaan suatu barang:
1.   Faktor substitusi/penggantian (substitution effect)
Jika P naik, maka MU per rupiah menjadi turun dan sebaliknya dan barang lain tidak berubah, maka konsumen akan menambah konsumsi barang dengan P tetap dan mengurangi barang dengan P naik. Dengan demikian demand barang dengan P naik menjadi turun dan meningkatkan demand barang dengan P tetap.
2.   Faktor pendapatan (Income effect)
Dengan pendapatan tetap dan P naik (turun), maka daya beli pendapatan menurun (meningkat), sehingga konsumen mengurangi (menambah) konsumsi barang dengan P naik (turun).
Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen atau selisih antara kepuasan yang diperoleh oleh konsumen dari mengkonsumsi barang dengan pembayaran yang dilakukan untuk mengkonsumsi barang tersebut.

·      Nilai guna total (TU)=0ABQ
·      Konsumen bersedia membayar = 0QBP
·      Surplus konsumen =APB
 
 


















Jika Si A menganggap harga barang S Rp 50.000 dan sampai di took berharga Rp 40.000, maka surplus konsumen Rp 10.000
Jumlah Konsumsi Mangga Per Minggu
Harga dibayar Konsumen (Rp)
Surplus Konsumen jika P Mangga
(Rp 700/buah)
Akumulasi Nilai Surplus
1
1.700
1.000
1.000
2
1.500
800
1.800
3
1.300
600
2.400
4
1.100
400
2.800
5
900
200
3.000
6
700
0
3.000
7
500*)


8
300*)


*) mangga ke 7 dan 8 tidak dibeli karena P pasar > P yang dibayar konsumen





 

















IV.             Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan
Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta, dapat dijelaskan melalui efek, yakni efek substitusi dan efek  pendapatan. Teori permintaan menjelaskan bahwa bila terjadi penurunan harga akan menambah permintaan, karena konsumen akan menambah barang yang harganya turun, dan akan mengurangi konsumsi barang yang lain (efek pengganti). Disatu sisi penurunan harga juga akan menyebabkan pendapatn riil konsumen meningkat sehingga akan menambah konsumsi berbagai barang (efek pendapatan). Dengan kata lain, efek substitusi adalah terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga, dimana perubahaannya dibatasi pada pergerakan sepanjang kurva indiferen mula-mula(penghasilan rill dianggap tetap),

efek pendapatan adalah terjadi karena adanya perubahan harga suatu barnag yang menyebabkan pendapatan riil konsumen berubah sehingga jumlah barang yang diminta berubah, dimana harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tetap.

Perbedaan efek substitusi dan pendapatan dapat digunakan untuk menentukan pakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior atau giffen. Pengertian barang normal adalah barang yang memiliki efek pendapatan selalu positif sedangkan untuk barang superior dapat ditentukan bila efek pendapatn lebih besar dari nilai absolute efek substitusi.

Efek   Pendapatan:
Penurunan Kurva Permintaan Individu

  • Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
  • Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan pendapatan konstan.
  • Jika harga X turun, pendapatan riil naik sehingga kuantitas barang X yang diminta meningkat.
  • Garis anggaran berotasi (memutar) ke kanan.

  • Perubahan harga berarti mengubah daya beli riil.
  • Individu akan berpindah ke kurva indiferens baru yang konsisten dengan daya beli yang baru.
    • Garis anggaran akan berotasi mengikuti perpindahan kurva indiferens dan daya beli yang baru.


    Efek Substitusi:
    Penurunan Kurva Permintaan Individu
    • Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
    • Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan utilitas konstan.
    • Jika harga X turun, pendapatan “diimbangi“ (compensated) agar utilitas tetap (untuk mencegah peningkatan kesejahteraan sebagai akibat penurunan harga).
    • Pergerakan atau perpindahan di sepanjang kurva indiferens.

    • Individu bertahan pada kurva indiferens yang sama.
    • Konsumsinya harus diubah agar MRS-nya sama dengan rasio harga yang baru dari kedua barang.
    • Perpindahan (perubahan) konsumsi terjadi di sepanjang kurva indiferens.
      Pemecahan efek substitusi dan efek pendapatan dapat dilakukan melalui 2 metode yakni: Metode Hicks dan Metode Slutsky. Pertama akan di paparkan tentang metode Hicks. Dari gambar 4.9 terlihat keseimbangan awal pada titik 1 (pada BL1 dan IC1). Misalkan sekarang tingkat harga X mengalami penurunan, dan BL berubah dari BL1 menjadi BL2. Keseimbangan akhir ada pada titik 3 dengan kurva indiferen yang lebih tinggi (disini keseimbangan konsumen meningkat, walaupun tingkat pendapatan nominal tetap, karena pendapatan riil konsumen terhadap komoditas X naik).
      Sebelum keseimbangan bergeser ke titik 3, sebenarnya secara teoritis terlebih dahulu keseimbangan bergeser ke titik 2. Perhatikan titik 2 yang menunjukan persinggungan  IC1 dengan BL2”. Pada keadaan tersebut komposisi X dan Y telah berubah. Fenomena ini telah menunjukkan antara titik 1 dan 2 sama tingkat kepuasannya (pada kurva indeferen yang sama) tetapi jumlah barang X yang di konsumsi menigkat (sedangkan jumlah barang Y yang di konsumsi turun). Keadaan ini terjadi karena harga barang X mengalami penurunan. Jadi jelas sekarang konsumen mensubtitusikan barang Y dengan barang X karena barang X lebih murah untuk satu tingkat kepuasan yang sama. Inilah yang dinamakan efek substitusi (es).

      Terdapat 3 buah barang yang bisa dikonsumi konsumen, maka terangkan bagaimana konsumen tersebut melakukan pilihan agar utilitas yang diperoleh dari mengkonsumsi ketiga barang tersebut adalah maksimal?
      Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas adalah util.
      Doktrin dari utilitarianisme ,elihat maksimalisasi dari utilitas sebagai kriteria moral untuk organisasi dalam masyarakat. Menurut para utilitarian, seperti Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1876), masyarakat harus bertujuan untuk memaksimalisasikan jumlah utilitas dari individual, bertujuan untuk “kebahagiaan terbesar untuk jumlah terbesar”.
      U tilitas digunakan oleh ekonom dalam konstruksi sebagai kurva indiferen, yang berperan sebagai kombinasi dari komoditas yang dibutuhkan oleh individu atau masyarakat untuk mempertahankan tingkat kepuasan. Utilitas individu dan utilitas masyarakat bisa dibuat sebagai variabel tetap dari fungsi utilitas (contohnya seperti peta kurva indiferen) dan fungsi kesejahteraan sosial. Ketika dipasangkan dengan komoditas atau produksi, fungsi ini bisa mewakilkan efisiensi Pareto, yang digambarkan oleh kotak Edgeworth dan kurva kontrak. Efisiensi ini merupakan konsep utama ekonomi kesejahteraan.

      Dalam menentukan urutan preferensi tersebut, syarat-syarat berikut harus terpenuhi yaitu :
      1. Untuk setiap dua unit untai komodity, misalnya A dan B, bila A memberi kepuasan yang lebih besar disbanding B, maka A harus dipilih dan bukan B ( A is Preference to B ) begitu juga sebaliknya , bila B memberi kepuasan yang lebih besar dibanding A, maka B harus dipilih dan bukan A ( B is Preference to A ).
      2. Bila harus A dipilih dan bukan B, sedang B harus dipilih bukan C, maka A harus dipilih dan bukan C. jadi dalam menemukan preferensi, berlaku hubungan yang bersifat transitif.
      3. Bila untaian komodity A terdiri unsure-unsur yang sama dengan B, sedangkan untuk unsurnya untaian A lebih besar dari B , maka A harus dipilih dan bukan B. tetapi bila hanya sebagian yang lain lebih kecil atau sama, maka tidak dapat dikatakan begitu saja bahwa A harus dipilih dan bukan B.
      4.      seorang konsumen atau suatu keluarga di satu pihak berhadapan dcngan Kebutuhan-Kebutuhan Hidup yang harus dipenuhi, dan yang menentukan apa dan berapa yang ingin dibeli. Di lain pihak dihadapkan dengan Harga Yang Harus Dibayar serta Terbatasnya Penghasilan yang membatasi apa dan berapa yang dapat dibeli.
      5.      Maka persoalannya ialah: bagaimana dengan penghasilan yang tertentu dan terbatas orang dapat memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan sebaik mungkin.
      6.      Menghadapi persolan ini, seorang konsumen harus bertindak bijaksana dalam mempergunakan dan membelanjakan uangnya. Bertindak ekonomis diartikan “mempertimbangkan hasil dan pengorbanan “.
      7.      Hasil yaitu terpenuhnya kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan, yaitu karena kegunaan harang/jasa yang dikonsumsikan
      8.      Terpenuhinya kebutuhan itu menimbulkan suatu rasa kepuasan, Maka hasil yang kita peroleh dan konsumsi barang/jasa biasanya disebut kepuasan (satisfaction) Kemampuan barang/jasa untuk memenuhan kebutuhan manusii disebut (utility).
      9.      Seorang konsumen yang bertindak ekonomis pasti mempertimbangkan pengorbanan, yaitu HARGA yang harus dihayar, dan hasil, yailu MANFAAT atau kepuasan yang diperoleh dari pengeluaran uang itu. Dalam hal ini  akan ditinjau segi yang kedua, yaitu kepuasan yang ditimbulkan oleh manfaat (utility) barang/jasa yang dikonsumsikan. Sebab ternyata ada hubungan tertentu antara jumlah barang yang dikonsumsikan dan manfaat kepuasan yang diperoleh daripadanya. Hal ini berpengaruh terhadap perilaku konsumen, khususnya berapa yang akan dibelinya dari harang/jasa tertentu.
      10.  Untuk mempermudah pengertian, kita pelajari dahulu bagaimana peri-laku konsumen terhadap satu macam barang saja. Dalam hal ini pertimbangan besarnya penghasilan tidak begitu menentukan, sehingga perhatian sepenuhnya dapat dicurahkan pada persoalan perbandingan harga barang dan manfaatnya hagi konsumen. Kemudian dilengkapi dengan memperhatikan perilaku konsumen terhadap berbagai macam barang. di mana besarnya pendapatan serta pembagian pendapatan atas berbagai macam barang itu akan mendapat sorotan.
      Input faktor produksi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. maka biaya produksi pun dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
      1. Biaya tetap (Fixed Cost = FC) >>Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jika ada perubahan dalam jumlah output hasil produksi (sampai pada batas tertentu).
      2. Biaya variabel (Variahel Cost = VC). Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung besar-kecilnya jumlah produk yang dihasilkan.
      3. Biaya total (Total Cost = TC) adalah jumlah biaya tetap dan biaya variable


      V.                Konsep Marginal Propensity to Consume ( MPC ) dan
      Marginal Propensity to Save ( MPS )

      Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposebel dengan konsumsi dan pendapatan diposebel dengan tabungan yaitu kosep kecondongan mengkonsumsi dan kecondongan menabung. Kecondongan mengkonsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi ratarata. Kencondongan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah inggrisnya Marginal Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan formula : MPC = Yd . CΔ
      Kencondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to Consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika konsumen tersebut dilakukan (Yd). Nilai APC dapat dihitung dengan menggunakan formula : APC = Yd.C
      Kecondongan menabung dapat dibedakan menjadi dua yaitu kencondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Kecondongan menabung marginal dinyatakan dengan MPS (Marginal Propensity to Save) adalah perbandingan di antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan pertambahan pendapatan disposebel (ΔYd). Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan formula : MPS = Yd.SΔ.
      Kecondongan menabung rata-rata dinyatakan dengan APS (Average Propensity to Save), menunjukan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd). Nilai APS dapat dihitung dengan menggunakan formula : APS = Yd. S (Sadono Sukirno, 2003: 94-101).



About Author

Advertisement

Post a Comment

 
Top